NovelToon NovelToon
LIKU-LIKU SANG MANTAN

LIKU-LIKU SANG MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Niara yang sangat percaya dengan cinta dan kesetiaan kekasihnya Reino, sangat terkejut ketika mendapati kabar jika kekasihnya akan menikahi wanita lain. Kata putus yang selalu jadi ucapan Niara ketika keduanya bertengkar, menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Reino yang di paksa nikah, ternyata masih sangat mencintai Niara.

Sedangkan, Niara menerima lamaran seorang Pria yang sudah ia kenal sejak lama untuk melupakan Reino. Namun, sebuah tragedi terjadi ketika Reino datang ke acara pernikahan Niara. Reino menunjukkan beberapa video tak pantas saat menjalin hubungan bersama Niara di masa lalu. Bahkan, mengancam akan bunuh diri di tempat Pernikahan.

Akankah calon suami Niara masih mempertahankan pernikahan ini?

🍁jangan lupa like, coment, vote dan bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 ya 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31

Pagi yang selalu aku impikan, ketika aku membuka mataku. Seseorang yang aku cintai berada di sampingku. Memelukku dengan penuh kehangatan.

Setelah puas menangis di dada mas Ridwan semalam. Mimpi burukku tidak lagi datang. Namun, sesaat masih terbesit bayangan malam pernikahanku yang penuh dengan darah. Nafasku mulai berat lagi, aku turun dari ranjang mengambil segelas air di meja.

BAB 31( Ramuan Cinta )

“Kau sudah bangun?” Suara langkahku membangunkan Mas Ridwan. Aku berbalik dan tersenyum. Mas Ridwan ikut bangkit dari ranjang, kemudian pergi ke kamar mandi. Aku lantas pergi ke kamar Chika, membangunkannya agar tidak terlambat ke sekolah. Akan tetapi, ternyata Chika sudah tidak ada di kamar. Aku menuruni tangga, dan melihat Chika sedang sarapan di meja makan.

“Kamu mau mama bikinin jus?” tanyaku lembut. Chika mendongak, mulutnya masih mengunyah roti bakar.

“Boleh,” jawab Chika lirih.

Aku tersenyum dan membuatkan jus apel untuk menemani roti bakar yang dibuat Chika.

Setelah selesai membuat Jus, aku menaruhnya ke meja dan mengusap kepala Chika, mencium rambutnya yang harum.

“Mama keatas dulu, mau nyiapin pakaian Papa. Kamu tunggu dulu ya sampai Papa siap,” Aku lalu naik ke atas lagi, pergi ke kamar.

Mas Ridwan sudah selesai mandi, dan untuk pertama kalinya aku melihat dia hanya berbalut handuk berjalan di depanku. Aku langsung segera menutup pintu. Jantungku berdegup kencang, aku menahan senyumku sambil membuka lemari pakaian. Mengeluarkan satu stel kemeja dan celana untuk Mas Ridwan. Mas Ridwan duduk di depan meja rias, sedang menggunakan hairdryer untuk mengeringkan rambutnya. Aku mencium aroma wangi rambut dan tubuhnya dari kejauhan. Rasanya ingin memeluknya. Mencium punggungnya, rambutnya.

Aaahhh..

“Astaga, pikiran kotorku!” aku menggumam, dan menepuk dadaku berulang kali untuk tidak terpancing keinginan lain.

Mas Ridwan mendekat, dan mencium leherku dari belakang. Aku terkejut, namun takut untuk berbalik menatapnya. Aku akan kehilangan akal dan lepas kendali nantinya.

“Kamu mau sarapan?” tanyaku. Aku menundukkan kepalaku, menyembunyikan raut mukaku yang mungkin jika saat ini bercermin merah merona.

“Tidak, aku makan di kantor saja,” ucap Mas Ridwan, memakai pakaian dan celananya di depanku. Aku terus mengelap keringatku.

“Oh, okay.” jawabku, aku langsung mengambil handuk dan bersiap mandi. Namun, tangannya menarikku. Dia mengangkat tubuhku, hingga membuatku duduk di atas meja rias. Matanya menatapku dalam-dalam. Aku menundukkan kepalaku, sambil terus mengepalkan kedua tanganku.

Jantung rasanya ingin copot, aku bisa mendengar hembusan nafasnya dari dekat.

“Papa!” teriak Chika dari luar pintu, sambil menggedor-gedor.

“Iya,” Mas Ridwan menjawab, namun tatapannya masih tak lepas dariku.

“Em, su – sudah sana kerja,” ucapku dengan grogi, mendorong dadanya.

Mas Ridwan tersenyum, seakan tahu aku salah tingkah sekarang.

“Nanti malam ya,” ucapnya, mengedipkan mata kirinya.

“A – apa? Aku tidak mengerti,” aku turun dari meja rias, menjauh. Tangannya menarikku lagi, mencium leherku lagi.

BraKk..

Pintu terbuka

“Ups, sorry mengganggu!” ucap Chika. Aku terkejut dan langsung mendorong Mas Ridwan, hingga jatuh di tempat tidur.

“Kalian bisa lakukan nanti ya, aku sudah terlambat! Papa, cepat!” Chika menutup pintu, dan berlari menuruni tangga. Aku memukul punggung Mas Ridwan, karena membuat Chika terlalu lama menunggu.

“Oke sayang, aku cari uang dulu.” Mas Ridwan, mencium keningku. Mengambil tas laptopnya, kemudian berbalik mengedipkan matanya ke arahku. Aku menahan senyumku, hingga dia keluar dari pintu kamar.

“Astaga,” aku meremas-remas rambutku hingga berantakan. Karena merasakan debaran yang tak henti-hentinya. Langkahku berjalan ke arah jendela, melihat kepergian Mas Ridwan dan Chika melaju dengan mobil. Setelah itu, aku bergegas mandi. Karena hari ini aku mau ke kantor polisi, memberikan kesaksian untuk penyelidikan kasus Reino.

Setiba disana, aku yang ditemani dengan pengacara. Kemudian menceritakan semua hal yang terjadi di malam itu. Air mata tak terbendung, jika mulai membicarakan tentang Nael. Kematian Nael sejak hari itu menjadi bagian mimpi burukku setiap malam.

Setelah memberi kesaksian, aku datang di ruang kunjungan tahanan. Melihat Reino, mungkin untuk terakhir kalinya. Aku menatap matanya yang lelah, dia menundukkan kepalanya di depanku.

“Apa dendammu sudah selesai setelah membunuh anak tiriku?” Aku menanyakan hal yang selama ini aku pendam. Reino memperlihatkan senyum dinginnya ke arahku.

“Bukankah, kita impas. Kau juga membunuh anakku!” jawab Reino.

“Aku tidak sengaja menabrak Abel, apa aku juga tahu dia sedang hamil? Bahkan sebelumnya aku juga tidak tahu wajah Abel!” Aku terpancing emosi.

“Lalu, kau puas aku di penjara?!” Reino bangkit dan menggebrak meja. Raut mukanya berubah marah. Penjaga datang dan menahan kedua tangan Reino.

“Terserah, nikmati saja hidupmu! Kau yang meninggalkanku terlebih dahulu!” gertakku, kemudian bangkit dari tempat duduk dan keluar dari ruang kunjungan tahanan.

“Niara!” teriak Reino.

“Niara, aku sangat mencintaimu!” Suara teriakan Reino menggema, membuat dadaku sakit. Rasanya sangat perih, ketika orang yang pernah aku cintai dulu ingin merusak kebahagiaanku.

Sepanjang perjalanan ke rumah, air mata masih tak berhenti membasahi pipiku. Memikirkan ‘Apakah benar dia masih sangat mencintaiku?’ pertanyaan itu menumpuk di dada.

Ada perasaan tak tega, melihat Reino mendekam di balik jeruji. Ada perasaan bersalah membuatnya melakukan hal bodoh itu untuk kembali padaku.

Ponselku berdering, aku melihat tiga kali panggilan tak terjawab dari Ibuku. Aku memutuskan untuk pulang kerumah Ibuku sebentar, agar pikiranku tenang.

Setiba dirumah, Ibuku menyodorkan banyak ramuan kepadaku.

“Apa ini?” aku mengernyit.

“Ini untukmu dan ini untuk suamimu!” Ibuku menunjuk satu persatu ramuan.

“Lalu untuk apa?” tanyaku.

“Untuk kau minum, agar cepat hamil!” ucap Ibuku terlihat kesal, kemudian mendorong keningku.

“Astaga, Ibu! Kami baru saja kehilangan Nael, Ibu bisa-bisanya mikir seperti ini!” gertakku.

“Apa urusannya? Kau sudah umur 31 tahun, Nak Ridwan 40 tahun. Kamu harus cepat punya anak. Lihat teman-teman seusiamu! Anaknya sudah 3.” Ibuku menepuk pundakku keras. Aku memasukkan semua pemberian itu ke dalam tas, menghindari omelan Ibuku yang berlanjut.

“Ingat yang tadi, kamu seduh air panas. Kamu suruh tuh, Nak Ridwan minum sebelum tidur!” pesan Ibuku, aku hanya mengangguk.

Setelah itu aku memutuskan untuk pulang saja kerumah, aku pikir bisa tenang di rumah Ibuku. Kenyataannya malah di omelin terus, membuat kepalaku semakin pusing.

Saat tiba di rumah, Chika sudah berada di ruang TV. Aku tersenyum dan berjalan ke arahnya. “Mau makan apa?” tanyaku lembut.

“Aku ingin ngemil,” jawab Chika. Aku pun langsung pergi ke dapur membuatkan kue bolu panggang untuk Chika. Mencium aroma kue, Chika langsung ke dapur.

“Kalau nggak habis, nanti masukkan ke lemari es ya!” ucapku. Chika mengangguk, dengan mulut penuh mengunyah kue.

Aku kembali ke kamar, melempar tubuhku ke atas tempat tidur. Kemudian, mataku melirik ke arah tas. Mengeluarkan semua bungkus ramuan yang Ibuku bawakan.

“Buatin nggak ya?” aku membolak-balikkan ramuan yang khusus untuk Mas Ridwan. Melihatnya lebih lama membuatku senyum-senyum seperti orang tidak waras.

1
Violette_lunlun
heh! anak kecil minggir! minggir!
Violette_lunlun
suami sendiri pake handuk diliatin doang?
mana main!!!!

tarik atuh!
Violette_lunlun
Gayanya sok keras.
nanti giliran di tinggal istri baru sesak nafas.
Noveria_MawarViani: junho kaya gitu juga pasti nantinya 😂
total 1 replies
Violette_lunlun
No...Chika tak terluka.
Kau yang lebih terluka.
Noveria_MawarViani
/Sob/ ketemua terus berpelukan aja yuk
Violette_lunlun
sedih aku....
gak bisa diginiin:(
bunga for you nael
Noveria_MawarViani: 😭 kejamnya dunia
total 1 replies
Violette_lunlun
Violette: "malam pertama bukannya dimanja malah jadi kacang. kita sama, ya."

btw bikin Reno mati atuh Thor
Violette_lunlun
apa?! anak sekecil itu mati?!
Thor...bawa reoni kesini!!

gak bisa gak bisa!
apaan baru baca udah ada yang mati:>
✧༺▓✠ Cahaya ✠ ▓ ༻✧
bagus bget tulisan nya
Anyelir
keren kak
Violette_lunlun
Reino kalau mau mati, mati sendiri aja!!.
ihh pengen cubit ginjal nya
Violette_lunlun
samawa ya!!!
jujuu ZuBaidah
pernikahan berdarah.sungguh tragis.

thor cerita mu tak bisa d tebak.
kerenn bangeettt 👍👍👍
Noveria_MawarViani: terimakasih kak,

stay tuned 🌟🌟🌟🌟🌟
total 1 replies
iqbal nasution
semoga sukses
Noveria_MawarViani: makasih kak
total 1 replies
iqbal nasution
oke
Violette_lunlun
belum sah Syang:')
Noveria_MawarViani: udah kebelet
total 1 replies
Violette_lunlun
namanya juga anak-anak....:)
🌞Oma Yeni💝💞
knp bisa ketabrak
🌞Oma Yeni💝💞: berarti harus diulangi lagi
Noveria_MawarViani: Sebelumnya udah pernah ku edit kak, cuma kayanya nggak nyimpen. makasih udah diingetin.
total 4 replies
iqbal nasution
ceritanya cukup menarik
iqbal nasution
oke...good
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!