Tidak ada yang tahu pasti bagaimana takdir telah di gariskan. Almira Kanaya tidak sengaja menumpahkan jus milik salah seorang pria yang bernama Hafiz Muhammad Adnan.
kejadian tak terduga tersebut ternyata menarik keduanya dalam hubungan abstrak yang cukup membuat hati mereka porak-poranda bak rollercoaster. penasaran? mari simak kisahnya.
note : cerita ini murni dari tulisan author dilarang untuk di coppy paste, jika terdapat maka akan berusan dengan undang-undag hak cipta. ☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Hikma Arzam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19. Berhenti
sepulang dari rumah Hafiz, badan Almira terasa remuk bahkan hatinya juga ikut cape meskipun tadi ia menang telak melawan kekonyolan mantan putri Indonesia itu tapi kebaikan Hafiz memang diluar batas. ternyata ia mulai paham soal kebaikan yang bisa membuat dia terjebak.
Ia masih sangat kesel karena apa yang menjadi kebingungan nya malam ini belum sempet terpecahkan. ada pengganggu sejenis umbi-umbian yang mencoba melilit si spesies tanah subur baik hati.
Ada banyak perandaian jika saja Angeline tidak muncul tiba-tiba, atau jika saja ia tahu lebih dulu kalau pria yang ia fans hampir setengah gila itu adalah sahabat abangnya mungkin tidak akan semenyebalkan ini, ia suka itu mutlak dan perasaan tidak mudah di bolak-balik semudah telapak tangan kan.
Entah mengapa ia merasa semenjak bertemu Hafiz secara langsung bukan lewat foto Instagram hidupnya perlahan mulai abstrak, apakah ia harus move on lebih cepat? agar hidupnya tidak melulu seputar mahluk spek baik hati berlebihan itu. entahlah.
Almira berbalik sebelah kanan lalu meraih ponselnya, berbagai cerita dengan Bella mungkin akan sedikit melegakkan namu baru saja ia membuka kunci ponsel notif dari nomor tidak dikenal muncul
+62853******** : Hei, saya Angeline, besok ada waktu untuk bertemu sebentar Al-Mira?
^^^Almira : Baiklah.^^^
*62853******** : oke jam 9 di taman ya seyou..
Almira menghela nafas saat medapat pesan baru dari Angeline ini, pikiran nya penuh tanya, dari mana perempuan itu mendapatkan nomornya? apa yang akan ia bicarakan apakah ini berhubungan dengan Hafiz?
"Al, kamu belum tidur?" tegur Haya yang baru saja masuk dalam kamar, setelah heran karena pintu kamar adiknya ini belum di tutup.
"banyak pikiran bang" balas Almira lalu bangun dari posisi rebahannya.
Haya duduk di kursi meja rias Al, menatap dengan tanya "kenapa? kepikiran soal yang tadi?
Almira mengangguk, " iya, plus aku mau tanya deh bang " Almira meraih bantal bentuk Alpukat nya seraya dipeluk menatap serius Haya.
"soal?"
"kenapa abang nggak pernah cerita kalau kak Hafiz itu adalah sahabat abang dan rumahnya sering kita kunjungi?"
Haya mengusap wajahnya lalu menatap serius Almira. "pertama karena abang nggak mau kamu kenal Hafiz melalui abang, ke dua ya karena abang juga nggak tahu kalau ternyata kamu jatuh cinta sama dia"
"abang mah gitu, kalau abang cerita kan kemungkinan besar aku nggak jatuh cinta itu besar, lagian apa salahnya sih kenal dia lewat abang" protes Al.
Haya terkekeh "ya nggak salah juga, hanya saja kan itu udah jalannya Al, lagian Hafiz ganteng, mapan, baik hati cocok kok kalo jodoh" timpal Haya, kini ia sudah mulai mencium botol parfum Almira yang wangi cherry.
"aku paling nggak suka ya jawaban abang kek gitu"
"loh kenapa?"
"itu tandanya abang ngasih aku harapan tau, di saat aku udah belajar berhenti untuk mencintai dia abang malah kasih bumbu" balas Almira sinis.
Haya menyemprotkan parfum ke bajunya lalu tertawa setelah meletakkan kembali parfum itu.
"yang namanya jodoh, maut, dan rezeki itu kan hanya Allah yang tahu, berharap itu nggak salah kali aja mungkin kalian berjodoh kan, lagian aku hanya menjabarkan kelebihannya that's it."
"iya aku tahu, tapi abang kayaknya amnesia ya? di kantor bang Hanan kan abang bilang buat nggak berharap lebih, terlebih lagi si mbak-mbak mantan putri Indonesia itu, dia suka loh bang sama kak Hafiz, kak Hafiz itu terlalu perduli nggak cocok sama aku yang sumbu pendek mudah cemburuan ini" jelas Almira merasa gemas dengan pola tingkah Haya malam ini.
"hum" Haya memperbaiki posisi duduknya, tangannya ia naikkan ke dagu. "Hafiz terlalu iba sih iya, tapi abang mulai tidak rela saja jika sahabat aku itu diambil oleh Angeline, aura buruknya itu kuat banget."
"terus aku gitu yang di jadiin tumbal?" balas Almira sarkas, ia suka Hafiz memang, tapi bukan gayanya untuk merebut laki-laki yang di incar oleh orang lain terkecuali Hafiz juga suka sama dia.
Haya berdiri menatap pantulannya di cermin kemudian berbalik menatap adiknya yang kini sudah misuh-misuh.
"nggak jadi tumbal juga lah, tapi kalau abang boleh jujur sebenarnya abang setuju kamu sama Hafiz kalau nanti jodoh karena manusia itu tipe bucin yang setia tingkat dewa, cocok buat kamu yang sedikit-sedikit merajuk, but kalau al nggak mau abang cuma punya permintaan satu tolong dia dari gadis yang bernama Angeline itu"
Haya mengakhiri ucapannya seraya mengusap puncak kepala Almira lalu berbalik pergi meninggalkan adiknya yang terdiam. maafkan Haya jika ia terkesan plin plan atau memberi harapan palsu tapi obrolan nya dengan Hafiz sebelum mereka pulang tadi membuka matanya bahwa benar sahabatnya itu sangat mencintai adiknya bahkan Angeline hanyalah bentuk tasa kemanusiaan meskipun ia tidak jamin kedepannya akan baik-baik saja.
...----------------...
"Kamu harus jauhi Hafiz" ucap Angeline menatap Almira dengan penuh intimidasi.
Almira mendengkus "apa urgensi nya saya harus menjauhi Hafiz?" balas Almira santai, ia sama sekali tidak takut dengan gadis cantik nan tinggi di depannya ini.
"karena saya adalah calon istri nya seharusnya kamu sadar diri, bukannya media sudah banyak mengabarkan berita tentang kami? jadi mending kamu jangan jadi perebut" tegas Angeline.
Almira memutar bola matanya malas "calon istri ya? tapi kenapa semalam kak Hafiz tidak mengenalkanmu secara resmi bahwa kamu calon istrinya, orang tuanya pun tidak tahu, soal media i think itu bisa aja di rekayasa"
"kamu ini" Angeline berdiri lalu mencengkeram bahu Almira dengan keras "berhenti mendekati Hafiz, atau saya akan melakukan segala cara untuk menghancurkan kamu" ancaman itu nyata terlihat dari tatapannya.
Almira menggerakan lehernya yang mendadak tegang, ia kemudian melepas secara paksa tangan Angeline, cengkraman tangannya, bahunya terasa sakit tapi ia tidak peduli.
"oh wow, seorang pemenang putri Indonesia bisa bermain licik juga rupanya, silahkan saya tidak takut" jawab Almira seraya tersenyum miring.
"mau menghancurkan saya? apa anda lupa mis Angeline Dwi Farhana kalau saya adalah anak dari Razfan Al-Haq" lanjut Almira lagi. ia tidak akan tinggal diam jika mendapat gertakan.
"saya meminta kamu menjauhi Hafiz secara baik-baik, tapi kamu malah menantang saya" balas Angeline.
"saya hanya menjelaskan semua fakta yang saya liat, dan saya tidak akan pernah takut untuk ancaman kamu" pungkas Almira lalu berdiri dari bangku taman itu.
"tunggu, kamu akan benar-benar menyesali semuanya jika tidak mengikuti apa yang saya minta"
"whatever mbak, silahkan lakukan segala cara untuk menjatuhkan saya i don't care, tapi untuk menjauhi Hafiz biar semesta yang bekerja, calon istri kok ketakutan sama saya" balas Almira lalu pergi meninggalkan Angeline yang terlihat gusar sekaligus emosi.
"arghhhh" Teriak Angeline seraya mengepalkan tangannya, kenapa gadis itu tidak takut padanya? ia salah langkah seharusnya ia tidak mengancam anak pemilik perusahaan terkenal di kota ini. Almira sudah pasti punya banyak pelindung jika ia bermain fisik. tapi ia punya kakak yang juga punya bawahan seperti nya tindakan fisik harus ia coba.
ia merutuki kebodohannya tapi senyum mengerikan itu terbit, jika Almira tidak bisa di sentuh nanti, masih ada seribu satu cara untuk menjatuhkan nya, ia akan membuat mental gadis itu terguncang. minimal membuat gadis itu down sudah cukup.
"Halo pak, saya punya misi untuk anda" ucap Angeline dengan seseorang yang tengah ia hubungi melalui ponsel
"Bella jangan gitu lah."
ceritanya keren banget seriuss😁✨✨
jangan lupa mampir di karya aku ya thor. terimakasih