NovelToon NovelToon
Mafia Itu Kekasihku

Mafia Itu Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Hamil di luar nikah / Cinta pada Pandangan Pertama / Roman-Angst Mafia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: jasmoone

Farrah, gadis desa yang lugu, berhasil menaklukkan hati seorang Mafia kejam bernama Martin.

Kisah cinta mereka berawal ketika Martin tidak sengaja melihat Farrah menangis histeris di bandara, ia dipaksa ikut dengan seorang pria paruh baya sebagai ganti hutang ayahnya yang tidak bisa dibayar.

Meskipun saling mencintai, namun masalah besar yang dihadapi oleh Martin menjadi kendala dalam hubungan mereka.


Baca selengkapnya di novel ini >>>>>

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jasmoone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pintu rahasia

   Martin menatap tajam mbak Ning, ketika mengetahui bahwa mbak Ning ternyata berbohong.

   Isi keresek warna hitam yang dibawa mbak Ning tadi ternyata bukanlah barang yang sudah enggak kepake, melainkan mangkuk berisi nasi dan beberapa lauk.

   " Nasi dan lauk!, mbak Ning mau kasih ke siapa ini? " tanya Martin dalam hati.

   Martin pun akhirnya memunguti nasi dan lauk yang sudah berceceran di lantai itu, setelah itu ia pun memberikannya pada mbak Ning.

   " Buat siapa, Mba? " tanya Martin sambil menatap mbak Ning.

   " Ma, maaf mas Tono. Ini sebenarnya buat saya, saya mau makan di gudang karena tadi belum kenyang. " Jawab mbak Ning dengan suara gemetar dan wajah pucat pasi, ekspresi takut terlihat jelas di wajahnya.

   Martin tampak menghela napas, " tapi kan bisa makan di ruang makan saja mbak, ngapain makan di gudang kotor. " Balas Martin serius, yang menangkap gelagat tak beres pada mbak Ning.

   " Ning malu mas Tono, di ruangan makan ada CCTV, jadi Ning memilih makan ke gudang saja. " Jawab mbak Ning.

    Mendengar jawaban mbak Ning Martin sontak kaget, karena di gudang juga ada CCTV.

   " Bukannya di gudang juga ada CCTV ya mbak?, ada dua lagi. " Ujar Martin serius.

   Mbak Ning tampak terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, " Di gudang CCTVnya tidak berfungsi mas Tono dua kamera CCTV di gudang itu sudah rusak. " Balas mbak Ning.

   Martin tampak kaget, " oh, jadi sudah tidak berfungsi lagi ya. " Ucap Martin kaget.

   " I, iya benar, Mas. " Balas mbak Ning, gugup.

   Tidak mau membuat mbak Ning semakin ketakutan, Martin pun akhirnya pergi.

   " Yaudah kalau gitu saya ke atas dulu ya, mbak. " Ucap Martin seraya pergi.

    Martin semakin yakin ada sesuatu yang enggak beres di gudang itu, " enggak mungkin mbak Ning mau makan di gudang sekotor itu, pasti dia mau kasih ke seseorang. " Gumam Martin dalam hati.

   Martin pun naik ke lantai atas dan mencoba bertanya pada pekerja yang lain apakah benar CCTV di gudang tidak lagi berfungsi.

   " Mas, CCTV di gudang emang sudah tidak berfungsi ya? " tanya Martin serius.

   Mereka tampak kaget mendengar pertanyaan Martin, dan langsung menanyakan perihal itu pada Anton melalui pesan singkat.

   " Maaf Pak, apakah CCTV di gudang rusak? " tulis pria itu.

   Ketika membaca pesan itu, Anton tampak kaget karena dia tidak tahu menahun soal CCTV di rumah itu, karena dia saja hanya Tuan bohongan di rumah itu.

   Anton sempat bingung mau jawab apa, tapi akhirnya ia menemukan jawaban yang tepat untuk membalas pesan pria itu.

   " Ntar saya cek dulu ya, Mir. " Balas Anton.

   Anton yang tidak tahu apa-apa tentang CCTV sontak menyampaikan hal itu pada Farrah, " mbak, ada SMS Amir nih, dia nanya apakah CCTV di gudang rusak?, aku bingung mau apa, akhir ku balas, nanti saya cek dulu, karena aku enggak tahu apa-apa tentang CCTV di rumah ini. " Ujar Anton.

   " Sama, saya juga enggak tahu apa-apa di rumah ini. Yang saya tahu, saya hanya menjalankan tugas. " Ujar Farrah.

   Farrah pun kemudian memberitahu Martin soal ini, namun Martin lah yang menanyakan ini pada Amir.

   Karena tidak menemukan jawaban, Martin dan Bagas pun memutuskan untuk mengecek sendiri CCTV itu.

   Setelah mengeceknya, ternyata CCTV itu masih berfungsi, alias masih menyala.

   Martin mulai mencurigai mbak Ning, " nih di monitornya masih nyala kok CCTV di gudang dan sekitarnya. " Gumam Martin nyaris tak terdengar.

   Mendapati mbak Ning berbohong, Martin dan Bagas semakin yakin bahwa ada yang tidak beres di gudang itu.

...***...

   Hari itu adalah akhir pekan pertama Martin bekerja di rumah besar itu. Sesuai kesepakatan yang sudah lama ia buat dengan Bagas, mereka berdua akan memanfaatkan momen ini untuk misi mereka.

   Martin dan Bagas akan mencari jawaban atas rasa penasaran mereka mengenai teriakan misterius yang pernah mereka dengar beberapa waktu lalu.

   Saat Anton dan Farrah, pasangan dan pemilik rumah bohongan itu mengajak seluruh pekerja untuk pergi berbelanja dan "healing" di akhir pekan, Martin dan Bagas justru memilih untuk tidak ikut.

   Pagi itu, Farrah mengumpulkan para pekerja di teras rumah.

   "Nanti jam tiga sore, kalian siap-siap ya. Kita bakal keluar lihat-lihat kota," ujarnya sambil tersenyum cerah.

   Semua pekerja tampak bersorak senang, kecuali Martin dan Bagas, beda halnya dengan Martin dan Bagas.

   "Anu Nyonya, sepertinya kami tidak bisa ikut hari ini, karena ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, saluran air di dapur rusak, dan genset semalam juga macet. " Ujar Martin sambil menunduk sopan.

   " Iya, Nyonya. Kami lain kali saja, soalnya genset tidak bisa ditunda, takutnya ada mati lampu nanti malam. " Sambung Bagas tampak serius.

   Farrah mengangguk mengerti. "Ya sudah, kalau begitu, kalian mau nitip apa?, nanti kita bawain." Tanya Farrah sambil tersenyum.

   "Itu mah terserah Nyonya saja, apa pun yang Nyonya beri, kami pasti sangat senang menerimanya," jawab Martin, sambil tersenyum tulus.

   "Iya, Nyonya. Seiklasnya Nyonya saja," sambung Bagas setengah bercanda.

   Farrah tertawa kecil. "Baiklah, kalau begitu," ujarnya seraya pergi.

...***...

   Singkat cerita, waktu menunjukkan pukul tiga sore, Farrah dan semua pekerja di rumah itu pun sudah meninggalkan rumah.

   Saat rumah mulai sepi, Martin dan Bagas pun mulai beraksi.

   "Kayaknya udah aman, Tin," bisik Bagas sambil menatap ke arah jendela depan.

   Martin mengangguk, mereka bergerak cepat.

   Pertama-tama, mereka mematikan sambungan CCTV di area gudang dan sekitarnya, agar tak ada yang merekam gerak-gerik mereka.

   Setelah yakin tidak ada yang mengawasi, Martin dan Bagas pun mulai menggeledah gudang.

   Namun, tak ada apa pun yang mencurigakan di sana, semua hanya tampak seperti gudang biasa.

   Saat hendak keluar, Martin berhenti sejenak. Langkah kakinya mendadak terhenti ketika ia menginjak satu bagian lantai yang terdengar berbeda.

   "Eh, kok bunyinya beda ya yang ini?" ucapnya pelan sambil mengetuk lantai tersebut.

   " Tuk..tuk.. tuk. " Bunyinya seperti ada ruang kosong di bawahnya.

   Bagas ikut mendekat dan ikut memeriksa lantai itu. “Iya ya, coba kita cek lagi.

    Martin dan Bagas pun mencoba mencongkel lantai itu, namun lantai itu cukup susah untuk di congkel.

   Setelah beberapa saat, lantai itu pun berhasil diangkat.

   Betapa terkejutnya Martin ketika mendapati di bawah lantai itu ternyata adalah sebuah pintu yang sepertinya bisa menghubungkan ke area bawah.

   Martin mencoba menarik pegangannya bermaksud membuka pintu itu, namun ternyata pintu itu terkunci.

   "Sial, terkunci, Gas," bisiknya dengan nada frustrasi.

   Tanpa buang waktu, mereka menuju dapur, ke tempat kunci yang digantung di samping lemari.

   Mereka mencoba beberapa kunci secara bergantian, namun tak satu pun yang cocok.

   Martin terdiam sejenak, lalu matanya membelalak kecil seperti mengingat sesuatu.

   "Eh, malam itu, ingat nggak? Mbak Ning pernah ketahuan mondar-mandir di dekat gudang malam-malam," gumamnya.

   "Maksud lu kuncinya mungkin dia yang simpan?” Tanya Bagas.

   Martin mengangguk. " Iya, itu maksud gue. Gue cari di kamarnya dulu ya. " Ujar Martin seraya pergi.

   Sebelum masuk, Martin mematikan dulu sambungan CCTV yang mengarah ke koridor kamar Mbak Ning.

   Setelah itu, Martin pun mulai menggeledah kamar mbak Ning.

   Baru beberapa menit Martin melancarkan aksinya, Suara langkah kaki terdengar dari luar kamar.

   Martin menahan napas, ia tak takut dengan siapa pun, tapi jelas ia akan kesulitan menjelaskan jika tertangkap basah menggeledah kamar mbak Ning.

   Langkah itu terdengar semakin dekat, Martin tampak makin khawatir.

"Tin, udah ketemu belum kuncinya?" suara Bagas terdengar dari luar kamar.

   Martin menghela napas lega.

   "Ya ampun, Gas. Kirain siapa?, sumpah tadi jantung gue hampir copot," bisiknya sambil menyembul dari balik lemari.

1
Roxanne MA
lanjut thor, penasaran aku
Eira
Bagus banget ide ceritanya🫶
jasmoone: makasih kk, salam kenal ya
total 1 replies
Roxanne MA
ak suka sama alur nyaa
jasmoone: Terima kasih, kk..
total 1 replies
Roxanne MA
seru banget plot nya kaa
jasmoone: Terima kasih, kak...mohon kritik dan sarannya juga ya kak. ☺🙏
total 1 replies
Tree
⭐⭐⭐⭐⭐😁🥳🔨
Tree: 🗿semoga~
jasmoone: Terima kasih ya, kk. semoga esok lusa dapat yang beneran, hehe.
total 2 replies
Curtis
Bikin nangis dan senyum sekaligus.
jasmoone: Hehe, terima kasih sudah mampir kak ☺☺
total 1 replies
Lee
Hai..salam kenal ya..
mari saling dukung
dan semangat menulis 💪
jasmoone: Hai kak, salam kenal dari pemula ya 🤝💪
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!