CEO yang dijodohkan oleh orang tuanya sewaktu kecil. tetapi CEO memiliki kekasih. akhirnya CEO membuat surat kontrak pernikahan selama enam bulan. Dan dia juga membuat surat cerai yang sudah dia tandatangani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Felicia Sonda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34 LDR
Dimas terus memegang tangan sara. Sampai ke bawah meja makan.
"Kayak mau lepas saja itu istri kamu" ledek papa rian.
Dimas melepas tangan sara
"Papa apa apaan si"
"Habisnya kamu ini, biar turun dari kamar saja sampai gandeng tangan begitu".
"Papa mau makan lauk apa pa" kata sara memotong perbincangan mereka.
"Papa mau makan ikan itu saja sama sup itu."
"Oke. Ini pa makanannya"
"Makasi nak"
"Sama sama"
"Kalau kamu mas, mau makan apa"
"Saya mau sup juga sama udang pedas."
"Oke. Ini makanlah"
"Makasih"
"Iya sama sama"
sara pun mengambil makanannya sendiri dan memakannya.
Ketika selesai, sara dan dimas akan ke rumah terlebih dahulu dan mengantar sara ke rumah papa dika.
"Dimas papa tidak bisa antar ya. Hari ini papa ada kegiatan di luar" kata papa rian
"Iya pa tidak apa apa"
"Ya sudah. Kami balik dulu ya pa. Mas dimas belum bereskan bajunya pa." Kata sara
"Ya sudah. Kalian hati hati di jalan. Semoga masalah kamu di sana cepat terselesaikan ya" kata papa rian sambil memeluk anaknya.
"Amin. Semoga pa"
"Kamu juga sering sering jenguk papa ya" papa rian memeluk sara juga.
"Iya pa. Papa juga sehat sehat selalu ya.
"Iya nak. Kalian berbahagia selalu"
"Loh han kamu sudah datang." Kata papa rian saat mengantar sara dan dimas keluar rumah.
"Iya pa. Saya baru datang juga"
"Apa kamu sudah makan"
"Sudah pa. Sebelum ke sini makan dulu tadi"
"Oke oke. Kalian hati hati ya dijalan"
"Siap pa. Han pamit ya"
"Iya nak"
Mereka bertiga masuk ke mobil dan menuju ke rumah dimas dan sara.
"Han kamu tunggu dulu ya. Saya mau bereskan pakaian saya dulu"
"Iya tuan"
"ra bantu"
"Iya"
Dimas menarik tangan sara masuk ke kamarnya.
"Katanya mau bereskan baju. Ini malah nempel mulu" kata sara yang selalu di peluk dimas dari belakang. sara mengambil baju apa saja yang akan di bawah dimas.
"Ra kamu ikut saja ya."
"Tidak bisa. aku juga kerja di sini"
"Saya kan bosnya."
"Pokoknya tidak bisa. Sana pindah dulu. aku mau ambil celana kamu. Ribet tau kalau kamu nempel gini."
"Iya iya."
Dimas melepas pelukannya dan duduk di kasur sambil melihat sara memasukkan bajunya.
"Mending kamu mandi dulu de. Biar segar"
"Iya"
Dimas berjalan dengan loyonya.
"Kenapa dengan dia. Apa benar aku ini sudah ada di hatinya" batin sara melihat dimas masuk ke kamar mandi.
"Ke mana dia pergi" kata dimas yang sudah selesai dengan mandinya.
Dia sudah melihat pakaian yang akan dia kenakan di atas kasur.
"Han kalian perginya jam dua kan"
"Iya nona"
"Sekarang kan masih pukul sebelas. Kalian makan disini saja ya"
"Boleh nona"
"Kamu sukanya makan apa"
"Saya suka semua yang anda masak nona"
"Ya sudah tunggu ya biar kalian saya masakan."
"Oke"
Tak lama dimas keluar dengan satu kopernya.
"Dicariin di atas ternyata di sini" kata dimas
"aku mau masak dulu biar kalian makan baru berangkat"
"Iya"
sara melanjutkan memasaknya, han dan dimas duduk di ruangan tengah sambil membicarakan tentang perusahaannya.
"Bagaimana han. Semua yang aku minta sudah kau kumpulkan"
"Iya tuan. Semuanya sudah ada. Dan yang bersangkutan sudah ditangkap semalam. Anggota saya sudah menemukan dia di rumah temannya, tempat dia bersembunyi"
"Bagus"
Dan tak lama makanan pun selesai.
"Ayo kalian makan dulu. aku mau mandi dulu"
"Iya" kata dimas dan han
Sedangkan sara naik ke atas untuk mandi. Dia juga mempersiapkan apa saja yang dia akan bawa ke rumah orang tuanya.
Setelah selesai, sara turun dengan koper kecilnya.
"Ra kamu tidak makan" kata dimas
"Nanti saja di rumah mama"
"Ya sudah"
"Kalian sudah selesai"
"Iya. Ya sudah kita berangkat ya"
Mereka bertiga menuju ke rumah mama nia dan papa dika
"Dimas aku antar sampai bandara ya"
"Tidak usah. Kamu di rumah saja. Nanti saya berat perginya"
"Apaan si"
Dimas memegang tangan istrinya.
"Memang kenapa. Sama istri juga" kata dimas
"Astaga apa se bucin ini anda sekarang tuan" batin asisten han sambil tertawa sendiri.
"Ada apa han" kata dimas yang melihat asistennya itu tertawa sendiri.
"Tidak apa apa tuan"
"ra nanti kalau aku di sana jangan dandan yang berlebihan ya. Jangan jalan sama doni, jangan tebar pesona ya" kata dimas saat akan sampai di rumah papa dika
"Apaan si dimas. Memang saya dandan berlebihan ya. perasaan penampilan saya biasa biasa saja. Doni itu sahabat saya juga."
"Tapi dia suka sama kamu"
"Kenapa juga kalau dia suka. Tidak ada salahnya kan"
"Salah lah. Yang dia sukai itu istri ku"
"Sudah diam. Ini sudah sampai ayo turun"
sara pun turun dan di ikuti dimas.
"Selamat siang pa ma" sapa dimas dan sara.
Karena hari minggu, papa dika dan mama nia ada dirumah.
"Siang pa ma" sapa sara
"Tumben kalian kemari. Kamu bawa koper ra" kata mama nia
"Iya ma. sara mau menginap di sini ma. pa" kata dimas
"sara naik kamar dulu ya. sara mau bawa barang saya dulu.
"Iya nak" kata mama nia
"Loh kenapa sara kamu suru menginap di sini" kata papa dika
"Saya mau keluar negri pa nanti jam dua. Saya mau titip sara di sini. Takutnya sara sepi di rumah kalau sendiri. Saya ada urusan dengan perusahaan saya di sana. Kemungkinan saya seminggu di sana pa ma. Boleh kan dimas titip istri dimas disini"
"Ya boleh lah. Rumah ini juga kan rumah kalian." Kata papa dika
"Terima kasih pa"
"Kalau begitu saya pamit ya pa ma. Sudah jam satu, takut nanti macet dijalan.".
"Iya kamu hati hati dijalan"
"Iya pa. Saya pamit sama sara dulu"
"Iya nak"
Dimas naik ke kamar istrinya.
"Ra kamu dimana"
"Iya tunggu. Saya buang air kecil"
Setelah selesai sara keluar.
"Kenapa" kata sara saat sudah keluar dan berjalan mendekati dimas yang duduk di kasur.
Dimas berdiri dan memeluk istrinya.
"Ra nanti kalau saya jauh, kamu rajin kasi kabar ya." Kata dimas sambil memeluk istrinya dengan erat
"Iya. Kamu hati hati di jalan ya. Jaga kesehatan"
"Mmmmmm"
Dimas melepas pelukannya dan mereka saling pandang. Akhirnya dimas mencium bibir istrinya dengan lembut dan lama. sara hanya diam kaget dan juga merasakan perasaan lain.
"ra saya pasti rindu kamu" katanya lagi dan memeluk istrinya lagi.
"Iya. aku juga pasti rindu kamu. Sudah nanti kamu telat. Kasihan han sudah nunggu kamu"
"Kok kamu ingat laki laki lain si. Suami kamu ini lagi berat hati ninggalin kamu."
"Iya iya. Sudah jangan kayak anak kecil de. Ayo kita turun"
"Mmmm" dimas melepas pelukannya dan mereka berjalan turun.
"Lihat tu pa anak kamu, kayaknya mereka sudah saling menerima" kata mama nia melihat dimas dan bintang yang turun bergandengan tangan.
"Iya ma. Semoga mereka bahagia selalu." Kata papa dika
"Ma pa saya pamit dulu"
"Iya nak"
Dimas mencium tangan papa dika dan mama nia.
"Ma pa saya antar mas dimas dulu ya ke depan"
"Kamu tidak antar dia ke bandara" kata mama nia
"Tidak usah pa. Biar sara di sini saja" kata dimas
"Ya sudah"
Dimas dan sara keluar dari rumah menuju ke mobil.
"Kenapa kalau saya antar ke bandara"
"Tidak usah. Nanti ada yang suka kamu saya lebih takut itu. Kamu di sini saja biar saya bisa tenang."
"Iya iya. Hati hati ya han. "
"Iya nona"
"aku pergi ya, ingat kalau mau keluar kamu beri tahu dulu." Dimas mencium kepala bintang dan kemudian masuk ke mobil.
"iya."
"Semoga kamu selalu seperti ini dimas." Batin sara. Mobil yang dimas tempati sudah mulai tak kelihatan. sara pun masuk ke dalam rumah.
"Ma pa sara lapar."
"Loh kamu belum makan" kata mama nia
"Iya. Tadi sara cuma masakan buat mereka, tapi sara tidak ikut makan.
terus knp sara gak di bikin istri yg tegas pintar,malah di bikin kalah sama gundik.
bahasanya juga pakai kata saya kek gmn gitu Thor.
kek ngmng sama orang lain bukan orang dekat.