Pelet Sukmo Kenongo adalah jalan ninja Lisa untuk memperbaiki hubungannya dengan sang kekasih yang sedang tak baik-baik saja.
Sayangnya, air yang menjadi media pelet, yang seharusnya diminum Reza sang kekasih, justru masuk ke perut bos besar yang terkenal dingin, garang dan garing.
Sejak hari itu, hidup Lisa berubah drastis dan semakin tragis. Lisa harus rela dikejar-kejar David, sang direktur utama perusahaan, yang adalah duda beranak satu, dengan usia lebih tua lima belas tahun.
Sial beribu sial bagi Lisa, Ajian Sukmo Kenongo yang salah sasaran, efeknya baru akan hilang dan kadaluarsa setelah seratus hari dari sejak dikidungkan.
Hal itu membuat Lisa harus bekerja ekstra keras agar tidak kehilangan Reza, sekaligus mampu bertahan dari gempuran cinta atasannya.
Di akhir masa kadaluarsa Ajian Sukmo Kenongo, Lisa malah menyadari, siapa sebenarnya yang layak ia perjuangkan!
Karya hanya terbit di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al Orchida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bujang Anak Satu
Lisa mendengarkan penuh simpati. Rasa-rasanya ia bisa merasakan luka bosnya yang sepertinya masih belum sembuh benar.
“Aku nekat melamar Zdenka, dan membawanya ke sini. Ia tetap melanjutkan pekerjaannya sebagai model selama kami masih dalam status bertunangan.”
David mengambil nafas sebentar, lalu melanjutkan ceritanya lagi, “Suatu hari, orang tua Zdenka meminta putrinya pulang ke Praha, dan memaksa Zdenka untuk memutuskan pertunangan kami.”
Lisa bertanya hati-hati, “Tapi Zdenka menolak?”
“Ya, dia menolak keras. Kami malah melangsungkan pernikahan secara diam-diam. Tanpa pesta. Setelah itu aku menjalani rumah tangga bahagia bersama Zdenka sekitar satu tahun, mungkin lebih tiga atau empat bulan.”
David menjeda ceritanya sejenak, seolah sedang kembali ke masa lalu. Matanya menatap lurus pada kemacetan jalan, tangannya menggenggam setir lebih kuat, tapi pikirannya tidak ada di tempat.
“Diandra baru berusia tiga bulan saat keluarga Zdenka datang. Tapi bukan untuk memberi restu pernikahan kami atau untuk menemui anggota keluarga yang baru lahir yaitu Diandra. Mereka datang khusus untuk menjemput Zdenka, dan hari itu juga aku dipaksa menceraikan Zdenka.”
“Cerai dalam situasi Diandra baru berusia tiga bulan?” tanya Lisa tak percaya.
“Secara administratif namanya bukan bercerai, tapi membatalkan pernikahan karena mereka ingin status Zdenka ‘belum menikah’ di identitasnya. Entah untuk tujuan apa, tapi yang jelas aku juga dikembalikan jadi bujang.”
David mengeluarkan kartu identitasnya, memberikannya pada Lisa. “Mereka datang dengan banyak persiapan, baik itu uang, maupun segala sesuatu yang berhubungan dengan hukum dan legalitas. Intinya aku harus mundur. Tidak bisa tidak.”
Lisa tak bisa menutupi rasa terkejut. Tak pernah ia bayangkan kalau bosnya memiliki kisah serumit itu. Dan yang paling membuat Lisa tercengang, status David yang tertera di kartu yang ia baca bukan cerai hidup atau cerai mati, melainkan : belum kawin.
“Ini status bapak di kartu identitas berarti nggak bener ya?”
“Harusnya statusku ditulis : bujang anak satu ya, Lisa?” tanya David dengan nada bercanda.
Lisa nyengir, tapi tak bermaksud menertawakan. “Mungkin status untuk identitas di negara kita memang terbatas, Pak! Jadi ya begitulah hasilnya.”
David tertawa masam, lalu melanjutkan ceritanya. “Zdenka tak punya pilihan menghadapi tekanan dari keluarganya. Ia bersedia pulang asalkan ada jaminan bahwa aku dan Diandra tidak dijadikan sasaran kemarahan atau bahkan sampai dicelakai keluarganya.”
“Kasihan Diandra,” gumam Lisa sedih. “Apa mereka tidak berniat membawa Diandra?”
“Tidak sama sekali. Diandra bahkan dilarang memakai nama belakang ibunya. Selang tiga bulan, aku dikabari kalau Zdenka meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan. Entah benar atau tidak, tapi aku yakin kalau Zdenka masih hidup sampai sekarang. Mungkin Zdenka sudah menikah dengan bangsawan sana, dan bahagia.”
Lisa menyatakan isi pikirannya dengan suara pelan, “Mungkin keluarganya melakukan itu agar hubungan Zdenka dengan bapak dan Diandra putus untuk selamanya. Untuk menjaga reputasi Zdenka di depan suami barunya, keluarganya harus menghapus masa lalu putrinya, kan?”
“Iya benar, aku juga berpikir begitu.”
Lisa menoleh ke arah David dengan mata berkaca. Ia sungguh merasa sedih melihat bosnya yang tampak tertekan dan muram. “Pak David nggak apa-apa?”
“I am okay, Lisa!” David menghela nafas, lalu menghembuskannya panjang-panjang. “Aku nggak pernah cerita ini ke siapapun. Aku memberitahu masa laluku ke kamu ini sebagai bahan pertimbangan. Sebelum kamu memutuskan menolak atau menerimaku nanti!”
Obrolan terputus sebentar, lalu berganti topik ke arah yang lebih ringan dan santai, sehingga keduanya kembali bisa bercanda dan tertawa.
Mereka tak jadi kembali ke kantor karena terjebak macet parah. Sehingga David memutuskan untuk langsung mengantar Lisa pulang karena senja hampir berakhir.
Mobil berhenti di depan rumah Lisa tepat saat matahari tenggelam di batas cakrawala. Mesin mobil dimatikan, tapi mereka tidak buru-buru keluar.
Hujan mulai turun, rintik-rintik. Airnya memukul lembut kaca depan mobil dengan indahnya.
David menoleh ke arah Lisa, “Jangan cerita masa laluku ke ibumu secara detail ya, Lisa! Yang perlu beliau tahu itu … aku adalah calon menantu potensial. Calon suami yang pantas untuk mendampingi kamu.”
Lisa memeluk tas kerjanya, “Serius udah nggak pengen nunggu Zdenka? Setelah sepuluh tahun loh, Mas?”
“Sebenernya aku udah lama berdamai sama masa lalu. Cuma kemarin-kemarin aku memang belum siap berumah tangga lagi.”
“Kirain gagal move on,” celetuk Lisa diselingi tawa kecil.
“Lah buktinya aku berani ngajak kamu nikah. Nah, sekarang kamu kan yang bingung mau jawab apa?”
Lisa buru-buru mengelak, “Kan masih lama tenggat waktu jawabnya.”
“Kalau mau dijawab sekarang juga boleh, aku nggak keberatan sama sekali. Semakin cepat semakin baik.” David menatap Lisa intens saat mengatakan hal itu.
Hening sejenak. Lisa kembali canggung, salah tingkah, tapi juga senang. “Tapi aku belum siap.”
“Oke nggak masalah. Tapi kamu juga harus tahu kalau aku sangat serius. Poin pentingnya, aku udah selesai dengan masa laluku, dan aku lebih dari siap untuk membangun masa depan sama kamu.”
“Aku merasa tersanjung,” kata Lisa menahan tawa. “Sumpah!”
“Tenang aja, Lisa … walaupun aku agak gila kerja, tapi bakal punya waktu buat nemenin kamu lihat drama Korea kok!”
“Iiiihhh sapa juga yang suka liat drakor?” Lisa membenahi tas dan map yang akan dibawa turun, “Thanks ya mas udah dianterin pulang.”
“Aku anter sampai pintu, Lisa! Nggak enak nanti aku sama ibu kamu,” sahut David, dan sebelum Lisa sempat bergerak turun, David menahan tangan Lisa. Ia pun mendekat dengan cepat, dan mengecup pipi Lisa tanpa aba-aba.
“Kalau gini terus, mas bakal susah move on pas aku jawab nggak bisa jadi istrimu nanti,” ujar Lisa tercekat. Jantungnya seolah meledak mendapatkan perlakuan romantis seperti itu.
“Apa kamu berencana menolak niat baikku?” tanya David, berbisik lembut dekat telinga Lisa.
Sekonyong-konyong Lisa merinding. Nafas bosnya yang hangat mengenai telinga, dan menimbulkan sesuatu yang membuat perutnya melilit. “Aku kan udah bilang mau mikir-mikir dulu.”
“Mau aku transfer duit buat DP wedding organizer nggak?” Entah terlalu pede atau gimana, David merasa kalau Lisa tak akan menolaknya. “Kamu mau kita nikah di hotel apa dimana, Lisa?”
“Apaan sih mas ini?” protes Lisa. David bertanya tapi wajahnya semakin merapat, hingga ia kelabakan sendiri untuk menghindar.
“Kamu mau mas kawin apa, Sayang?” tanya David dengan mata sekelam malam. Ia senang karena berhasil membuat Lisa fokus padanya, dan sebelum gadis idamannya menjawab, David sudah menautkan bibirnya. Mencium dengan lembut, romantis, lama, dan tentunya memabukkan.
Lisa tak bisa berpikir jernih. Kepalanya tiba-tiba kosong karena ulah David. Meski tak bisa dikatakan kalau ia sudah jatuh cinta pada bosnya, tapi bukan berarti ia tak suka.
Meski sebagian dari otak Lisa menolak dan berusaha ingkar, tapi faktanya ia deg-degan setengah mampus saat David mencium sambil membelai rambutnya.
Lisa memang tak membalas ciuman David, tapi tak mengabaikannya juga. Ia hanya mengikuti alur.
Intinya Lisa tidak ingin terlihat menikmati walaupun sebenarnya merasa nikmat dan panas dingin di sekujur tubuh.
Bersambung,
jika itu harus tak perlu dikatakan pun biarkan Dapid tau sendiri.
tapi kan udah tamat yak wkwkwkwk
Witing tresno jalaran Soko kulino
Alaa bisa kna biasa wkwkwkwk.
seenggaknya wlpn awalnya Liss salah dia udah ksh milik nya yg berharga.
dan untunglah satset ada antisipasi pelet lain.
klo tak pke pelet MJ itu, Liss yg bakalan sakit hati dicampakkan Dapid. iya kan?
Bwt kalian reader Budiman yang suka bacaan horor Fantasi wanita...
Cerita Liss dan David dan lika-liku perjalanan cintanya.
Penasaran kan, kan, kan ... kuy lahh GPL baca aja yaak guys 👌
makasih karyanya, ditunggu cerita berikutnya 🙏🙏
aduhh kk otor aq jd dagdig dug iki
wisss piye yoooo
Happy ending tapi kurang banyak lagi happy2nya