NovelToon NovelToon
RISA SAYANG BAPAK

RISA SAYANG BAPAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga
Popularitas:968
Nilai: 5
Nama Author: hyeon'

Benar kata orang, tidak ada hal yang lebih menyakitkan kecuali tumbuh tanpa sosok ibu. Risa Ayunina atau kerap disapa Risa tumbuh tanpa sosok ibu membuatnya menjadi pribadi yang keras.

Awalnya hidup Risa baik baik saja meskipun tidak ada sosok ibu di sampingnya. Karena Wijaya—bapak Risa mampu memberikan kasih sayang penuh terhadapnya. Namun, di usianya yang menginjak 5 tahun sikap bapak berubah drastis. Bapak yang awalnya selalu berbicara lembut kini berubah menjadi sosok yang keras, berbicara kasar pada Risa dan bahkan melakukan kekerasan fisik.

“Bapak benci sama kamu, Risa.”

Risa yang belum terlalu mengerti kenapa bapaknya tiba tiba berubah, hanya bisa berdiam diri dan bersabar. Berharap, bapak akan kembali seperti dulu.

“Risa sayang bapak.”

Apakah Bapak akan berubah? Apa yang menyebabkan bapak menjadi seperti itu pada Risa? Ikuti terus kisah Risa dan jangan lupa untuk memberikan feedback positif jika kalian membaca cerita ini. Thank you, all💐

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hyeon', isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS 23

“Bagaimana dengan kemarin? Kau senang?” Tanya Alex pada bapak yang tengah duduk termenung. Saat ini keduanya berada di teras rumah. Hari masih menunjukkan pukul 7 pagi.

“Harusnya.” Alex mengerutkan keningnya. Ia sungguh tak paham apa maksud sahabatnya ini.

“Harusnya? Apa maksud mu?”

“Harusnya bisa senang, tapi ada pertanyaan Risa yang membuat ku sedih. Aku sangat gagal menjadi bapak yang baik untuknya.”

Alex menganggukkan kepalanya tanda paham akan maksud bapak. Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa bapak memang gagal menjadi bapak yang baik untuk Risa. Tapi, itu dulu bukan? Sekarang bapak bisa berubah dan menjadi bapak yang baik. Tidak ada kata terlambat selagi kita mau berusaha.

“Iya, kau memang sudah gagal menjadi bapak yang baik. Ta–”

“Sudahlah, jangan menghina ku.” Alex berdecak sebal akan ucapannya dipotong lebih dulu. Ia pun hampir memukul bapak karena kesal akan sikap bapak yang langsung menyimpulkan.

“Dengar lah dulu, jangan main asal kau potong. Iya, kau memang sudah gagal menjadi bapak yang baik. Tapi itu dulu bukan? Kita tidak bisa memutar ulang waktu. Tapi ini sekarang, Wijaya. Kau bisa memperbaikinya sekarang.”

“Kau selalu bijak, Alex. Jika yang menjadi bapak Risa adalah kau, mungkin dia sudah bahagia sekarang.” Alex lantas diam menyimak ucapan bapak. Apakah itu bisa disebut pujian?

“Andai, Wijaya.” Batin Alex yang sekarang tengah berandai-andai. Andai dia yang menjadi bapak untuk Risa. Bukan hanya Risa yang bahagia, tapi juga denganya. Kebahagiaan yang didapat mungkin dua kali lipat dari apa yang didapat oleh Risa.

“Bukannya kau ingin mencari pekerjaan? Kenapa masih di sini?” Bapak sontak menoleh ke arah Alex. Matanya berbinar seakan memohon sesuatu pada Alex.

“Kau kenapa?” Tanya Alex seraya menjauhkan tubuhnya dari bapak.

“Tolong carikan pekerjaan untukku, Alex. Ku mohon.” Alex tampak berpikir keras. Memikirkan pekerjaan apa yang cocok untuk bapak. Dengan seperkian detik Alex tampak sudah menemukan ide.

“Kau melamar saja di aku, menjadi asisten pribadi ku. Bagaimana?” Tawar Alex dengan menaik turunkan satu alisnya. Sekarang, giliran bapak yang tampak berpikir keras.

“Hm, menjadi asisten pribadi mu ya? Bukannya kau sudah memiliki asisten pribadi?”

“Aku bisa memecatnya.” Timpal Alex dengan sangat enteng.

“Enteng sekali mulut mu. Tidak, aku tidak mau bahagia di atas penderitaan orang lain.” Mendengar penuturan bapak sontak membuat Alex tertawa dengan keras. Bapak hanya menatap heran Alex yang tiba tiba tertawa.

“Ternyata kau masih punya rasa kemanusiaan. Kenapa dengan putrimu tidak?” Bapak geram akan Alex yang terus menyindirnya. Pertanyaan yang sarkas.

“Sindir saja terus,” cibir bapak yang dibalas dengan gelak tawa.

“Baiklah, kau bisa melamar di perusahaan ku. Sepertinya ada lowongan. Aku tunggu di sana.”

“Bisakah aku nebeng?” Pinta bapak sekali lagi dengan nada yang memohon.”

“Tidak, Wijaya. Ada hal yang harus aku urus. Sampai ketemu nanti.” Tegas Alex yang membuat bapak akhirnya mengalah. Ketika Alex sudah tak terlihat lagi, dengan segera bapak bersiap siap menuju perusahaan Alex.

*****

Saat ini Risa tengah duduk dengan roti yang ia genggam di rooftop. Rooftop memang seperti rumah kedua untuk Risa. Ia bisa berbuat apa saja di sana tanpa harus ketauan. Bukan untuk hal yang negatif. Hari ini ia sama sekali tidak bertemu dengan Jeff. Mungkin Jeff tengah sibuk mempersiapkan ujiannya.

Sedikit merasa kosong karena biasanya ada Jeff yang selalu cerewet. Dan sekarang, tak ada lagi sosok Jeff yang bawel. Tak ada lagi suara Jeff yang menggelegar. Tak ada lagi sosok Jeff yang selalu menghiburnya. Tunggu. Bukankah ini yang diinginkan Risa? Jadi, kenapa harus merasa kosong?

“Dari dulu harusnya tetap seperti ini. Kosong.” Terlihat Risa yang menghela napasnya panjang berulang kali. Ada apa dengannya? Kenapa ia seperti merasa kehilangan? Ia yang meminta tapi ia juga yang merasa kehilangan.

Tak mau berlama-lama dalam keadaan seperti ini. Risa segera menepis semua pikiran tentang Jeff. Ia segera menghabiskan rotinya dan kembali ke kelas. Setelahnya, Risa pergi dengan langkah yang pelan.

Ketika ia sampai di ambang pintu, matanya tak sengaja bertemu dengan netra hitam Jeff. Karena pertemuan yang tak sengaja itu membuat tubuh Risa diam terpaku. Rasanya sangat sulit melepas tatapannya pada sosok Jeff yang berdiri tak jauh darinya.

Cukup lama keduanya hanya diam dengan keadaan yang saling menatap satu sama lain. Hingga akhirnya Risa memutuskan kontak matanya. Ia lantas berjalan menuruni tangga dengan kepala yang menunduk.

Jeff pun juga berjalan menaiki tangga dengan mata yang terus menatap Risa. Ketika mereka berpapasan, tangan Jeff meraih tangan Risa yang membuat Risa menghentikan langkahnya.

“Lepas.” Jeff tak mengindahkan ucapan Risa. Ia terus memandang Risa dengan tatapan yang sangat dalam. Risa mulai geram akan Jeff yang terus memegangi tangannya.

“Lepas!” Mendengar suara Risa yang sedikit keras membuat Jeff akhirnya melepaskan cekalannya. Tanpa mengucapkan apapun, Risa lantas pergi meninggalkan Jeff yang masih berdiri tegap.

“Asing banget sekarang,” gumam Jeff seraya menatap punggung Risa yang kian menjauh. Kan benar, setiap pertemuan selalu ada perpisahan. Tapi, Jeff tak menyangka perpisahan itu akan datang secepat ini.

Ketika hatinya mulai berlabuh untuk pertama kalinya, namun sekarang? Harus dipaksa untuk mengubur rasa itu dalam dalam. Ini pertama kalinya Jeff merasakan jatuh cinta. Cinta memang tidak bisa dipaksakan. Kita juga tidak bisa mengatur cinta itu akan jatuh pada siapa.

Risa. Ketika mendengar nama itu, entah kenapa selalu membuat Jeff penasaran. Rasa penasarannya semakin kuat kala adiknya selalu menyebut nama Risa. Dan ketika ia tahu siapa itu Risa, Jeff semakin merasakan debaran yang menyerang hatinya.

Hingga, Jeff benar benar jatuh hati pada sosok Risa. Pesonanya mampu memikat hati Jeff. Bahkan, Rea yang sedari dulu mengejarnya tak pernah dilirik sekalipun. Ketika Jeff tahu bagaimana latar belakangnya, itu sama sekali tak membuat Jeff beralih ke orang lain.

Jika Risa berusaha membuat perpisahan di antara mereka. Jeff malah sebaliknya, ia akan berusaha menyingkirkan perpisahan yang terlalu cepat saat ini.

“Kita nggak akan berpisah secepat ini, Risa.” Batin Jeff penuh dengan ambisi. Bukan ambisi yang dilakukan secara licik. Tapi ambisi yang akan dilakukan dengan cara sehat. Jeff tidak akan pernah membuat hati Risa sakit. Ia tidak mau menambah luka yang sudah ada.

*****

“Bapak bisa bekerja mulai besok.” Suatu kabar yang begitu gembira. Bapak senang bukan main. Akhirnya perusahaan Alex mau menerimanya, meskipun sebagai office boy. Tapi itu suatu pencapaian yang bagus, jika tidak dimulai dari 0, angka 100 tidak akan pernah ada.

“Tenang saja, Nina. Aku akan memulai semuanya kembali. Kali ini aku tidak akan salah jalan lagi.” Kita memang tidak bisa memutar waktu kembali. Tapi, kita bisa mencoba untuk merubah dan memulai kembali.

Masa lalu yang buruk tak selamanya harus di sesali. Kita bisa belajar dari masa lalu itu. Dengan terus menyesali masa lalu yang buruk, itu akan percuma. Kita akan terus stuck di sini dan tidak ada keberanian untuk maju kembali. Ada kalanya masa lalu itu berguna untuk kita. Kita bisa belajar dari masa lalu itu.

*****

HAPPY READING👀✨

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak yang positif yaa teman teman🥰🥰

1
Esti Purwanti Sajidin
vite dine ayuk thor up yg buanyak
Dadi Bismarck
Suka banget sama ceritanya, harap cepat update <3
hyeon': terima kasih sudah berkenan membacaa, akuu pastiin secepatnya bakal update>⁠.⁠<
total 1 replies
fianci🍎
Wuih, nggak sabar lanjutin!
hyeon': aaaaa, terima kasih atas dukungannya. semogaa sukaaa yaa🥺💐
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!