NovelToon NovelToon
Balas Dendam Celestia. Cahaya Di Kegelapan

Balas Dendam Celestia. Cahaya Di Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Balas Dendam / Fantasi Wanita
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Neogena Girl

"Pergi dari Kediaman ini. Kau sudah bukan lagi bagian dari Keluarga Viscount Avena!"

"Tuan Viscount, Hubungan Ayah dan Anak di antara Kita benar-benar sudah terputus seperti rambut ini." —Celestia

"Aku membantumu untuk menghilangkan hubungan yang ingin Kau putuskan itu. Sama seperti rambutmu yang sudah terbakar habis, menjadi abu dan diterbangkan oleh angin, begitulah hubungan kita. Benar-benar menghilang." —Viscount Avena

"...Selamat tinggal. Di masa depan, berhati-hatilah dengan bencana yang datang dari dendam yang kau tanam dan Kau pupuk subur di dalam diriku ini, Tuan Viscount." —Celestia

Apa yang terjadi sehingga menciptakan sosok yang menjalani kehidupan dengan kaki yang berpijak pada dendam ? Apakah balas dendam wanita itu berjalan lancar ? Atau terkendala dengan kekuatan yang ada pada dirinya? Saksikan selengkapnya, hanya di Noveltoon dengan judul "Balas Dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 31

Walau menutup mata, Celestia tetap dapat melihat sekitar. Kekuatan Suci yang menyebar menghantarkan penglihatan pada Celestia tentang apa saja yang telah di lenyapkan dan sejauh apa perluasan cahaya dari kekuatan suci menyebar.

Para Kesatria sontak menurunkan pedang saat para monster mulai musnah dengan sendiri nya.

30 menit kemudian, tubuh Celestia sudah sepenuhnya menempel di dada Charles yang bidang. Dia kehabisan tenaga usai menyucikan hutan dengan skala yang cukup besar.

Dengan jemari yang bergetar, Celestia tetap meninggalkan jejak seperti sebelum-sebelumnya. Dan sungguh setelah itu, Celestia kehilangan kesadaran. Diana langsung mendekat dan menyalurkan kekuatan suci pada Celestia. Yang awalnya bernafas patah-patah dengan tubuh yang di hiasi peluh, berangsur-angsur membaik. Namun tidak mejadi alasan Celestia langsung terbangun. Kelopak mata gadis itu tetap tertutup.

“Dirikan tenda. Kita akan beristirahat malam ini sambil memantau kondisi Tia.” Tutur Charles dan semua Kesatria langsung sibuk membangun tenda.

Barang-barang yang Mereka butuhkan tersimpan dengan baik dalam aksesoris sihir yang Mereka pakai. Ada yang dalam bentuk cincin, kantung kecil, dan berbagai macam alternatif lain sesuai kemauan penyihir yang menciptakan sihir perluasan ruang di tempat kecil.

...*** ...

Di dalam tenda yang di bangun untuk Putra Mahkota, Celestia sudah terbaring di atas kasur dan diapit oleh Charles dan Enzo.

“Mempelai wanita ?” Papar Enzo dengan kening yang dikerutkan.

“Aku mendengarnya dengan sangat jelas. Walau ini hanya praduga, tetapi pasti tepat sasaran. Tia di incar oleh pemimpin dari para iblis.”

“Tunggu dulu, Charles. Pemimpin Para Iblis tidak akan selemah itu. Jika Dia pemimpin nya, sudah pasti akan mudah menarik Tia di pembasmian sebelumnya. Dia pasti bukan pemimpin Iblis.” Tutur Enzo kekeh.

“Haah.. Kita tidak memiliki pengetahuan tentang kekuatan suci dan Iblis. Andai saja Kita bisa menjalin hubungan dengan salah satu pendeta dari Kerajaan Fern, Kita pasti mendapatkan banyak bantuan.”

Di tengah obrolan yang sudah menemui titik buntu, Celestia bangun dan duduk dalam posisi yang nyaman bagi tubuh. Setelah menyentuh wajah, topeng sudah tidak terpasang di sana. Celestia menengok ke samping dan langsung memegang topeng yang di simpan dengan baik di sebelah tubuh.

“Oho~ Kau bahkan tidak mengajak berbicara... Apakah ini tandanya Kau sudah nyaman dengan Kami ?” Ucap Enzo sambil memasang senyum di wajahnya.

“Umm.. Lagi pula Kalian tidak akan memberikan hukuman pada pemilik kekuatan suci seperti Ku kan ?” Balas Celestia membuat senyum di wajah Enzo luntur. Dia kalah telak.

“Tia, apa Kau tidak bisa terlepas dari topeng itu ?” Sambung Charles melihat jemari Celestia sudah sibuk membuka tautan topeng yang menyusahkan.

“Tentu, Yang Mulia. Topeng ini—!!!!”

Takh

Topeng yang Celestia pegang terjatuh dari tangannya. Sorot mata Celestia langsung Dia arahkan ke pintu masuk tenda.

“Ada apa ?” Ucap Charles yang langsung mendekat ke samping Celestia sambil memegang gagang pedang. Enzo pun langsung melihat ke arah pintu.

“...Kalian tidak merasakan nya ?” Pungkas Celestia yang sudah turun dari ranjang.

Enzo mengangkat sau alis mata dan berucap, “Merasakan apa ?”

“Tentu tidak bisa ku jelaskan. Aku saja tidak tahu apa ini, tetapi... Aku sedang di panggil.” Jawabnya sambil berjalan ke arah pintu tenda.

Takh

Pergerakan Celestia terhenti. Charles sudah memegang tangannya. “Ini pasti panggilan dari Iblis itu. Tidak perlu pergi, tinggal saja disini. Kau aman bersama Kami.”

“Yang Mulia Putra Mahkota, ini bukan Iblis. Perasaan ini hangat. Panggilan ini sangat lembut, berbeda sekali rasa nya saat berhadapan dengan para monster.”

Enzo sudah membuka pintu tenda dan berucap, “Kita tinggal mengawal Tia saja kan ? Itu jauh lebih aman, Charles. Menahannya hanya akan membuat Dia memikirkan cara untuk menyelinap.”

“Baiklah. Tetaplah di samping—”

Belum juga Charles selesai berucap, Celestia sudah berlari dengan langkah lebar. Diri nya di banjiri keinginan tergesa-gesa. Putra Mahkota dan Putra Grand Duke mengekori Celestia dari belakang tetapi semakin Mereka menaikan kecepatan, sosok Celestia semakin menghilang dari penglihatan.

“Kemana Tia pergi ? Kenapa tidak terlihat lagi ?” Pekik Charles sambil mengusap wajah nya dengan kasar.

“Charles... Ada yang aneh.” Tutur Enzo dan membuat Charles melirik ke arah nya.

“Apa maksud Mu ?”

“Yang Mulia Charles ?” Panggil salah satu Kesatria.

“?” Charles di banjiri kebingungan. Bukankah tadi hanya Dia dan Enzo saja. Saat menatap sekeliling, di sekitar Mereka sudah berdiri para Kesatria yang tengah memegang piring dan sendok makan.

Di saat itu, Ricard dan Aurora yang tengah bertengkar memperebutkan potongan daging jumbo langsung mendekat dan bertanya.

“Yang Mulia Charles, Kalian berlari memutari area perkemahan malam ini. Apa ada sesuatu ?” Kata Aurora.

Ricard pun ikut menimpali. “Apa Kalian tengah melakukan pemanasan otot ?”

“?!” Charles membuang atensi ke arah Enzo, Sahabatnya itu mengangguk canggung. Dia setuju dengan pemikiran yang terlintas di benak Charles saat ini, lantaran Mereka terjebak dalam ilusi beberapa saat yang lalu.

“Kami hanya berputar-putar saja sejak tadi ?” Pungkas Charles yang sudah memangkas jarak dengan Ricard.

“Umm.. Mana mungkin Saya berbohong ? Anda bisa bertanya pada para Kesatria yang lain.”

Charles langsung melihat sekitar dan sebuah anggukan muncul dari banyak Kesatria. Dalam sekejap Charles mengeluarkan kemampuan sihir nya untuk melacak seluruh area hutan, semua tempat dijejali sampai bagian terkecil. Namun... Keberadaan Celestia tidak di temukan. Wanita pemilik surai putih itu seolah di telan bumi.

“Sialan! Tia tidak ada di hutan ini lagi!” Pungkas Charles membuat semua nya di banjiri kebingungan sekaligus kekhawatiran.

...*** ...

Saat Diri nya di nyatakan menghilang, Celestia tengah berjalan dengan santai di tengah hutan yang luas itu. Dia masih berada di lingkup hutan yang sama dengan Charles dan yang lain, hanya saja sosok nya tidak bisa di temukan dengan sihir Charles.

Dia tidak memakai topeng, juga tidak memakai jubah andalan peninggalan dari sang Ibu.. Kini Celestia menyusuri jalan dengan tangan yang bercahaya tanpa rasa takut. Naluri nya yang seperti di panggil itu membutuhkan jawaban pasti saat ini juga.

Angin bertiup kencang, suhu turun drastis semenjak hutan ini berhasil di bersihkan, namun Celestia tidak di peluk oleh hawa dingin. Di luar kendali diri nya, tubuh Celestia di peluk oleh kehangatan sejak tadi.

Kaki yang terus melangkah sejak tadi membawa Celestia pada seseorang. Tinggi nya kurang lebih sama dengan Charles, namun perawakan Pria itu tenang. Garis senyum yang terukir di wajah nya yang tampan sungguh menarik perhatian. Sekujur tubuhnya dibaluti kain sutra berwarna putih, nampak bersinar di bawah cahaya remang-remang dari Sang rembulan yang menggantung tinggi di atas sana.

“Kau... yang memanggil Ku ?” Tutur Celestia ragu-ragu membuka obrolan. Pertanyaannya di sambut sebuah garis senyum yang makin di tarik, iris mata Pria itu nampak ikutan tersenyum.

...*** ...

...Jangan lupa like dan komen guys. Thank you so much♥️...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!