NovelToon NovelToon
GAMAN JULANG DAN SERIBU TIRAKAT

GAMAN JULANG DAN SERIBU TIRAKAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Dikelilingi wanita cantik / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Pemain Terhebat / Keluarga
Popularitas:14.3k
Nilai: 5
Nama Author: bungdadan

Perjalanan hidup Gaman julang yang tidak pernah tuntas menyelesaikan pendidikan di sekolah maupun di pesantren.

Ia tidak bisa mengimbangi waktu dengan hobinya bermain musik, sehingga sekolahnya terbengkalai.

meski demikian, dia seorang yang cerdas. Dia selalu punya sejuta akal untuk menghadapi setiap masalah yang datang.

Hingga suatu ketika dia harus bergelut dengan problematika hidup dan beban moral, menghadapi gunjingan keluarga dan tetangga.

Semua sepupunya terbilang telah hidup sukses dan sudah punya keluarga sendiri, tinggal ia seorang yang masa depannya tak tentu arah.

Ditengah kehidupannya yang relatif carut marut secara ekonomi, dia jatuh cinta dengan putri seorang Kyai besar pengasuh pondok pesantren.

Tantangan terberatnya harus bersaing dengan dua orang lain yang juga ingin melamar putri sang Kyai.

Keduanya mapan secara ekonomi dan punya gelar akademik S2 lulusan Universitas Al-azhar Kairo, Mesir.

Upaya apa yang akan dilakukan Jul untuk menghadapi tantangan tersebut ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungdadan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERMALAM DI STASIUN

Wulan, di matamu, aku melihat dunia. Namun hanya sesaat, tak selamanya.Tangis dan tawamu bagai candu. Namun sayang, semua hanya angin lalu.

Binar mata indahmu memikat. Namun bayangmu, cepat menghilang sesaat.

Cerita manis yang kita ukir sepanjang jalan, kini hanya jadi kisah yang getir.

Cinta sesaat, seperti mimpi indah. Datang membawa bahagia, lalu pergi entah kemana.

Namun, kenangan akan dirimu, akan tetap tersimpan di hatiku. Tentu saja kalau aku tidak lupa he he.

Bagaimanapun juga, yang namanya manusia pasti tak akan luput dari khilaf dan lupa.

Tengah malam, di stasiun Kroya masih tampak ramai. Suara bersahutan, tanda kereta akan segera berdatangan.

Tut... tut... tut... bunyi peluit panjang. Tanda saatnya turun, perjalanan usai sudah. 

Pintu terbuka, langkah kaki berderap, meninggalkan pintu kereta, kenangan terukir di setiap lap. Beban koper, tas, dan segala bekal.

Turun ke peron, menyambut suasana baru yang kekal.

Lampu-lampu stasiun menyinari langkah, udara segar menyambut kedatangan, bukan lagi gerah.

Senyum menyebar, mata lirik kanan kiri mencari persinggahan untuk beristirahat.

Di balik jendela dalam kereta, pandangan mata si cantik tetap tertuju padaku.

Aku tetap berdiri di samping kereta, tentunya dengan menjaga jarak biar nggak kesrempet.

Si cantik masih saja mewek, ku lambaikan tangan iringi kepergiannya, melanjutkan perjalanan menuju kota kembang.

"Tuuuuuuut... tuuuuuuut...." ; nyaring bunyi klakson, penanda keberangkatan.

Announcer pun telah memperingatkan para penumpang untuk segera menaiki kereta.

Di sini, di stasiun Kroya, dua hati yang hampir menyatu telah berpisah.

Kereta menjauh, lambaian tangan ku turunkan.

Ku pegang dadaku seperti ada rasa grenjel-grenjel dalam saku baju.

Karena penasaran, maka ku ambil ; "Benda apa sebenarnya ini yang nggrenjel ?"

Ternyata puntung rokok masih panjang. Aku lupa, tadi siang waktu mau naik bis waktu masih di Bendo, ku taruh itu di saku.

Ku lakukan gerakan seperti Angling dharma mengeluarkan jurus dasendria untuk mengambil korek di saku celanaku.

"Jessss... bulesss...." ; ku nyalakan dengan penuh penghayatan, aku berjalan tuk mencari mushola dan warung kopi.

Langkah demi langkah, ku selingi dengan mengusap rambut, ku hembuskan asap ke atas, dan membetulkan kerah baju.

Ibu-ibu disekitar stasiun,ada pedagang, penumpang, petugas dan lain-lain, mereka tampak terpesona melihat pria tampan sepertiku berjalan mencari mushola dan warung.

Ariel peterpan saja kalah jauh, bagaikan langit dan sumur sat, bila dibandingkan denganku .

Namun, semesta sudah tau bahwa itu hanya perasaanku saja.

Pada kenyataanya, mana ada yang tau pikiran orang yang melihatku ? Tentunya hanya Tuhan dan yang bersangkutan yang tau.

Sepertinya aku harus bermalam di stasiun. Karena belum ada bis yang ku tumpangi menuju Sokaraja.

Kemarin lewat telfon pondok, aku sudah memberi kabar kerabatku untuk menjemput di Sokaraja esok hari.

Aku mengerjakan shalat Jama' takhir magrib dan isya di mushola stasiun. Sebelumnya sudah aku niati saat masuk waktu magrib, pas perjalanan dalam kereta.

Sekalian buat istirahat, aku akan bermalam di stasiun Kroya. Untungnya aku biasa begadang, sehingga, paling aku akan nunggu sampai ada bis di warung kopi saja.

"Bu..., kopi hitam setunggal bu !" ; aku memesan kopi di warung pinggir stasiun, milik ibu muda, sepertinya baru umur 35 atau 40 tahunan.

"Nggih mase..., pait nopo manis ?"; tanya ibu warung, logatnya sama sepertiku, sama - sama ngapak.

"Sing pait mawon bu..., soale sampun manis ningali njenengan ahaiii...." ; aku mengajaknya bercanda.

"Mase... mase..., ana-ana bae lah rika, sekedap nggih, kulo damelaken !" ; dia tersenyum, dengan lesung pipit di kedua pipinya. Ia segera mengambil teko kecil berbahan stainlis, untuk menyeduh air.

"Mase saking pundi ?" ; sambil mengaduk kopi, ibu warung bertanya padaku.

"Saking Kediri bu, ajeng wangsul teng Purbalingga. Oh iya, bu..., bis dari sini yang ke Sokaraja jam pinten nggih bu ?"

"Sekitar jam sekawan mas, kadang nggih jam tigo wonten, tapi mboten mesti."

"Kulo nderek ngentosi teng mriki nggih bu..." ; pintaku mau numpang nunggu jam empat di warungnya.

"Oh nggih, monggo mase...." ; dengan senang hati, dia mengijinkan aku menunggu di tempatnya berjualan.

Kopi hitam sudah disajikan di hadapanku, ditemani mendoan dan pisang goreng yang tertata rapi di meja.

Di atas meja, rokok pemberian dari pak Hanan tak henti-henti ku pandangi bungkusnya.

Bungkusnya tidak akan ku buang, akan ku simpan setelah isinya habis, sebagai kenang-kenangan.

"Pak Hanan, doakan calon mantumu ini yang masih belum kuat menahan segala godaan !" ; saking dilanda galaunya, bungkus rokok pun ku ajak bicara. Ku bolak-balik, putar-putar rokok pemberian dari beliau.

Sekarang hanya zian yang masih terus ada di pikiranku. Sedangkan bayangan wulan, sudah terhempas bersama laju kereta. Orangnya sudah pergi, bayangnya pun ikut pergi.

Akan tetapi zian, orangnya memang pergi, namun bayangnya tak mau ikutan pergi. Masih saja membekas dalam hati dan pikiranku.

"Pripun mase, kok malah ngelamun ?" ; suara ngapak ibu warung mengagetkanku.

"He he, enggak bu..., ini lagi nunggu kopinya dingin, masih panas banget." ; ku jawab asal-asalan saja, sekedar menghormati pertanyaan.

"Masnya kerja di Kediri ?" ; ibu warung mulai kepo.

"Mboten bu, saya mondok di Kediri."

"Owh..., teng Lirboyo ? "

"Mboten bu, teng Bendo, njenengan ngertos Bendo ?"

"Mboten mase, saya taunya Lirboyo, soalnya keponakan saya ada yang mondok di sana."

"Ooh..., ngoten toh" ; ku jawab singkat tanpa menambahkan pertanyaan lagi.

Ibu warung masuk ke dapur, di depan hanya ada saya dan satu orang pelanggan bapak-bapak.

Waktu baru menunjukkan pukul 01:30 dini hari. Penantianku masih dua jam lebih. Mulai jenuh juga harus nunggu sampai subuh.

Eh..., Tiba-tiba....

"Permisi...."; suara lembut serak-serak basah datang menyapa.

Perempuan membawa koper kecil, warna merah muda, ber roda dua menghampiri warung tempatku ngopi.

Dia mengenakan Jilbab ungu, bermotif batik bunga kenanga.

Dia bertanya padaku dengan sangat ramah ; " Ngapunten mase..., yang punya warung di mana nggih ?"

Dengan sigap, aku berdiri memanggil yang punya warung ; " Bu... bu..., wonten tiyang niki, bu... !"

Dari balik dapur, ibu warung menjawab ; "Nggih... nggih... sekedap, saweg tanggung niki."

Sepertinya ibu warung sedang mencuci piring. Nunggu yang punya warung keluar, Aku mempersilakan mbak jilbab ungu untuk duduk di sebelahku.

Sialnya, imajinasiku kembali berpetualang setelah melihat dia duduk di dekatku.

Wajah dan Penampilannya sederhana, namun terlihat sangat anggun, mirip artis Ririn dwi arianti. Ia mengenakan baju gamis, warnanya sama dengan jilbab yang ia pakai.

Ada-ada saja momen romansa yang ku alami. Setelah kami duduk bersebelahan, pas banget ada lagu Iwan "yang sedang - sedang saja" diputar pada DVD yang ada di warung.

"Dia tidak cantik, Mak... Dia tidak jelek, Mak... Yang sedang-sedang saja... Yang penting dia setia."

"Aku suka dia, Mak... Aku sayang dia, Mak... Kasih dan rinduku ini... Tentunya untuk si dia."

Liriknya seakan mewakili apa yang sedang ku pikirkan saat ini.

1
Dasyah🤍
astaga baru aja ketemu malah di ajak ke toilet 😭
Alyanceyoumee
Memang, buat penyuka kopi, kopi adalah sumber kebahagiaan.
Drezzlle
kalau aku jadi mbaknya aku langsung peluk si Jul ini /Facepalm//Facepalm//Grin//Grin//Grin//Grin//Curse/
Drezzlle
malah berabe kalau lepas /Grin//Facepalm/
Drezzlle
Jorokin aja jul, nggak ketemu tiap hari ini /Facepalm/
Sarifah Aini
Wah, selera musiknya ngena bangetlangsung nyantol ke satu lagu yang bener-bener ngena di hati
sjulerjn29
akhirnya dia sadar juga ya..
Muffin
Om jul kalau pakai bahasa jawa gini boleh diselipin aana bahasa indo nya dibawah nya buat translate hehe

Karena gak semua bisa bahasa jawa 🙏🏻
IG : @dadan_kusuma89: tadinya mau gitu, tapi jadi nggak ada yang komen ntar😄
total 1 replies
Muffin
GR banget lo jul 🤏🏻🤏🏻
IG : @dadan_kusuma89: 😁 kadang resiko orang ganteng emang gitu kok ahihihi...
total 1 replies
iqueena
Jul, kirim ke Kalimantan bisa kali 😅
IG : @dadan_kusuma89: nyampe sana busuk 😁
total 1 replies
iqueena
Alhamdulillah jul
IG : @dadan_kusuma89: Alhamdulillah, barakallah...
total 1 replies
bluemoon
amiin ,Istiqomah ya jul dan tetap semangat
IG : @dadan_kusuma89: aamiin, ya Robbal 'aalamiin
total 1 replies
Rezqhi Amalia
benar tuh🤣🤣
IG : @dadan_kusuma89: ya emang bener😁
total 1 replies
Azurre
rokok aja d sayang ya jul apa mbak mbak itu/Chuckle/
IG : @dadan_kusuma89: Oo Jelas doong...😊
total 1 replies
Pandandut
namanya susah ya kak fidricanya
IG : @dadan_kusuma89: ya begitulah adanya😁
total 1 replies
CumaHalu
Jadi ngebayangin motif dan warna jilbabnya 🤔
CumaHalu: oh iya, ga merhatiin kak😁
IG : @dadan_kusuma89: itu di bawah ada gambarnya😊
total 2 replies
Afriyeni Official
dan dua-duanya, baik Plato ataupun Satre, aku belum kenal apalagi kenalan /Shame//Chuckle/
IG : @dadan_kusuma89: 😁 habis ini kenalan dulu
total 1 replies
Sarifah Aini
Wah, nasihatnya dalem banget kayak ngobrol sama orang tua yang bijak tapi tetap ngena di hati.
IG : @dadan_kusuma89: Alhamdulillah bisa bertemu beliau
total 1 replies
R 💤
Yak betul sekali, kadang hal yang kita inginkan, tidak dikabulkan Allah, karena memang ada alasan yang baik dibaliknya... aku percaya itu /Proud/ Semoga kita selalu berhusnudzon pada Allah,, Amiin
IG : @dadan_kusuma89: tentunya sahabatku, Allah lebih tau itu
total 1 replies
R 💤
Beh, masuk sekali itu kata-katanya... dan bukan sekedar kata-kata bang..
IG : @dadan_kusuma89: Alhamdulillah, semoga bermanfaat sahabatku
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!