NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Kelabu : Perang Kebangkitan

Pendekar Pedang Kelabu : Perang Kebangkitan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:19.4k
Nilai: 5
Nama Author: YanYan.

Alam Dongtian berada di ambang kehancuran. Tatanan surgawi mulai retak, membuka jalan bagi kekuatan asing.

Langit menghitam, dan bisikan ramalan lama kembali bergema di antara reruntuhan. Dari barat yang terkutuk, kekuatan asing menyusup ke celah dunia, membawa kehendak yang belum pernah tersentuh waktu.

Di tengah kekacauan yang menjalar, dua sosok berdiri di garis depan perubahan. Namun kebenaran masih tersembunyi dalam bayang darah dan kabut, dan tak seorang pun tahu siapa yang akan menjadi penyelamat... atau pemicu akhir segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Segel Kedua Lepas

ZRAAAAAAAARRRHHHHH——!!!

Langit seketika berubah warna. Cahaya siang tertelan oleh kabut hijau kehitaman yang meluncur dari kedalaman Hutan Malam Hijau seperti napas raksasa purba. Pohon-pohon di sekitar Zhang Wei bergoyang liar, meski angin tak bertiup. Tanah gemetar, udara mendesak masuk ke paru-paru dengan tekanan menggila, seolah bumi menahan napasnya.

Zhang Wei yang baru saja mendarat di pinggir hutan mendongak, matanya menyipit tajam.

BWAOOOOMMMMMMM——!!!

Ledakan cahaya hijau membelah awan. Dari tengah-tengah hutan, empat pilar cahaya membumbung ke langit, saling bersilangan dan membentuk simbol kuno yang bergetar seperti mantra. Lalu, datanglah suara-suara itu.

RAAAWWRRRRRHHHHHH——!!!

KRAAAAAAKKKKHHHH——!!!

SLAAAAAARRRRRRRRHHH——!!!

SUUUUUUAAAAAAAAARRRRRRHHHH——!!!

Empat raungan berlapis gema yang masing-masing membawa unsur berbeda—tanah, es, logam, dan jiwa—bercampur menjadi satu ledakan frekuensi jiwa yang tak mampu ditahan makhluk biasa.

Zhang Wei menekuk lutut, tangan kirinya mencengkeram tanah yang mulai merekah.

“Astaga…” desisnya pelan, tapi setiap suku katanya bergetar. Dari dalam dadanya, jiwa pedangnya berderak, seolah nyaris pecah oleh tekanan murni dari panggilan itu.

Lian Xuhuan langsung muncul di sisi telinganya.

“Kau merasakannya, bukan?” suaranya tenang, tapi dalamnya menyiratkan kecemasan yang tak biasa. “Itu... itu bukan panggilan roh biasa. Itu... kehendak. Kehendak yang pernah nyaris menghancurkan dunia ini di masa lalu.”

Zhang Wei menarik napas, tapi udara di sekitarnya seperti berubah menjadi cairan, berat dan lengket.

“Kehen… dak… dewa siluman…” bisiknya, matanya menatap langit yang kini memutar spiral kehijauan raksasa.

Di kejauhan, dari tengah hutan, suara gemuruh tak terucapkan menjalar seperti retakan dimensi. Dan tiba-tiba—

WUUUUUUUUSSSHHHHHH——!!!

Gelombang energi tak terlihat menyapu keluar dari pusat hutan, melewati pepohonan, bebatuan, udara, dan menabrak Zhang Wei dengan kekuatan seperti gelombang pasang. Seluruh ototnya berkontraksi. Suara jantungnya mengalahkan deru gemuruh langit.

BOOOMM!! BOOOMM!! BOOOMM!!

Jiwanya terguncang. Dunia seolah bergoyang. Ia berlutut satu kaki, menggertakkan gigi sambil membentuk formasi pelindung kelabu di sekelilingnya. Tapi bahkan formasi itu mengelupas pelan-pelan, lapis demi lapis.

“Apa yang mereka lepaskan…? Siapa… yang berani… menyentuh segel itu…?” gumamnya sambil berdiri tertatih.

Langit kini dipenuhi siluet-siluet gelap: bayangan kolosal dari naga batu, phoenix salju, ular baja, dan gurita pemakan jiwa melintas membelah langit dalam pusaran energi raksasa. Mereka tidak lagi seperti binatang roh biasa—mereka adalah titisan bencana yang menyatu dengan sesuatu yang lebih tinggi.

RAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRHHHHHH——!!!

Raungan lanjutan mengguncang tulang dan jiwa. Zhang Wei menoleh ke belakang. Tanah sepanjang pegunungan meledak terbuka, ratusan—tidak, ribuan—binatang roh dari segala jenis melesat dari berbagai arah, semuanya menuju hutan malam hijau, seolah terpanggil oleh sesuatu.

“Gila…” bisiknya. “Ini bukan sekadar pelepasan segel… ini pemanggilan purba.”

Langit meneteskan hujan hijau. Tapi itu bukan air. Itu partikel jiwa yang tercerai dari makhluk-makhluk lemah yang gagal menahan tekanan.

Zhang Wei mengepalkan tangannya. Aura kelabu bangkit lagi, memeluk tubuhnya.

“Tak ada waktu…” gumamnya pelan. “Jika ini terus terjadi, dunia luar akan ikut hancur.”

Lian Xuhuan bicara lagi, lebih pelan, namun penuh keyakinan. “Apa pun yang mereka panggil… kita tak boleh biarkan itu bangkit kembali!.”

Zhang Wei menatap ke depan. Kabut semakin padat. Energi semakin menyesakkan. Tapi langkahnya tetap tegak.

Sebab, ia tahu, dunia bergantung pada siapa yang mampu berdiri dalam keheningan jiwa ini.

***

RAAAAAAAAOOOOOOOOOOOOHHHHHHH——!!

Empat suara kolosal menghantam dunia sekaligus, masing-masing memiliki frekuensi berbeda, namun bergema dalam satu kesatuan jiwa. Suara itu bukan hanya menggetarkan langit dan tanah, tapi juga menusuk hingga ke kesadaran terdalam. Bahkan udara seperti pecah menjadi pecahan halus, tidak mampu menahan tekanan ilahi yang sedang dilepaskan.

Zhang Wei kembali terpaku di pinggiran hutan malam hijau. Kabut di sekelilingnya bergetar, dan tubuhnya terdorong ke belakang beberapa langkah meski telah dilindungi oleh penghalang spiritual. Lian Xuhuan yang berada dalam kesadarannya terdiam sejenak sebelum berkata lirih,

“Tak salah lagi… itu raungan kehendak kuno. Bukan hanya satu, tapi empat makhluk kolosal yang telah tersentuh kehendak dewa siluman…”

Zhang Wei mengepalkan tinjunya. “Apa mereka sudah sejauh ini…”

Aura kehampaan di sekeliling tubuhnya mulai berdenyut liar, merespons kekacauan yang sedang berkembang. Dari tempatnya berdiri, ia bisa merasakan garis-garis tipis energi spiritual yang terpecah, saling menjalar ke satu titik pusat jauh di dalam hutan.

Sementara itu, di jantung hutan malam hijau—di sekitar kuil purba yang kini retak dan terbuka hingga memancarkan cahaya kehijauan dari bawah tanah—keempat siluman muda berdiri di atas kepala para kolosal dengan penuh kebanggaan dan kekaguman.

“Lihatlah, ini luar biasa…” gumam Guo Shi, berdiri dengan tenang di atas kepala gurita pemakan jiwa yang tubuhnya kini telah pulih secara alami oleh kehendak segel. Mata Guo Shi menyipit saat menatap puncak kuil, di mana cahaya kehijauan semakin menyala.

Lang Ke menoleh dari punggung Ular Baja Bercula Sepuluh. “Tak kusangka segel kedua membuka efek sejauh ini. Kita punya pasukan… dan dunia punya masalah besar.”

“Jika kehendak ini terus meningkat… maka bahkan para dewa pun tak bisa mengabaikannya,” sahut Lei Mo dengan suara pelan, petir kecil berloncatan di sekitar tubuhnya.

Di sisi lain, Yan Nuo tertawa kecil seperti anak-anak menemukan mainan baru. “Aku suka efeknya… lihatlah binatang roh di sekitarnya, semua menyembah… semua tunduk… kita di atas rantai makanan sekarang.”

Namun tak satu pun dari mereka mendekati pusat kuil. Di sana, dalam pusaran energi yang lebih padat dari ruang itu sendiri, sosok berjubah berdiri membelakangi mereka. Tubuhnya tak tampak sepenuhnya nyata, bergetar seperti bayangan dalam air. Dialah Kui—yang kini tengah merapalkan segel kedua dari tiga segel utama. Wajahnya tertutup, matanya memancarkan kilau kehampaan.

Energi hijau pekat merembes dari celah tanah. Suara kuno bergema tanpa bentuk, tak bisa dimengerti, seperti doa dari dunia lain. Batu-batu raksasa di sekitar kuil melayang perlahan, seakan menari mengikuti ritme sihir yang sedang dirapal.

Guo Shi melirik ke langit. “Kui hampir selesai… pastikan tak ada satu pun yang mendekat.”

Lei Mo mengangguk. “Kalau segel ketiga lepas… sejarah akan berubah.”

Di kejauhan, tanpa mereka sadari… seorang pendekar kelabu perlahan bergerak masuk ke dalam zona kekacauan, menyaksikan semua ini dari balik kabut. Matanya tajam, tubuhnya tenang. Tapi amarah dalam dadanya mulai menyala.

Zhang Wei telah tiba.

Namun apa yang menantinya jauh melampaui batas kekuatan fana.

1
Nanik S
Hancurkan pasukan Iblis terutama Kui
Nanik S
Ternyata Zhang Wei masih keturunan Ras Elif...
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hancurken jadi sak walang²
4wied
bagus, akankah Zhang Wei bangkit kembali dari kematiannya, kisah ini menarik utk terus diikuti...akankah tokoh sentral dari cerita ini musnah ?? jawabannya ada di author.....
tetap semangat berkarya Thor, msh ditunggu lanjutan cerita ini
4wied
Zhang Wei tetap bertahan atas kehendak author.....
4wied
ke empat rekannya akhirnya bisa keluar dr dunia Qianlong dengan susah payah, berniat dan berpencar mengabarkan kejadian di dunia Qianlong pada pihak² lainnya utk menuju peperangan besar lainnya
4wied
Zhang Wei, bisakah dirimu hijrah dulu, utk membangun kekuatan baru agar bisa menghadapai mereka semua. meskipun engkau berjuang sampai titik darah penghabisan, semua itu tidak akan dapat membendung dewa siluman dan anak buahnya.....
4wied
komen akhir di bab ini, apakah Zhang Wei berhasil dgn usahanya.....
4wied
satu kelemahan alam Qianlong ini adalah, para praktisi yang berada diluar dunia Qianlong tak mengetahui apa yang terjadi didalamnya....dan yang lebih beratnya usia yang masuk dibatasi maksimal adalah 50 tahun, padahal diluar dunia Qianlong banyak kultivator yang tingkatannya lebih tinggi dari Zhang Wei
4wied
iamjinasi author gak tertandingi, sampai harus 2x baca supaya bisa paham.....mantab banget.....otakku berasa loadingnya melambat....
y@y@
💥👍🏻👍🏼👍🏻💥
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
🌟👍🏼👍🏻👍🏼🌟
y@y@
💥👍🏾👍🏿👍🏾💥
y@y@
⭐👍🏻👍🏼👍🏻⭐
A.Champay
author nya bloon
Indah Hidayat
si mc dan anak buahnya sama2 pendiam, tapi menghanyutkan
Purnama Servis Kamera Demak
Semakin menarik. Kehendak dewa siluman apakah bisa keluar dr alam rahasia qianlong. Pertempuran dengan dunia luar akan terjadi. Dan nasib zhang wei sang MC ditunggu para pembaca
Purnama Servis Kamera Demak
Dewa siluman bangkit. Apakah kekuatan nya sampai puncak? Baru bangkit seharusnya sih tidak. Zhang wei harus berhasil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!