Iin gadis asal Indonesia memutuskan untuk pindah ke jepang untuk menempati rumah warisan dari neneknya yang asli orang jepang.Rumah itu tampak sepi karena sudah tidak ditempati siapa pun lagi.satu tahun lalu nenek Iin sudah meninggal dan ia mewariskannya pada Iin cucu kesayangannya.Tanoa Iin ketahui bahwa rumah itu pernah di sewa seorang pemuda jepang yang bernama Taka.Dia telah meninggal dunia namun arwahnya sering muncul seperti layaknya orang normal.Namun Iin belum menyadarinya hingga mereka terjerat cinta yang begitu dalam.Sanggupkah Iin bertahan dengan cinta yang berbeda dunia? apakah kisah cintanya akan membuatnya lebih hancur ataukah Iin bisa membuat membuat arwah Taka tenang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Nur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Iin seperti biasa datang ke toko buku hiro.namun kali ini ada yang berbeda.taka beberapa hari ke belakang tidak muncul lagi sejak banyak pertengkaran pertengkaran kecil denganya.Biasanya Taka akan muncul kembali setelah pertengkaran kecil.namun hari ini Iin belum melihat tanda tandanya.Hari hari yang Iin jalani terasa lebih sunyi walaupun beberapa orang berdatangan ke toko.
" Iin,kenapa akhir akhir ini terlihat lebih murung?" tanya Hiro sambil mendekat dan duduk di sampingnya.
" ahh tidak..aku hanya merasa lebih sunyi saja."
" ini kan toko buku in,mereka datang juga tidak banyak bicara karena menghargai beberapa orang yang sedang membaca.kenapa apa kamu sedang punya masalah?" tanya Hiro penasaran.
"tidak juga hiro.tapi sepertinya hari ini aku akan minta ijin pulang tengah hari karena ada urusan sebentar." jawab Iin masih sibuk menunduk membuka tiap lembar yang tak pernah dia baca benar benar karena fokusnya tetap memikirkan tentang Taka.
Hari berlalu begitu cepat,Iin bersiap untuk pulang.memakan kardigan dan tas selempang ya kembali.pamit sebentar pada Hiro lalu Iin keluar dari toko.Iin memastikan membaca kembali alamat yang tertera di koran yang waktu itu sempat dia sobek.Iin mencari kembali dimana tempat Taka di makamkan.
Iin menaiki arah perbukitan yang sepi,pinggirnya di tumbuhi rumput ilalang dan bunga liar yang mekar dengan indah.sesekali Iin terkagum dengan pemandangan di sekitar pemakaman yang berada di atas bukit.tanpa Iin sadari dua orang mengikutinya dari belakang.siapa lagi kalau bukan bocah tengil Toru dan ryota yang membuntutinya sejak dari awal Iin keluar dari toko buku.
Mereka kepo tentu saja,sedikit rasa khawatir juga pada Iin gadis mungil yang menurutnya menyedihkan.beberapa hari ini mereka sudah paham dengan apa yang terjadi pada gadis itu.dia cucu nenek Yuki ternyata.mereka berdua paham,Iin adalah gadis yang di jodohkan nenek Yuki dengan Taka sahabat dekat mereka.
Ryota berjongkok dan menarik tangan Toru supaya ikut dengannya bersembunyi diantara semak semak yang tumbuh liar." cepat sembunyi,kamu ingin Iin tahu kita ngikutin dia." bentak ryota sambil menggeplak bahu Toru.
" aku tahu,kamu ini terlalu senang sekarang mengikuti Iin kemanapun.sebenarnya kamu penasaran atau naksir sih ryota?" tanya Toru penasaran dan menatap lekat sahabat yang berada di sampingnya itu.
" kamu ini banyak Tanya sekali,cepat perhatikan.nanti kita bisa kehilangan jejaknya." ucap ryota mengalihkan pembicaraan.
" justru kamu yang cerewet,sejak pagi kamu terus memaksaku untuk pergi ke toko buku,lalu sekarang kamu mengajaku pergi membuntuti iin.rasanya aku sudah menjadi anggota intelegen tingkat tinggi setelah mengikuti saranmu." Toru mendengus kesal.
" sudahlah jangan banyak mengeluh.kqmu sayang kan sama Taka sahabatmu itu.jadi kamu juga harus bersedia menjaga kekasih ya." alasan ryota lagi.
" kamu ini terlalu perhatian atau posesif hah?" belum sempat ryota menjawab ucapan toru.tiru sudah di tarik untuk melanjutkan perjalanan mereka mengikuti Iin diam diam.
Iin berdiri tepat di depan batu nisan yang kini terdiam membeku.disana tertulis nama Taka lengkap dengan tanggal kematiannya yang sama percis seperti yang tertulis di berita koran.iin membeku sesaat .air matanya tak dapat di bendung lagi.air matanya berjatuhan begitu saja.tubuhnya lemah dan otomatis jatuh begitu saja.tangnyanya mulai meraih setiap butiran tanah yang kini sudah mengering.iin menggenggamnya sambil terisak.
" takaaa...._" ucapnya terpotong tak dapat menahan lagi rasa kecewa juga rindu.rindu yang tak pernah habis Bahkan.sejak dulu Iin begitu menginginkan bertemu Taka versi kecil menjadi Taka yang sudah dewasa.tapi yang ada Iin hanya bisa menemukan batu nisannya saja.
" kenapa kamu pergi secepat itu Taka...bahkan kita belum sempat bertemu..hiks..hiks...tolong kembalilah taka.bahakan cerita cinta kita belum kita mulai."
" tidak...kisah cinta kita sudah kita mulai sejak lama.sejak genggaman tanganku waktu itu.di saat kita mungkin masih terlalu kanak kanak.tapi sejak itu hatiku tidak pernah berubah Iin."..ucapan itu kata kata itu terdengar lembut bagaikan angin yang membelai lembut pipinya.raganya mungkin tidak ada tapi Iin bisa mendengar suaranya.
"Taka..kamu dimana..apakah kamu datang??" tanya Iin panik karena Taka tidak mau muncul lagi.iin merasa bersalah karena sudah membuatnya sakit hati.
tidak ada jawaban lagi,Taka mungkin belum masih ingin memunculkan diri.iin menangis kejer tepat di atas batu nisannya.ryota dan Toru yang melihatnya merasa kasihan dan iba.namun merasa tidak berani mendekati iin.hanya bisa melihat dari kejauhan.
" tolong jangan seperti itu Taka,tolong maafkan aku.aku bisa mengerti jika kamu masih marah padaku Taka." ucap Iin lirih dan memeluk batu nisannya.
Tangan halus seperti sedang menyentuhnya dari belakang,Iin menegang namun dia juga senang.apakah Taka sudah kembali.iin sontak menengok ke belakang.
" Hiro..." ucapnya setengah berbisik.
" iya ini aku,aku khawatir padamu iin.sejak kamu pergi aku memutuskan untuk mengikuti dan menutup toko buku kita.jadi ternyata memang benar perasaanku kamu sedang sedih iin.siapakah dia?"
"Dia ...seseorang yang sangat aku rindukan." jawab Iin lirih menunduk masih memandangi tempat peristirahatan Taka.
" aku mengerti ,ini memang sulit.tapi kamu harus kuat." Hiro mencoba menguatkan.
" ini sudah sore bagaimana kalau kita pulang saja." ajaknya sambil merangkul pundaknya yang naik turun karena menahan emosi yang berluap luap.
" aku masih ingin disini hiro.aku masih belum menyangka,pertemuan kita bahkan seperti ini.aku belum sempat memeluknya."
" jika kamu merindukannya,kamu bisa memeluk tubuhku Iin," ucap Hiro polos dan tak bermaksud lebih hanya ingin menghibur hatinya yang hancur.seletika saat itu juga Hiro hilang kesadaran dan matanya tertutup.tubuhnya tiba tiba jatuh dan Iin panik.
" Hiro..kamu kenapa?" Iin mencoba mengecek keadaannya dan memegang bahunya mencoba membangunkannya." Hiro..bangun,kamu kenapa?"
Dengan pelan Hiro mulaiembuka matanya perlahan.dia bangun dan duduk,matanya menatap Iin dengan intens." in aku sudah kembali,apa kamu senang?" gumamnya pelan membuat mata Iin berkaca kaca.tak ada kata lagi yang terucap.bahakan Iin tidak sanggup menolak dan mengusir arwah Taka lagi.untuk kali ini Iin akan membiarkannya Taka meminjam tubuh Hiro lagi.
Pelukan yang erat dan lama.mereka saling berpelukan.di bawah pohon yang rindang sedang semilir angin yang menyejukkan.ryota dan Toru saling memandang tandanya mengerti semakin paham." Taka sedang memasuki tubuh Hiro." ucap ryota setengah berbisik.
" aku tahu,,,jadi selama ini arwah Taka tak pernah tenang.jadi yang waktu itu memasuki kamu juga benar benar Taka." ucap Toru sambil menggeleng pelan dan menunduk tak menyangka.
mentari mulai turun di upuk barat,Taka dan Iin masih betah berpelukan.iin menenggelamkan tubuhnya di dada Hiro yang semakin menghangat seolah ingin waktu berhenti disana.Rasanya tak ingin berpisah begitu saja.langit mulai gelap dan anehnya ryota dan Toru juga masih bertahan di balik semak menyaksikan kisah cinta yang begitu menyesakan.