Alfath Khalid Abraham Al-Ghiffari .
anak sulung dari pengusaha sukses dan pemilik pesantren besar yaitu Azzura dan Gus Ilham,
Al yang tampan dengan sikap humble namun kritis menjadi pusat perhatian para gadis di kampusnya,tak jarang para gadis saling berlomba untuk mendapatkan hatinya.
Namun apa jadinya jika ia bertemu dengan sorang gadis yang begitu misterius bernama Alisya Humaira,apakah Al akan menghindarinya ? atau mendekatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alisya terluka
Al baru saja tiba di kampusnya,hari ini ada dua mata kuliah yang harus ia hadiri.Al duduk di ruang BEM sambil menunggu matkulnya tiba,di sampingnya ada Ivan dan Radit yang sudah tiba duluan.
Ketiganya nampak begitu asyik bermain game. "Anj Al bantuin gue,gue di serang musuh.Dit maju dit..cepet ege lindungi gue "
"Senjata gue abis Van, si Al aja yang maju gue harus isi amunisi dulu "
"Ah..Al awas!Buruan lindungi gue.Senjata gue abis woi." Ivan terlihat begitu sibuk,mulutnya tak pernah berhenti mengoceh membuat ruangan BEM terdengar rame. "Al..buruan Anj jangan diem mulu " Ivan semakin berseru kencang saat melihat Al malah keluar dari permainan " Woi, Al ngapa lo malah keluar ege!" Seru Ivan
Al melihat ada panggilan masuk,sebuah nomor yang ia tidak kenal.Namun Al langsung menjawabnya siapa tau telpon penting.Al terdiam saat mendengar seseorang di seberang sana berbicara dan tidak lama panggilan langsung terputus.
Al menarik tasnya dengan kasar,kemudian berdiri dan bersiap untuk pergi.
"Woi Al mau kemana lo? Bentar lagi jam matkul "
"Mbok Mi nelpon,nyokapnya Alisya ngamuk lagi "
Ivan dan Radit bisa melihat dengan jelas raut khawatir dari wajah Al.Ivan dan Radit tau Al sedang khawatir,tidak baik jika mengendarai motor bisa-bisa Al mengendarainya seperti sedang di sirkuit balapan.
Ivan dan Radit akhirnya memutuskan untuk menemani Al,mereka bertiga berangkat dengan menggunakan mobil Ivan.Al terus meminta Ivan untuk melajukan mobilnya dengan lebih cepat.Entah kenapa perasaanya mendadak tidak enak,rasanya gelisah sekali.
Al terus berdzikir dalam hatinya,seperti yang selalu di ajarkan sang abi jika sedang merasa resah maka dzikir lah sebagai obatnya.
"Van lebih cepet,perasaan gue gak enak"
"Sabar Al,lo gak mau kan kalo tar niatnya mau nolong malah jadi kita bertiga yang masuk IGD " Radit terus mengingatkan Al agar lebih tenang.
Belum sempat mobil Ivan parkir sempurna,namun Al sudah keluar duluan.Dengan langkah besar Al memasuki gerbang rumah Alisya.Jantungnya berdebar cepat,apalagi saat mendengar suara suara teriakan yang ia yakini suara mamanya Alisya.
Jantungnya semakin berdebar cepat saat mendengar suara gaduh teriakan dan seruan nama Alisya.Al berlari masuk ke dalam rumah dan betapa terkejutnya saat melihat Alisya terjatuh dari tangga.
Al langsung berlari dan meraih tubuh Alisya. "Alisya bangun...SYA BUKA MATA KAMU!" Teriak Al.
Al mengangkat tubuh Alisya,dengan gerakan cepat Al langsung membawa Alisya keluar.Ivan dan Adit yang mendengar teriakan Al ikut berlari,saat melihat Al membawa tubuh Alisya dengan sigap Radit langsung membukakan pintu belakang mobil Ivan.
Ketiganya langsung membawa Alisya kerumahsakit milik Arkana."Dit tolong hubungi Umma "
Telepon terhubung,terdengar suara wanita di seberang sana " Assalamu'alaikum dit "
"Wa'alaikumsalam,Umma ini Al "
"Loh ko! Ada apa bang?"
"Al sedang dalam perjalanan ke rumah sakit membawa Alisya,tolong Umma segera susul Al ke rumah sakit milik Pak.Arkana."
"Innalillahi,alisya kenapa bang? Apa yang terjadi?"
"Nanti abang jelaskan,Umma tolong beritahu daddy juga karena ada hal yang harus kita diskusikan"
"Ya sudah kalian hati-hati ya,umma secepatnya menyusul bersama yang lainnya "
"Assalamu'alaikum"
Telpon terputus,Al menatap wajah yang tertutup cadar.Al merasakan tangan yang berada di bawah kepala Alisya basah,ia yakin pasti itu darah.Jantung Al semakin berdebar cepat."Aku mohon bertahanlah Sya"
Mobil tiba di depan pintu masuk IGD,Radit turun dan membukakan pintu untuk Al.Al dengan sigap mengangkat tubuh Alisya dan membawanya masuk. "Tolong periksa segera dok" Ucap Al dengan nada dingin.
Al mengingat kembali wajah wanita dan laki-laki yang bersama Alisya tadi,wajahnya terlihat seperti biasa saja.Tidak memperlihatkan rasa takut atau bersalah saat Alisya terjatuh dari tangga.Al yakin wanita itu adalah mamanya Alisya sedangkan laki-laki di sampingnya Al tidak yakin siapa dia.
Apa yang terjadi sebenarnya,yang ia dengar saat Mbok Mi menghubungi nya hanya bilang mamanya ngamuk dan ingin menyiksa Alisya.Mengingat ucapan Mbok Mi tadi membuat wajah Al berubah menjadi dingin.
Al masih berdiri di depan pintu kamar pemeriksaan,ada Adit dan Ivan yang duduk di depannya. "Al duduk dulu,tenangkan diri lo "
Al menurut,dirinya duduk di sisi Adit.Ia menatap tangannya yang masih terdapat bekas darah Alisya.Masih terekam jelas tubuh Alisya berguling dari tangga atas hingga lantai bawah membuat Al mengepalkan tangannya.Tiba-tiba rasa takut menyelimuti relung hatinya.
"Al lebih baik lo bersihin dulu tangan lo,liat tangan lo masih ada bekas darah Alisya"
Namun ucapan Ivan seolah hanya angin lalu bagi Al.Al tetap duduk,tatapannya tak berpindah dari pintu yang sejak empat puluh menit lalu masih tertutup rapat.
Mbok Mi sudah datang menyusul dengan membawa beberapa pakaian Alisya,mbok Mi tak kalah syock.Mbok Mi terus menangis dan menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi sang nona muda.
Satu jam berlalu,belum juga ada dokter atau perawat yang keluar membuat Al semakin resah.Dari arah luar terlihat beberapa orang datang.
Umma,abi,daddy serta pamannya datang.Terlihat wajah-wajah tegas dan dingin dari keluarganya. "Abang !" Panggil Umma Zura.
Al berdiri dan langsung memeluk sang umma,rasa khawatir,resah,takut bercampur jadi satu membuat Al membutuhkan sebuah penenang "Alisya jatuh dari lantai atas,Abang liat dengan jelas tubuh Alisya berguling dari tangga atas sampai lantai bawah "
"Astaghfirullah,innalillahi...kenapa bisa terjadi bang? Dan dimana kejadiannya?"
Al melepaskan pelukannya,badannya terasa lemas.Dengan sigap Umma Zura membawa Al untuk duduk agar lebih tenang.Umma melihat kedua telapak tangan Al terdapat bekas darah yang ia yakini milik Alisya.
"Tarik nafas terus istighfar bang" Abi Ilham mengusap pelan punggung sang anak sulung yang terlihat kacau.
Setelah merasa tenang akhirnya Al menceritakan semuanya,tak hanya Al namun Mbok Mi juga menceritakan asal mula kejadian yang sebelumnya.
Al mengepalkan kedua tangannya dengan erat saat mendengar semua cerita Mbok Mi.Emosinya seakan ingin meledak mendengar betapa kejamnya perlakuan mamanya terhadap Alisya.
Tak hanya Al,semua yang mendengar pun ikut geram.Terlebih Zura yang sejak dulu paling tidak suka jika ada orang yang tertindas.Sorot mata Al dan Zura berubah menjadi dingin dan tajam membuat orang-orang sekitar yang mengenal mereka tau jika keduanya sedang menahan emosi.
"istighfar,kendalikan kalian berdua.Umma,bang Jangan sampai di kuasai mereka lagi." Kembali Gus Ilham memperingati Zura dan Al agar tidak di kuasai jin yang ada pada diri mereka.
Suasana mendadak hening saat mbok Mi selesai menceritakan semuanya.
"Abi,abang ingin menikahi Alisya sekarang juga!"
...****************...
aja