"Aku mau seperti Bibi tidak menikah saja," ucap ku yang pasti akan membuat bibi nya marah
"Kau ini jangan bicara sembarangan! bagaimana kalau di dengar oleh mama mu!"
"Aku tidak secantik Bibi dan tidak punya tubuh sebagus tubuh Bibi yang seorang model, mana ada cowok yang tertarik dengan orang sejelek aku ini, gadis pendek dan berkacamata tebal."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon waini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fans Club
“Aku tak akan memercayainya”
“Kenapa?”
“Jangan membuatku tertawa” Agatha bangkit dari duduknya dan hendak pergi, tapi Ian menangkap tangannya.
“Apa kau pikir aku hanya menyukai cowok saja? Kau harus tahu, selain menyukai cowok, aku juga bisa menyukai cewek... karena aku bisa menyukai kedua-duanya” Agatha agak kaget mendengar keseriusan perkataan Ian.
“Kalau benar, cewek itu tepatnya bukan aku” Agatha segera beranjak pergi.
“Entah kenapa semakin dekat denganmu aku merasakan perasaan lain, apa aku mulai menyukaimu? Tidak mungkin kan aku menyukai gadis jelek seperti itu” batin Ian bingung sambil menggelengkan kepalanya.
...***...
“Agatha, hari ini kau agak lumayan dengan tidak pakai kacamata” ucap Mike yang melihat perubahan Agatha.
“Ini ulah Ian, bukan kemauan ku. Aku hanya ingin membantunya, kalau bukan karena Brian, aku juga tidak akan mau” Agatha merengut karena akhir-akhir ini Ian memang hampir tiap malam mendatangi kamarnya untuk membantunya mengoleskan masker wajah dan mengingatkannya kalau Agatha malas atau lupa melakukannya.
“Aku juga membantumu supaya tidak dipermalukan oleh Brian” sergah Ian.
“Walau kau mengubah apapun pada diriku, itu tidak akan menutupi semua kekuranganku” dengus Agatha yang menganggap apa yang dilakukan Ian akan sia-sia.
“Tapi, Agatha akhir-akhir ini kau ada sedikit kemajuan, lihat wajahmu sekarang tampak cantik, tidak ada jerawat lagi” puji Mike.
“Benarkah?” Agatha tidak menyangka obat Ian sangat ajaib.
“Itu karena perawatan wajah yang kuberikan padamu” Ian senang karena usahanya tidak sia-sia.
“Apa obatmu begitu hebat, belum satu bulan sudah ada hasilnya” seru Mike.
“Tentu saja sangat manjur, obatku kan harganya sangat mahal sampai jutaan, kalau tidak manjur sudah ku tuntut produsennya”
“Mahal sekali! Kenapa kau berikan padaku?” tanya Agatha kaget.
“Bagi Ian itu sama sekali tidak mahal, kau tidak lihat setiap hari saja ia melakukan perawatan wajah tanpa henti” Mike tergelak.
“Jadi selama ini kau memakai obat-obatan yang sangat mahal? Pantas saja wajahmu sangat cantik dan mulus ternyata berharga jutaan” sindir Agatha.
Ian melotot padanya. “Jaga ucapanmu itu! Bukankah Bibimu juga melakukan hal yang sama, kenapa kak Nora tidak mau membantu keponakannya sendiri melakukan perawatan wajah” dengus Ian.
Agatha mengadah, melihat sorot ingin tahu di mata Ian. “Aku yang menolaknya, Bibi sudah membujukku sampai akhirnya menyerah” kata Agatha sedangkan Val yang sedang menyetir mobil dari tadi hanya diam. Ia tak berkomentar apapun walaupun sesekali ia melirik Agatha lewat kaca dan sejak kejadian semalam, Agatha berusaha untuk menjaga jarak dengan Val.
Saat di kampus sedang heboh-hebohnya diadakan fans club tiga cowok top, Agatha malah dikejar-kejar Brian hingga membuatnya sulit menghindar.
“Berhentilah mengikuti ku!” teriak Agatha yang sudah tidak tahan diintai dan diawasi terus oleh Brian sejak kemarin.
“Kau kira dengan melepas kacamata, aku tidak bisa mengenalimu” Brian tersenyum sinis dan tampaknya Brian sangat penasaran tentang siapa Agatha itu sebenarnya, hingga Ian bisa berbuat sampai sejauh itu padanya dan membuatnya marah.
“Sebenarnya kau mau apa?” tanya Agatha.
“Aku mau apa? Kau bisa lihat nanti” Brian langsung menarik Agatha ke atap gedung kampus sambil mencekiknya.
“L-lepaskan aku!” teriaknya panik.
“Aku tidak akan mengampuni orang yang telah merebut Ian dariku! Kenapa Ian bisa memilih gadis jelek sepertimu sebagai pacarnya” Agatha bisa melihat kemarahan Brian begitu besar.