NovelToon NovelToon
Pewaris Untuk Om Khan

Pewaris Untuk Om Khan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Menikah Karena Anak
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Setiap perempuan yang berstatus seorang istri pasti menginginkan dan mendambakan memiliki seorang keturunan itu hal yang wajar dan masuk akal.

Mereka pasti bahagia dan antusias menantikan kelahirannya, tetapi bagaimana jadinya kalau seorang anak remaja yang berusia 19 tahun yang statusnya masih seorang gadis perawan hamil tanpa suami??

Fanya Nadira Azzahrah dihadapkan pada situasi yang sangat sulit. Dia harus memilih antara masa depannya ataukah kehidupan dan keselamatan kedua saudaranya.

Apakah Caca bersedia hamil anak pewaris Imran Yazid Khan ataukah harus melihat kakaknya mendekam dalam penjara dan adiknya meninggal dunia karena tidak segera dioperasi??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 11

Emir tak menyerah dan hampir setiap hari mendatangi rumah Imran, walau terkadang Rendy dengan sengaja menghalangi kedatangannya untuk bertemu dengan Caca.

“Gue orangnya tipikal pria yang nggak mudah menyerah dan pantang mundur. Meskipun Fanya Nadira Azzahra sudah menikah gue akan menunggu jandanya karena hatiku sudah memilihnya. Aku rela dan ikhlas jika harus menunggu sampai akhir waktuku,” batinnya Emir yang bertekad untuk mendapatkan cintanya Caca.

Caca yang baru saja mengikuti les privatnya karena seminggu kedepan akan mengikuti ujian paket C agar mendapatkan ijazah dibuat terkejut dengan kedatangan Emir di depan pintu kamarnya.

Emir berdiri menyambutnya dengan senyuman lebarnya dan beberapa barang bawaan di dalam kedua tangannya. Hal ini sudah beberapa hari terakhir terjadi sebagai cara untuk mendekati dan meluluhkan hatinya Caca.

“Assalamualaikum dan selamat siang wahai calon bidadari surgaku calon ibu dari anak-anakku,” ucapnya Emir sambil menyerahkan sebuah buket bunga mawar putih kesukaannya Caca.

Caca tidak pernah pilih-pilih dalam berteman dan selalu humble kepada siapapun menerima Emir sebagai sahabatnya.

“Masya Allah Kak Emir, kenapa mesti repot-repot segala bawain bunga sama makanan kesukaan gue,” ucapnya Caca sambil mengambil alih dua benda itu dari dalam tangannya Emir.

“Gue nggak pernah keberatan apalagi kerepotan membawa makanan apapun untuk gadis yang paling tercantik yang pernah gue temuin di dunia ini,” ucapnya Emir lebay.

Entah kenapa selama mengenal Caca, dia sering bertingkah absurd dan terkadang tidak seperti karakter dan kebiasaannya selama ini.

“Makasih banyak kak, maaf gue masih banyak kerjaan yang gue harus selesaikan jadi nggak bisa kali ini temani kakak, nggak apa-apa kan?” tanyanya Caca dengan hati-hati tidak mau sampai Emir tersinggung dengan penolakannya.

“Nggak apa-apa kok santuy aja, enjoy gadisku karena gue juga masih mau ke kantor masih ada rapat penting soalnya,” Emir menoel hidung mancungnya Caca sebelum berlalu dari hadapannya Caca.

Caca memperhatikan kepergiannya Emir dan ada yang aneh tiba-tiba merasuki jiwa dan hatinya. Seolah-olah ada getaran aneh yang dirasakan olehnya, hingga debaran jantungnya seperti bertalu-talu seketika itu.

Caca memegangi dadanya,” ya Allah, apa yang terjadi kepadaku?”

Suatu pagi yang cukup cerah terik matahari tak terlalu panas menyengat kulit hingga ketiga orang masih betah berlama-lama duduk di taman belakang.

Selina melihat Caca sedang bersenda gurau bersama dengan bi Asih dan Rita di taman belakang paviliun. Suara tawanya Caca cukup nyaring karena candaan dari kedua orang yang sudah dianggap keluarga kandungnya sendiri.

“Apa pekerjaan kalian sudah selesai sehingga memiliki waktu luang untuk bergosip dan bersantai saja!?” sarkas Selina yang menatap jengah Rita dan Bi Asih.

Caca menatap datar kedatangan Selina yang berjalan angkuh ke arah mereka bertiga yang sedang duduk bersantai setelah menjemur pakaian.

“Kalian itu saya gaji di sini bukan untuk bercanda saja! Saya gaji untuk bekerja, ingat kalian itu tinggal dan makan di rumahku tujuan utamanya adalah untuk bekerja bukan bergosip. Apa kalian ingin kali ini gaji kalian kembali saya potong ha!?” Ancamnya Selina dengan nada suara membentak.

Caca terkesiap dan tidak menduga jika Selina akan berbicara seperti itu sedangkan Bibi Asih dan Mbak Rita reflek menundukkan kepalanya karena takut jika Selina kembali mereok seperti kebiasaannya selama ini.

“Semua wanita kaya pasti akan bersikap seperti Nyonya Selina. Baik itu hanya berlaku karena berada di depan umum dan bertujuan hanya atas dasar pencitraan di depan publik,” batinnya Caca.

Bi Asih dan Mbak Rita ketakutan dan was-was jika apa yang selalu mereka khawatirkan akan kembali terulang seperti dahulu.

Tangannya bi Asih sampai tremor saking cemasnya karena anak-anaknya di kampung butuh biaya yang cukup besar bulan ini karena akan menamatkan pendidikannya di bangku sekolah menengah atas dan juga pertama.

“Ya Allah ya Robbi jangan sampai nyonya memotong lagi gaji kami,” monolognya Bi Asih.

“Aku kira setelah mengalami keguguran, Nyonya Muda Selina akan berubah menjadi lebih baik ternyata masih jahat. Kenapa Tuan Muda Imran bisa menyukai wanita macam perempuan berwajah ember plastik ini,” Mbak Rita ngedumel dalam hati sambil kedua tangannya saling terkepal erat menahan amarahnya.

Mereka terkadang ingin protes dengan keadaan seperti ini dan mengadu atas sikap semena-mena Selina tetapi mereka tidak ada daya dan upaya. Selina selalu saja memotong gaji mereka, mesti hanya kesalahan biasa dan terkesan sepele. Tetapi selalu berakhir dengan pengurangan gaji yang terkadang nominalnya tidak sedikit pula.

“Maaf Nyonya Muda Selina, saya yang telah mengajak mereka berbicara karena saya ingin meminta tolong dibelikan tespek di apotik terdekat,” ucap Caca yang akan berbicara formal ketika berhadapan dengan Selina seperti yang Selina tetapkan dan perintahkan kepada Caca dilakukan.

Mimik dan ekspresi wajahnya Selina seketika berubah drastis 180 derajat dari bermuka songong, angkuh sontak berubah menjadi ceria penuh semangat dan antusias mendengarkannya.

“Apa yang kamu katakan benar adanya kan? Bukan boongan atau hanya ngeprank?” Tanyanya Selina dengan antusias sampai-sampai melupakan keberadaannya dimana saat ini.

Selina langsung berjalan ke arah Caca dengan raut wajahnya yang gembira dan bahagia karena harapannya untuk mendapatkan anak akan segera terkabul.

“Wooo semoga saja kamu benar-benar hamil, kalau gitu saya akan memanggil Rendy untuk membelikan alat tes kehamilan yang paling bagus,” ucapnya Selina eksaitit.

Bi Asih dan Mbak Rita keheranan melihat sikapnya Selina sedangkan Caca hanya terlihat biasa-biasa saja tidak seperti calon presiden ibu hamil lainnya.

“Zahrah yang hamil anaknya eh ini Nyonya Muda Selina yang bahagia? Membingungkan banget,” gumamnya Rita yang masih memperhatikan interaksi keduanya.

“Zahrah yang hamil malah kayak nggak ada bahagianya sedang Nyonya Muda Selina malahan kayak dia saja yang kembali hamil seperti dahulu,” monolog bibi Asih yang keheranan dengan situasi yang terjadi di depan matanya.

Keduanya bisa bernafas lega setelah Selina berjalan ke arah dalam rumahnya dan melupakan ancamannya kepada kedua pembantunya.

Bi Asih mengelus dadanya dengan pelan,” syukur Alhamdulillah kali ini kita bebas dari hukuman,” cicitnya.

“Kehamilan Zahrah membawa keberuntungan dan berkah untuk kita Bi Asih,” sahutnya Mbak Rita.

“Kayaknya seperti itu dan moga-moga kedepannya akan seperti ini yah Allah,” harapnya bi Asih sambil memeluk Caca yang terdiam saja.

“Amin ya rabbal alamin, semoga saja,” cicitnya Caca yang terlihat santai tapi gembira karena ini tandanya tidak lama lagi dia akan segera pulang ke rumahnya.

Berselang beberapa menit kemudian…

Di dalam kamar mandi di rumah utama, Caca mondar mandir di depan pintu kamar mandi. Bukannya dia harusnya mengecek dan melakukan tes urine malah hanya berjalan ke sana kemari tak jelas.

Selina menatap jengah ke arah Caca,” apa yang terjadi padamu ha!? Kenapa kamu tidak masuk ke dalam untuk melakukan tesnya! Jangan menguji kesabaran ku yang stoknya hanya seperti tisu dibagi lima!” kesalnya Selina.

“Maafkan saya Nyonya, saya hanya takut kalau apa yang kita lakukan mengalami kegagalan, pasti Nyonya akan marah dan meminta ganti rugi kepadaku,” cicitnya Caca sendu.

“Kalau gagal dicoba lagi dan lagi sampainya kamu hamil anak suamiku. Kamu tidak perlu khawatir karena suamiku meskipun tidak kaya seperti Raffi Ahmad ataupun CEO di kisah Novel online tapi kalau hanya melakukan program bayi tabung nggak akan membuat suamiku jatuh melarat,” imbuhnya Selina.

Caca menghela nafasnya setelah mendengarkan penjelasan dari Selina kemudian berjalan ke arah dalam kamar mandi.

“Ingat kalau anakmu perempuan kami tidak ingin merawatnya kalau perlu buang anak cewek itu jauh-jauh dan kamu harus kembali melakukan program lanjutan sampai kamu hamil anak lelaki karena anak perempuan hanya membuat kami kerepotan mengurus nantinya,” ujarnya Selina yang masih sanggup ditangkap oleh indera pendengarannya Caca.

“Ya Allah,mana mungkin gue tega membuang darah dagingku sendiri meskipun dia lahir tanpa ada ikatan pernikahan di antara kami,” gumamnya Caca yang berjalan gontai ke arah closed.

Rendy hanya menatap datar Caca yang sudah tidak terlihat di balik pintu kamar mandi setelah pintu kamar mandi itu tertutup rapat.

Caca menggerutu di dalam kamar mandi sambil terduduk di atas kloset yang belum melakukan apa yang diminta oleh Selina.

“Emangnya gue ini ayam petelur yang semudah itu hamil lalu melahirkan. Gue kan juga bukan indukan kucing betina!” gerutunya Caca.

“Jangan lama-lama di dalam sana, aku ingin melihat langsung hasilnya!” Teriaknya Selina.

“Ish ish apa nenek lampir itu mendengar suaraku sampai-sampai dia tahu kalau gue belum buang air?” sungutnya Caca.

Caca pun mengambil wadah penampungan air urine dan memang pagi ini baru sekali buang air kecil sehingga tidak perlu kerepotan untuk memaksakan dirinya untuk buang air kecil.

“Bismillahirrahmanirrahim, ya Allah ya Robbi Sang Maha Pemilik Kehidupan semoga saja gue langsung hamil dan bisa secepatnya terbebas dari belenggu mereka yang sangat kejam dan semoga saja gue hamil anak laki-laki,” cicitnya Caca.

Ada sekitar lima alat tes langsung dipakainya setelah membuka segel dari bungkusannya.

Caca membaca petunjuk penggunaan alat tersebut dan memakaikannya seperti petunjuk yang tertulis di atas kertas bungkusannya.

Sekitar lima menitan, Caca mencelupkan kelima alat tes itu kemudian mengambilnya dan mengecek langsung.

Caca malah merem melek melihat alat tes itu hingga tiba-tiba dadanya berdebar kencang saking takutnya melihat langsung hasilnya.

“Allahu Akbar la ilaha illallah subhanallah astaghfirullahaladzim,” lirih Caca yang masih saja enggan dan ketakutan melihat alat itu.

Nafasnya ngos-ngosan selayaknya orang yang baru dari berlari maraton sejauh sepuluh kilometer jauhnya. Tangannya sampai tremor memegangi benda yang berbau pesing itu.

Sedangkan Di tempat lain yang cukup jauh dari rumah yang cukup mewah dan besar itu.

Zacky mengendarai sepeda motornya yang baru beberapa hari lalu dibelinya meskipun motor matic bekas, tapi dia bersyukur hasil dari uang transferan dari Caca adik kembarnya.

“Aku pasti tidak salah lihat, itu Pria yang bersama dengan Caca malam itu. Aku harus terus mengikutinya agar bisa bertanya langsung kepadanya gimana kabarnya adikku.

Zacky tanpa sengaja melihat orang yang mirip dengan Rendy Saputra di jalan ketika hendak berangkat bekerja. Keyakinannya sangat kuat kalau dia tidak salah lihat.

“Aku sangat merindukan adikku ya Allah, sudah hampir sebulan adikku tidak memberikan kami kabar apapun. Memang dia sudah mengirimkan uang kepada kami tapi aku ingin mendengar suaranya Caca meskipun hanya semenit saja,” cicitnya Zacky yang menambah kecepatan laju kendaraannya tanpa peduli dengan keselamatan dan pengendara lainnya.

Air matanya menetes membasahi pipinya ketika mengingat malam terakhir bersama dengan Caca waktu itu.

Rendy yang melihat Zacky mengejarnya menambah kecepatan mobilnya dan berusaha untuk tidak terkejar.

“Bocah satu ini ngeyel juga rupanya,” Rendy tersenyum smirk.

Rendy berbelok arah tidak menuju rumah majikannya karena pasti dia terkejar kalau terus menuju jalan raya.

“Belum saatnya kalian bertemu. Aku mohon bersabarlah dek kalian kelak bakalan bertemu. Aku bersumpah dengan menggunakan nyawaku,” Rendy memperhatikan Zacky yang akhirnya ketinggalan jauh dari mobilnya yang terbilang mobil sport sehingga Zacky pasti akan kesulitan melakukannya.

Zacky menghentikan kendaraannya karena mobil berwarna merah itu tidak terlihat lagi ketika berada di perempatan jalan.

Zacky memukul stir motornya,” brengsek! Kenapa aku tidak melihat kemana perginya Pak Rendy!?”

1
Yani
Bagus Caca jangan lemah meng hadapi orang kaya Selina
Yani
Semoga aja anaknya Caca laki"
Yani
Ayo Emir selidiki ke curigaan mu
Nar Sih
mimpi mu emang bnr imran ,kau punya dua ank permpuan dri dua ibu ,seperti nya zacki sdh tergoda wanita lain nih
Yani
Apa adiknya Imran ?
Nar Sih
makasih kak udah up panjang
sunshine wings
kenapa Caca gak kenal???
siapa yaa???
🤔🤔🤔🤔🤔
sunshine wings
duh kasian banget ya Emir 🥹🥹🥹🥹🥹
sunshine wings
hah!!! ketahuan kan!!!! 😏😏😏😏😏
sunshine wings
Kan.. gak salah lagi.. 😘😘😘😘😘
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Apa benihnya tuan muda Imran ya thor??? 🤔🤔🤔🤔🤔
sunshine wings
Aamiin3 🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
🥺🥺🥺🥺🥺
sunshine wings
Apakah ada jodohnya mereka author nemandangkan tuan muda Imran gak peduli keberadaannya Caca??? Huhhh! 😔😔😔😔😔
sunshine wings
Sakitnya hatiku author.. 😭😭😭😭😭
sunshine wings
Siapa ya??? 🤔🤔🤔🤔🤔
sunshine wings
duh! Gak kebayang gimana sakitnya bersalin ceasar dengan perasaan sakit hatinya bersamaan.. 😭😭😭😭😭
sunshine wings
🙄🙄🙄🙄🙄
sunshine wings
aku juga author 🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!