Iriana merasakan kekecewaan kepada tunangannya yang ketahuan berselingkuh bersama sahabatnya.
membuat ayahnya jadi khawatir, sehingga membuat ayah nya berpikir untuk ia tinggal di tempat ibunya (nenek Iriana) di Perdesaan.
**
"Apa kau sudah melupakan nya?"
Seseorang yang menunggu nya untuk melupakan kan mantan tunangannya.
Mampukah ia kembali jatuh cinta saat pernah di khianati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sky00libra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab31
Waktu menunjukkan pukul 10 tengah hari. Rai hampir tidak berkedip melihat wanitanya menggunakan dress berwarna putih dengan make up yang flawless sangat cocok dan terlihat cantik.
"Cantik sekali!" Ucap Rai. Membuat pipi Iriana memerah.
Sekarang ia dan Rai sedang mempersiapkan diri untuk ke kondangan. Jika mengingat kejadian yang tadi, maka ia akan selalu menggigit bibir bawahnya. Setelah tadi mereka hampir kepergok kedua kalinya, tapi ini di lain tempat.
"Mas! Aku keluar saja. Mas bisa masuk kesitu, itu pintu kamar aku." lirihnya seraya sesekali melihat lantai satu.
"Yakin gak mau masuk!? Mas bisa lihat-lihat sesuatu dikamar, adek loh." bisik Rai di telinganya. Terpaan nafas hangat itu membuat ia merinding.
Sialnya ia tidak mungkin membiarkan pria ini mengobrak-abrik kan kamarnya.
Dengan terpaksa ia menunggu Rai, sampai selesai mandi. Hampir 10 menit dia menunggu akhirnya pintu kamar mandi nya terbuka dengan pelan.
Melihat Rai mengusap rambut basahnya menggunakan handuk kecilnya. Wajah segar itu terlihat sangat tampan. ia menurunkan padangan nya hingga area dada lebar dan otot perutnya membuat ia menelan kan saliva nya dengan cepat.
Ini yang ia takutkan, bisa saja ia khilaf dengan menerkam pria itu yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi. Tidak bergerak, tapi melihatnya dengan mengerutkan keningnya. Sial pria itu sperti sengaja menggoda nya.
"Ada apa hmm?" ucap Rai dengan perlahan mendekatinya. Ia yang sedang duduk di pinggir ranjang nya. Melihat Rai yang tiba-tiba saja mengukung nya, hingga tetesan air rambut Rai mengenai wajahnya.
Rai mendekatkan wajah nya Sehingga aroma sabun mandi. Yang sering ia gunakan menguar dari tubuh seksi pria ini. Tatapan dengan manik kehitaman itu membuatnya tidak bisa menahan bibirnya untuk lebih maju lagi. Iriana memberanikan dirinya mencium bibir lembut pria itu, seraya menutup matanya.
Membuat nya bisa merasakan jika Rai sedikit terkejut dengan aksi lancangnya. disela tautan bibir mereka. Rai, tiba-tiba saja mempercepat sedikit lumatannya dengan tangannya yang tidak tinggal diam. Meremas gundukan nya, yang terlihat sangat pas di genggaman tangan pria itu.
"Ahhh... Mas!" suara desahan pelan itu membuat Rai tidak bisa mengendalikan dirinya. Menghisap leher nya, membuat ia mendesah tidak karuan.
Ia merasakan dirinya mulai kacau, jika tidak di hentikan makan akan berlanjut lebih jauh. Dan, bisa saja ayah dan ibu nya memergoki nya bersama mas Rai di sini. Baru saja ia pikirkan dan pas sekali pintu kamar nya di ketuk.
"Iriana!" itu suaranya ibunya. Mungkin ibunya merasa kelamaan menunggu, atau curiga anak nya tidak keluar dari kamar bersama pria lain. Menyadarinya dari perbuatan yang ia pancing kan kepada pria yang masih ada di atas tubuh nya. Saling menatap, tapi senyum miring pria itu seperti mengejeknya.
"Mas ke kamar mandi dulu." ucap nya dengan berlalu tidak lupa mengecup bibirnya. Bergegas ia keluar dari kamarnya. Dengan tatapan ibunya yang seperti memicing menatap area lehernya. Ada apa? Apa ia ketahuan seraya menutup leher bekas hisapan Rai. Apakah sudah memerah?
"Cepat menikah nak! Calon menantu ibu terlihat ganas." ibunya berlalu dengan cekikikan yang aneh. ia merasa ibu nya akan marah. Tapi, ternyata....
"Sayang!" Rai memanggil Iriana yang seperti nya sedikit melamun.
"Ehh... Iya mas." ucap nya dengan malu. Ia seperti tertangkap membayangkan sesuatu hal yang me-sum.
"Jangan melamun, dek."
"Iya, mas iya. Ayo kita langsung jalan saja, mas!" seraya membawa langkahnya ke arah luar.
*****
Mobil hitam yang di kendarai Rai mulai melaju membelah jalanan yang sedikit padat. Rai, sesekali menoleh ke arah Iriana di sebelah nya. Ia masih terpesona dengan wanita nya ini. Ia jadi ingin cepat-cepat menikahi nya juga.
Setengah jam perjalanan akhirnya nya, Iriana dan Rai sampai juga di depan ballroom hotel. Tempat acaranya yang sedang berlangsung.
"Mas! Setelah berjabat tangan sama pengantin nya kita makan, lalu pulang." Seraya mengandeng tangan berotot Rai.
"Boleh, sayang! Mas terserah kamu saja." ucapnya. Seraya mengelus tangan putih yang mengandeng nya. Setelah memberikan kartu undangan nya kepada resepsionis di depan.
Ia melihat sekelilingnya dekorasi yang sangat terlihat indah. Melihat satu-persatu temannya yang pernah satu kerjaan dengan nya.
"Mau langsung berjabatan tangan, apa makan dulu, dek." melihat kearah pria ini yang sangat tampan dengan setelan jas nya berwarna putih. Sama seperti dirinya.
"Iriana...! Astaga akhirnya lo bisa dateng." itu suara Boby yang sedikit mengagetkan nya.
"Tunggu...! Siapa pria yang lo gandeng kan ini? Astaga tampan sekali." Boby melambai. Mulai menunjukan jati diri yang sebenarnya.
Rai, hanya terkekeh melihat tingkah teman Iriana. melihat kearah wanitanya, yang sepertinya mulai jijik. Terlihat dari cara dia menatap nya.
"Cowok aku lah...! Mas kenalin ini Boby temen kerja aku dulu."
"Rai Nishav!" seraya mengulurkan tangan nya. Namun di tarik Iriana dengan cepat.
"Jangan menyentuh nya, mas! Itu virus." seraya melet kan lidahnya kepada Boby.
Ia seperti merindukan bercandaan bersama teman-teman kerja nya dulu.
"Sialan lo, Iriana!"
"Ayo ir. Ikut gue, bawai juga laki lo itu. Jangan sampai di embat kunti lagi." lanjutnya. Iriana mengikuti arah Boby yang sepertinya membawanya kearah Luna dan yang lainnya.
"Mas! Gak papa kan aku bawai kesana dulu." ucapnya lirih seraya menatap manik gelap indah itu. Rai mengangguk seraya terkekeh. Dia tidak mempersalahkan nya, asal bisa membuat wanitanya merasa nyaman, itu sudah cukup.
"Hai gaesss...! Lihat teman satu tim kita dulu, sudah punya gandengan plus ganteng." seru Boby, sedikit keras. Semua menatap kearahnya dan mas Rai.
Membuat nya sedikit kikuk. Ia lumayan lama tidak ketemu sama teman se-tim nya. Membuat nya jadi canggung sendiri. Usapan di pinggang sedikit menenangkan nya. Menatap kearah Rai, yang juga menatap nya dengan senyuman tampan itu. Membuat nya ingin membawa pria itu pulang dengan cepat.
"Astaga Ir! Tiba-tiba saja bawa gandengan. Mana tampan dari yang dulu lagi." itu suara Luna.
"Kenalin lah Ir!" ujar Mela ikut nimbrung.
"Oke. Kenalin ini cowok aku! Rai Nishav. Sudah kan, gak usah ajak kenalan berjabat tangan." ujarnya dengan sedikit manyun. Kali ini ia agak posesif. Pokok nya mas Rai punya dia seorang!
membuat teman-teman nya tertawa, melihat penjagaan Iriana yang kali ini super ketat.
"Mas. Memang punya, adek!" bisiknya di telinga Iriana pelan. Membuatnya tersenyum, pipi nya seperti terlihat menggunakan blus on yang cerah.
"Iriana! lihat itu...." ia menoleh kan kepalanya ke arah yang di tunjukkan Boby. Dia....
Di sore pertama, dia dapat merasakan kehangatan itu. membuatnya merasa utuh. memberinya satu lagi, keinginanan kuat untuk bersamanya./Rose//Heart/
Diantara kepusingan seorang author, Sky.
Ada aku yang tertawa dengan durjana /Doge/