NovelToon NovelToon
365 Day

365 Day

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Murni
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Kau tidak punya pilihan lain selain menikah dengan ku Embun."ucap Alfaro.

Sementara gadis yang kini tengah menundukkan kepalanya itu tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Hanya karena satu peristiwa yang terjadi di malam kelahirannya gadis itu harus terjebak bersama seorang pria yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Dilara yang melihat keakraban itu pun terlihat sangat lega, setidaknya kedua orang tuanya masih diperlakukan dengan baik.

Setelah sambungan telefon itu dimatikan Dilara kini masih duduk di samping Leon yang masih menatap lekat dirinya.

"Apa sudah merasa baikan honey...?"ucap Leon.

"Hmm..."lirih Dilara.

"Kemarilah honey."ucap Leon yang menarik Dilara kedalam dekapannya.

"I want you honey."lirih Leon yang kini memegang dagu Dilara.

Dilara pun hanya bisa pasrah karena sudah ada perjanjian sebelum mereka menghubungi kedua orang tua Dilara.

Leon langsung mencium bibir Dilara yang kini membalas ciuman tersebut meskipun Dilara tidak bisa memungkiri rasa yang tulus yang diberikan oleh Leon padanya lewat sentuhan nya saat ini.

Wanita itu bahkan tidak bisa menahan de***an yang kini lolos dari bibirnya saat kenikmatan itu tidak bisa lagi ia tolak.

"Lepaskan honey."ucap Leon yang semakin menggila saat ini.

Percintaan itu terjadi berulang kali saat ini seakan dunia hanya milik berdua, Dilara yang sejak kemarin terus dilanda kecemburuan dan juga kebencian kini semua itu seakan sirna. Terlihat dari sikap nya yang tidak menolak keinginan Leon saat percintaan itu berlangsung.

Sementara itu di luar sana Alexa yang baru terjaga dari tidurnya dia langsung mencari keberadaan Leon yang tidak ada di dalam kamar nya.

Dia melihat jam dan ternyata sudah pukul sembilan pagi dia berfikir bahwa Leon sudah berangkat ke perusahaan padahal dugaannya salah karena Leon saat ini masih menikmati percintaan nya dengan istrinya.

Sampai sekarang bahkan Leon enggan untuk menjauh dari Dilara meskipun mereka sedang mandi bersama sekaligus melanjutkan perjalanan nya kealam nirwana.

"Tuan aku sudah lelah."lirih Dilara yang kini menolak sentuhan Leon.

"Mau sampai kapan kamu memanggil ku seperti itu honey, aku ini suamimu bukan tuan mu."ucap Leon yang kini mengecup bibir Dilara.

"Lalu aku harus memanggil mu apa?"tanya Dilara.

"Kamu bisa panggil aku dengan namaku jika kamu tidak bisa memanggil ku dengan panggilan sayang."ucap Leon.

"Tapi itu tidak sopan."ucap Dilara yang selama ini selalu diajarkan tentang adab sopan santun meskipun saat dia marah semua itu lenyap begitu saja, dan itu manusiawi.

"Kalau begitu panggil aku sayang."ucap Leon.

"Hmm..."lirih Dilara.

"Tapi kamu harus janji satu hal tuan,"ucap Dilara.

"Apa itu honey katakan lah."ucap Leon yang kini merapatkan tubuhnya dengan tubuh Dilara di dalam bathtub-e tersebut.

"Aku tidak mau ada siapapun di rumah ini termasuk kekasih mu itu, dan satu lagi aku ingin menghubungi mommy setiap waktu."ujar Dilara.

"Hmm... akan aku pikirkan, tapi kamu juga harus berjanji padaku untuk tidak lagi bersikap cuek dan mendiamkan ku kapanpun itu."ucap Leon.

"Aku butuh kepastian tuan."baiklah-baik untuk permintaan terakhir mu aku izinkan, tapi untuk yang pertama aku belum bisa melakukan hal itu karena ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan secara matang sebelum memutuskan nya."ucap Leon.

"Apa kau masih mencintainya? Kalau begitu untuk apa aku ada, atau yang dikatakan wanita itu memang benar adanya kalau begitu aku lebih baik pergi sa"ucapan Dilara terhenti kala Leon membungkam bibir nya dengan bibir Leon.

Dia tidak suka dengan kata pergi yang Dilara ucapkan tadi, Leon tidak akan pernah melepaskan Dilara walau apapun yang terjadi. karena Dilara adalah cinta nya saat ini.

"Honey jangan pernah berfikir untuk pergi dariku, aku melakukan semuanya itu demi kebaikan bukan karena aku masih mencintai dia. Aku tau kamu tidak akan pernah percaya segampang itu, tapi aku akan buktikan itu padamu nanti bersalah dan tetap berdiri di samping ku."ucap Leon yang kini menatap lekat wajah cantik alami milik istrinya itu.

"Aku tidak bisa berjanji tuan."ucap Dilara.

"Tuan? Bukankah aku sudah mengabulkan permintaan kedua mu yang merupakan bonus dari satu permintaan mu itu."ucap Leon yang kini semakin menatap lekat wajah Dilara.

"Baiklah sa-yang."ucap Dilara lirih.

"Sekali lagi honey."ucap Leon.

"Sayang."ucap Dilara dengan wajah bersemu merah.

"Begitu jauh lebih baik thank you honey."ucap Leon yang kini bangkit dari dalam bathtub-e dan membawa Dilara dalam gendongan nya menuju ruang head shower untuk membersihkan diri dari sisa busa sabun yang menempel, tidak hanya itu Leon pun membantu Dilara keramas.

Keduanya sudah selesai mandi dan kini sudah menggunakan bathrobe, mereka keluar dari dalam kamar mandi secara bersamaan dan menghampiri meja rias yang ada di dalam kamar nya itu.

Dilara terlihat salah tingkah saat melihat bekas tanda kepemilikan yang Leon tinggalkan di tubuh nya. Mulai dari leher hingga dada yang kini terlihat jelas di tubuhnya yang putih mulus itu.

"Honey kemarilah biar aku bantu keringkan rambut mu."ucap Leon.

"Tidak usah sa yang, kamu duluan saja bukankah kamu selalu sibuk bekerja?"ucap Dilara yang kini masih merasa malu.

"Aku bekerja dari rumah saja agar bisa bersama mu seharian ini honey."balas Leon dengan penuh kelembutan.

"Bagaimana dengan kekasih mu itu?"ucap Dilara.

"Apa aku masih pantas memiliki kekasih setelah aku menikah?"ujar Leon yang merasa tidak suka dengan perkataan Dilara.

"Memang tidak tapi kenyataannya kamu masih sangat peduli terhadap nya."balas Dilara.

"Peduli bukan berarti masih cinta atau pun sayang, aku masih peduli terhadapnya karena dia sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi di dunia ini."ucap Leon.

"Kalau begitu kenapa tidak tampung seluruh orang yang sebatang kara di dunia ini? Kenapa hanya dia saja yang kamu pedulikan."ucap Dilara yang kini sibuk mengeringkan rambut nya.

"Oh ayolah honey jangan perpanjang masalah itu yang akan menjadi penyebab pertengkaran diantara kita, sekarang kamu hanya harus yakin bahwa aku sangat mencintaimu dan anggap saja dia tidak pernah ada di antara kita."ucap Leon yang tidak ingin lagi hubungan nya bermasalah dengan sang istri.

"Apa semudah itu setiap orang bisa melupakan apa yang menjadi masalah besar dalam hidup nya?"ujar Dilara yang masih enggan untuk berhenti membalas perkataan Leon yang dirasa merugikan dirinya sendiri.

"Ya aku tau itu tidak mudah tapi cobalah untuk berdamai dengan keadaan, tidak ada salahnya bukan? Setidaknya dengan begitu hubungan kita tetap harmonis dan aku berani bersumpah padamu honey, sejak kita menikah aku tidak pernah menyentuh nya, bahkan jauh sebelum kita menikah aku sudah berusaha untuk melupakan nya walaupun itu sulit. Ya... aku akui dulu dia adalah cinta mati ku tapi setelah pengkhianatan yang ia lakukan semua rasa itu lenyap."ucap pria tampan itu sambil mengecup kening Dilara yang menghentikan kegiatan nya sejenak.

"Hmm... bagaimana kalau ternyata cinta itu kembali bersemi apa kamu akan membuang ku?"tanya Dilara.

"Itu tidak akan pernah terjadi honey karena prinsip dalam hidup ku, aku tidak pernah memaafkan orang yang telah berkhianat terhadap ku."ucap Leon tegas.

"Bagaimana jika aku melakukan hal yang sama?"tanya Dilara dengan sengaja.

"Aku akan mematahkan kaki dan tangan mu, agar kamu tidak pernah bisa melakukan hal itu."ucap Leon tegas.

...🪵🪵🪵...

Sudah satu minggu sejak hari itu Leon tidak berada di rumah, bahkan rumah itu terlihat sepi seakan tak berpenghuni. Dilara hanya keluar dari dalam kamar saat dia bosan dan saat dia lapar saja selebihnya ia melakukan semua kegiatannya di dalam kamar termasuk membuat desain dan melukis.

Meskipun itu membosankan tapi Embun selalu mengingatkan Dilara untuk patuh terhadap suaminya, apalagi Leon adalah suami sah nya dan Dilara tidak dijadikan sebagai istri simpanan seperti dirinya dahulu meskipun Alfaro sangat mencintai nya dan hanya dia satu-satunya cinta dalam hidup Alfaro.

Tidak seperti Dilara yang langsung dijadikan istri sahnya meskipun diantara mereka mungkin belum ada cinta.

Dan kini seseorang membuka pintu kamar tersebut Dilara yang sedari tadi tengah duduk di sofa sambil membuat sketsa desain piyama itu pun melirik kearah pintu dan tampak suaminya yang kini tersenyum manis padanya dengan menenteng beberapa hand bag ditangannya.

"Kamu sudah pulang."ujar Dilara yang kini berdiri setelah meletakkan binder itu di sofa.

"I miss you so much honey."ucap Leon yang menghambur memeluk Dilara dengan erat disertai kecupan penuh rindu dan berlanjut dengan ciuman panas.

"Apa kamu tidak merindukan ku honey kenapa tidak tidak menghubungi ku."ucap Leon.

"Aku hanya tidak ingin mengganggu mu."ucap Dilara yang kini membantu Leon melepaskan jas blazer nya yang kini ia letakan di tempat nya.

"Sedang buat apa honey?"ujar Leon yang kini duduk di sofa sambil meraih binder milik istrinya itu.

"Hanya mengisi waktu saja, aku bosan."ucap Dilara.

"Hmm... apa yang biasa dilakukan agar kamu tidak bosan honey."ucap Leon yang kini melonggarkan dasinya.

"Aku sudah lama tidak mengurus perusahan, mungkin Damian sangat terbebani selama ini, dan kegiatan ku setelah itu aku menghabiskan waktu bersama nya entah itu jalan bareng atau olahraga dan kumpul keluarga. Ya meskipun keluarga ku hanya terdiri dari aku dan kakak juga kedua orang tua kami tapi itu adalah momen yang paling membahagiakan bagiku, setelah dua puluh tahun lamanya aku tidak pernah bertemu dengan daddy."ucap Dilara.

"Hmm... tapi sekarang kamu sudah menikah honey, dan hidup mu sudah pasti akan berubah. bersabarlah setelah anak kita hadir dan lahir nanti kamu tidak akan kesepian lagi, atau bagaimana kalau aku menempatkan asisten pribadi untuk mu yang bisa menemani keseharian mu saat aku tidak ada."ucap Leon yang kini menarik istrinya untuk duduk di atas pangkuan nya.

"Sayang kamu belum ganti baju."ucap Dilara yang kini menahan rasa malu meskipun yang meminta itu adalah suaminya sendiri.

"Untuk apa gati baju honey, sebentar lagi juga dilepaskan saat kita melepas rindu."ucap Leon yang kini membuat wajah cantik itu bersemu merah.

"Hmm..."lirih Dilara yang kini membenamkan wajahnya di dada bidang suaminya itu.

"Maaf aku baru bisa kembali karena pekerjaan yang tidak bisa ditunda, tadinya aku ingin membawa mu serta tapi disana ada Alexa dan kamu tidak akan betah berada di samping nya."ucap Leon.

"Dia ikut?"ujar Dilara yang hendak bangkit dari duduknya.

"Aku tidak mungkin membiarkan dia mengacu di rumah ini honey, keselamatan mu yang utama untuk ku, tenang saja aku tidak pernah menyentuh nya kamu bisa lihat cctv tempat aku menginap."ucap Leon yang ingin meyakinkan istrinya itu.

"Tidak perlu kamu bebas bersamanya lagipula siapa aku disini, aku tidak punya hak untuk mengatur mu."ucap Dilara yang berusaha untuk melepaskan diri dari cengkeraman tangannya suaminya yang kini tidak mengijinkan dia untuk pergi.

"Honey kamu masih meragukan ku, tentu saja kamu berhak atas diriku karena kamu adalah istriku."ucap Leon.

"Buktinya sampai sekarang kamu tidak melepaskan dia setelah aku memintanya, dan itu sudah jelas bahwa aku tidak punya hak apapun disini aku hanya boneka bagimu."ucap Dilara.

"Honey...kamu salah faham aku membawa dia bersama ku karena aku takut kamu dicelakai olehnya. Dia tidak seperti dia yang dulu."ucap Leon.

"Dan aku tidak perlu repot-repot menjelaskan bahwa aku bersamanya jika aku selingkuh dengan nya."ucap Leon jujur.

"Tapi tidak adakah cara lain agar dia tidak berada di samping mu, aku mungkin tidak punya hak untuk mengatur mu tapi aku manusia biasa yang bisa merasakan sakit saat melihat suamiku lebih perhatian terhadap wanita yang yang jelas-jelas adalah mantan kekasih nya."ucap Dilara.

"Aku sedang mengatur semua itu honey, dan aku berjanji tidak lama lagi dia akan menghilang dari hidup kita."ucap Leon.

"Aku ingin pulang."ucap Dilara yang tidak lagi bisa menerima alasan dari suaminya itu.

"Ayolah honey pulang kemana disini rumah mu, baiklah jika kamu ingin berlibur aku akan menyiapkan semuanya."ucap Leon yang kini mengerti bahwa istrinya sedang protes.

"Ini rumah kalian berdua bukan kita."ucap Dilara yang langsung pergi meninggalkan Leon yang kini hanya menatap punggung wanita yang sedang cemburu pada nya.

Senyuman yang tersungging di sudut bibir Leon menjadi pertanda bahwa ia sangat senang karena Dilara sudah mulai memiliki rasa cinta padanya.

"Honey ayolah jangan marah, buka pintunya aku baru pulang dari luar negeri kamu tega ninggalin aku."ucap Leon dengan lembut.

"Honey please."ucap Leon lagi sambil mengetuk pintu namun pintu tersebut tetap sulit untuk dibuka karena terkunci dari dalam.

"Ok honey kalau kamu tidak mau buka pintu maka mommy dan daddy mu tidak diijinkan untuk datang kesini karena putrinya sedang ngambek."ucap Leon yang membuat pintu itu langsung terbuka dan menampakkan wajah sembab yang masih bercucuran air mata.

"Honey kamu menangis, maaf aku tidak bermaksud untuk menyakiti mu. Aku hanya ingin tidak ada rahasia di antara kita untuk menjaga hubungan kita agar tetap awet mengertilah."ucap Leon.

"Tidak lucu tau, kamu selalu mengancam ku untuk itu."ucap Dilara yang langsung ditarik kedalam dekapannya.

"Kamu tidak menurut honey jika tidak seperti itu."ucap Leon yang kini mengusap lembut puncak kepala istrinya dan dikecup nya.

1
arriessam
aku suka ceritanya
arriessam
lanjut kak... penasaran
end
cerita aneh
partini
👍👍👍👍👍
partini
berbakti pada orang tua tapi bikin orang lain sengsara hah ada gitu yah apa itu ga dosa ,busehhhhh gampang amat
ajaran dari mana itu ????????
Erny Su: Itulah ciri-ciri orang yang keliru.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!