NovelToon NovelToon
Bukan Sebatas Istri Bayangan

Bukan Sebatas Istri Bayangan

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:249.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Alisha Chanel

Bukan bacaan untuk bocil.

Setiap manusia terlahir sebagai pemeran utama dalam hidupnya.

Namun tidak dengan seorang gadis cantik bernama Vania Sarasvati. Sejak kecil ia selalu hidup dalam bayang-bayang sang kakak.

"Lihat kakakmu, dia bisa kuliah di universitas ternama dan mendapatkan beasiswa. kau harus bisa seperti dia!"

"Contoh kakakmu, dia memiliki suami tampan, kaya dan berasal keluarga ternama. kau tidak boleh kalah darinya!"

Vania terbiasa menirukan apa yang sang kakak lakukan. Hingga dalam urusan asmarapun Vania jatuh cinta pada mantan kekasih kakaknya sendiri.

Akankah Vania menemukan jati diri dalam hidupnya? Atau ia akan menjadi bayangan sang kakak selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

"Emhhh..." Desahan Mona lolos begitu saja kala Roy mencumbu bibir merahnya dengan penuh gairah, tangan Roy bergerilya di atas tubuh wanita yang sudah setengah telanjang itu. Kemudian berhenti tepat di area sensitif wanitanya.

"Ah, sayang...Ayo cepat lakukan. Jangan menyiksaku seperti ini." Pinta Mona dengan wajah memelasnya, ia begitu tersiksa karna Roy seperti mempermainkan dirinya sedari tadi.

"Iya sayang, kau itu sangat tidak sabaran ternyata." Ucap Roy sembari mencubit pipi chubby Mona dengan gemas.

Drrrd drrrd

Baru saja Roy akan masuk ke menu utama percintaan panasnya dengan Mona, namun urung saat ponselnya bergetar.

Terlihat sebuah panggilan masuk dari Betrand. Namun Roy mengabaikannya dan lebih memilih melanjutkan aktifitas panasnya dengan sang kekasih yang baru di pacarinya sejak satu bulan yang lalu.

***

"Kurang ajar! Berani sekali dia mengabaikan telepon dariku!" Umpat Betrand dengan rahangnya yang mengeras. Pria itu merasa begitu kesal karna sang asisten tidak bisa di hubungi. Sedangkan dirinya sedang panik karna mendapat kabar kalau sang istri akan segera melahirkan.

"Jika kau tidak mengangkat telepon dariku dalam waktu 5 menit, maka aku akan memecatmu dan aku pastikan kau tidak akan di terima di perusahaan manapun!" Ancam Betrand melalui pesan chat yang ia kirim.

***

"Shitt!" Umpat Roy, ia tak bisa berkutik setelah mendapat ancaman dari sang boss.

"Kenapa sayang?" Tanya Mona yang masih berada di bawah kungkungan pria itu. Dengan inti tubuh mereka yang masih menyatu.

"Kita lanjutkan lain kali saja ya sayang, tuan Betrand mencariku." Ucap Roy sembari beranjak dari tubuh polos sang kekasih, lalu memakai pakaiannya kembali.

"Tapi sayang." Mona ingin protes, namun Roy tak menghiraukan ocehan wanita itu. Apalagi tuan Betrand sudah menghubunginya kembali.

"Maaf tuan tadi aku sedang kebelet di kamar mandi." Bohong Roy setelah mengangkat telepon dari tuan Betrand.

"Aku tidak peduli apapun alasanmu, sekarang juga kau pergi ke rumah sakit sejahtera karna Vania akan segera melahirkan!" Titah Betrand dari ujung telepon.

"Ck. Istrinya yang akan melahirkan, kenapa aku yang disuruh ke rumah sakit. Memangnya apa yang bisa aku lakukan di sana?" Umpat Roy di dalam hati.

"Hey, kau dengar tidak?!" Bentak Betrand karna Roy hanya diam.

"Dengar tuan, baiklah saya akan segera ke rumah sakit sejahtera sekarang juga." Balas Roy pasrah.

"Bagus. Aku beri waktu 10 menit untuk sampai di rumah sakit sejahtera! Jika tidak, kau akan di pecat dengan tidak hormat!" Ancam Betrand setelah itu menutup teleponnya secara sepihak.

"Ck, memangnya aku bisa berteleportasi apa? Rumah sakit sejahtera itu jauh dari sini, tapi tuan Betrand hanya memberiku waktu 10 menit." Gumam Roy sembari memacu mobilnya dengan kecepatan maksimal.

***

***

Rumah sakit sejahtera.

Seorang pria dengan penampilannya yang acak-acakan, berjalan mondar-mandir di bawah teriknya matahari. Raut kecemasan terlihat jelas di wajah tampan pria blasteran itu.

"Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan sekarang?" Cemas Betrand sembari terus jalan bolak-balik di parkiran rumah sakit.

Ini adalah pengalaman pertama bagi Betrand mendampingi sang istri yang akan melahirkan, jadi pria itu tidak tahu harus berbuat apa selain mondar-mandir tidak jelas, padahal Betrand sudah tiba di rumah sakit sejak 30 menit yang lalu.

"Tuan? Sedang apa anda di sini?" Tanya Roy pada tuan Betrand.

"Roy? Akhirnya kau datang juga, kau terlambat 5 menit." Ucap Betrand sembari menatap jarum jam di jam tangan mewahnya.

"Maaf tuan, tapi lokasi rumah sakit ini cukup jauh dari kantor kita." Roy memberi alasan yang cukup masuk akal jadi Betrand tidak marah.

"Kenapa nyonya Vania tidak melahirkan di rumah sakit medistra saja tuan? Selain lokasinya lebih dekat, fasilitas di rumah sakit medistra juga lebih lengkap dari pada di rumah sakit lain." Ujar Roy.

Orang yang menolong Vania, membawa wanita itu ke rumah sakit terdekat dari taman kota tempat Vania berada kala itu. Jadi Vania melahirkan di rumah sakit sejahtera. Bukan di rumah sakit Medistra seperti yang sudah Betrand rencanakan dari jauh-jauh hari. Bahkan Betrand sudah membooking satu lantai di rumah sakit Medistra ketika sang istri melahirkan nanti.

"Mana aku tahu, karna bukan aku yang membawa Vania ke rumah sakit ini." Balas Betrand apa adanya.

"Apa nyonya Vania sudah melahirkan tuan?" Tanya Roy dengan wajah gusarnya.

"Entahlah Roy, kau kan tahu sendiri kalau aku takut melihat darah. Jadi aku tidak berani melihatnya."

Betrand mengalami trauma terhadap darah, sejak Melisa calon istri pertamanya meregang nyawa di hadapannya sendiri karna mengalami kecelakaan.

"Astaga!" Roy menggelengkan kepalanya.

"Ayo tuan!" Ajak Roy sembari menarik lengan tuan Betrand.

"Kemana?" Tanya Betrand pula.

"Tentu saja menemui nyonya Vania, masa menemui mantan istriku." Umpat Roy kesal. Entah kenapa bosnya yang cerdas dan seorang intelek itu menjadi begitu bodoh saat dihadapkan dengan istrinya yang hendak melahirkan.

"Roy, sudah berani kau rupanya!" Kesal Betrand dengan rahangnya yang mengeras.

"Maaf tuan." Balas Roy.

Tap Tap Tap

Langkah kaki kedua pria berbadan tegap itu menggema di lorong rumah sakit Sejahtera. Sebuah rumah sakit kecil yang ada di ibu kota.

"Suster, dimana ruang rawat nyonya Vania?" Tanya Roy pada seorang perawat yang ditemuinya.

"Siapa ayah dari bayi nyonya Vania?" Tanya suster itu sembari menatap Roy dan Betrand secara bergantian.

"Saya suster." Jawab Betrand lugas.

"Mari ikut saya tuan, bayi anda sudah menunggu sejak tadi untuk di adzankan." Suster itu menarik lengan Betrand, membawa pria itu masuk ke dalam ruangan khusus bayi baru lahir.

"Roy, temani Vania. Katakan aku akan segera menemuinya!" Titah Betrand pada sang asisten.

"Baik tuan." Patuh Roy.

"Aku juga yang harus menemani istrinya. Harusnya Vania memilihku untuk jadi suaminya. Bukan pria payah seperti tuan Betrand!" umpat Roy sembari menatap punggung Betrand yang semakin menjauh, kemudian menghilang di balik pintu.

"Setidaknya aku menemani ketiga mantan istriku ketika mereka melahirkan dulu, tidak seperti pria itu." Umpat Roy dengan bibirnya yang mencebik.

"Apa yang Vania lihat dari pria itu, selain tampan, pengusaha sukses dan kaya raya? Vania benar-benar telah dibutakan oleh cinta pada tuan Betrand, hingga tak bisa berpikir jernih." Gumam Roy sembari berjalan menuju ruangan tempat Vania di rawat.

***

Ceklek

Vania menatap ke arah pintu yang terbuka dengan wajah tegang, namun wajahnya kembali ceria saat melihat Roy yang datang.

"Kau? Kenapa kau tersenyum saat melihatku?" Roy merasa aneh melihat senyum di wajah Vania.

"Kak Roy, syukurlah kau datang. Tolong ambilkan aku kursi roda karna aku ingin melihat bayiku." Titah Vania.

"Ck, suami istri sama saja. Suka memerintah seenaknya." Kesal Roy.

"Baiklah tunggu sebentar." Roy yang baru masuk ke ruang rawat Vania, akhirnya keluar lagi dengan wajah yang di tekuk.

***

"Sebelah sini tuan." Suster itu membimbing Betrand menuju bayinya yang harus mendapat perawatan intensif karna terlahir prematur di usia kandungan Vania yang baru menginjak 34 minggu.

"Ini putri anda tuan, silahkan untuk segera di adzankan." Suster itu menunjuk pada seorang bayi merah yang terlihat paling kecil diantara bayi lainnya yang baru lahir.

Tes...

Air mata Betrand lolos begitu saja, ada rasa bersalah dan haru yang bercampur jadi satu.

"Maafkan papa sayang, karna selama mama mengandungmu papa kurang memperhatikan kalian hingga kau terlahir sebelum waktunya." Bisik Betrand di telinga sang putri melalui lobang kecil yang ada di kotak inkubator tempat sang bayi di rawat.

Setelah menetralkan detak jantungnya, Betrand segera mengumandangkan adzan di telinga sang bayi. Dinding kaca yang memisakan dirinya dan sang putri, tak mengurangi sedikitpun rasa haru yang pria itu rasakan.

"Ternyata seperti ini rasanya jadi seorang ayah." Betrand tersenyum simpul sembari menatap intens wajah bayi kecilnya.

***

Usai mengumandangkan adzan untuk sang bayi, Betrand segera beranjak dari ruangan itu untuk menemui sang istri.

Keinginannya untuk menceraikan Vania usai melahirkan hilang begitu saja, yang ada ia ingin segera memeluk sang istri dengan erat. Meminta maaf sekaligus berterima kasih sebanyak-banyaknya.

"Nak Betrand. Kau di rumah sakit ini juga?" Tanya George yang tanpa sengaja berpapasan dengan Betrand di koridor rumah sakit.

"Uncle George, sedang apa uncle di rumah sakit? Apa uncle sakit?" Tanya Betrand sekedar basa-basi, karna orang yang ada di hadapannya terlihat segar bugar.

"Tidak bukan aku yang sakit, tapi Zalina." Jawab George.

"Zalina sakit apa uncle?" Tanya Betrand dengan wajah gusarnya.

"Zalina mengalami diare parah, mungkin dia salah makan. Apa kau ingin menjenguk Zalina?" Tanya George.

"Tentu saja uncle." Balas Betrand.

"Ini ruangan tempat Zalina di rawat. Maaf uncle tidak bisa menemanimu karna uncle harus mengurus administrasi Zalina." Ucap George.

"Tidak papa uncle. Terima kasih sudah mengantarkan aku ke sini." Ucap Betrand. Kemudian George pun pergi ke ruang administrasi untuk mengurus administrasi sang putri, karna sang istri Gloria mengalami kesulitan saat hendak menyelesaikan administrasi Zalina.

Ceklek

Atensi Zalina yang semula sedang menatap layar ponselnya teralihkan saat mendengar suara pintu dibuka.

"Betrand, kau datang? Baru saja aku akan menghubungimu." Zalina mencoba tersenyum saat melihat Betrand, walaupun wajah cantiknya kini terlihat pucat.

"Hey, duduklah kau tidak usah bangun." Betrand menahan Zalina yang akan berjalan ke arahnya.

"Terima kasih sudah datang untuk menjengukku." Ucap Zalina sembari memeluk Betrand erat.

"Kenapa kau bisa sampai di rawat di rumah sakit ini? Memangnya apa yang sudah kau makan?" Tanya Betrand. Zalina tersenyum simpul saat melihat ada kecemasan di wajah pria tampan itu.

"Sepertinya aku terlalu banyak makan pedas, mungkin perutku butuh beradaptasi lagi dengan makanan di sini setelah berbulan-bulan aku tinggal di Dubai." Zalina menjelaskan.

"Kau sendiri, sedang apa di rumah sakit ini?" Zalina balik bertanya.

"Vania baru saja melahirkan." Ucap Betrand apa adanya.

Hening sesaat, Zalina dan Betrand tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Selamat ya, kau sudah menjadi seorang ayah sekarang." Zalina mencoba tersenyum walau hatinya terasa sakit.

"Harusnya aku yang menjadi ibu untuk anak-anakmu Betrand, bukan wanita lain." Batin Zalina.

"Terima kasih." Balas Betrand.

"Apa rencanamu selanjutnya, apa kau akan menceraikan Vania seperti yang kau rencanakan sebelumnya?" Tanya Zalina penuh harap.

"Entahlah, rasanya semuanya terasa berbeda saat aku melihat bayi kami. Aku ingin mencoba menjalani rumah tangga ini bersama Vania." Jantung Zalina terasa lepas dari tempatnya saat mendengar keputusan Betrand.

Bersambung.

1
Andalia Yuswar
Nasib si Betrand punya asisten Roy /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Rini Astria
Luar biasa
Rini Astria
Lumayan
Andalia Yuswar
Gercep Betrand
Andalia Yuswar
Luar biasa
IG : alisha_chanel95: makasih kak🥰
total 1 replies
Uli Kristiani
knp kok vania kabur kuburan terus, bukannya semua masalah di bicarakan dng suami,
nanik sriharyuniati
Luar biasa
IG : alisha_chanel95: makasih kak 🥰
total 1 replies
Uthie
Waowww... seneng nya pas liat extra part cerita ini lagiiii 🤩🤩🤩🤗
dikira cuma notif karya baru 😁😁
Uthie: /Heart//Heart//Heart//Heart/
IG : alisha_chanel95: /Heart//Heart//Heart/
total 2 replies
Indah Rianti
Luar biasa
IG : alisha_chanel95: makasih kak 💕
total 1 replies
Chusnul Ash Shafi
/Applaud//Applaud//Applaud/
elly fitriyatun
Laah kurang nich masa cm GT aja endingnya...bonus capter doongss thor
elly fitriyatun
Katanya bethran orang kaya masa cari Freya j gak ktmu.kasian Zel hrs hidup sengsara,dr kecil sdh TDK bersama ibu kandung ini br sbntr merasakan dah sengsara LG huuftt gak adil bgt Thor
elly fitriyatun
Gimana jln pikiran Vania ada y seorg ibu begitu heran deechh
elly fitriyatun
Vania gak suka karakternya aaah...tega bnr SM anak sndri bgtu...meskipun ssllu berada didekatnya.. tp bukan sbg ibu hanya sebatas pengasuh...kasian Anzel merasa gak punya ibu
Uthie
semoga sukses 👍👍💞💞💞
IG : alisha_chanel95: Aamiin 🙏🥰
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
holipah
yah 😱😱 othor
Uthie
Lohhhh... koq Tamat gitu aja Thor??? 😱😱😱😱😭😭😭
IG : alisha_chanel95: Aamiin, makasih kk💕
Uthie: Ogtu yaaa 😢😢😢
padahal cerita ini bagus koq 👍👍👍👍

kalau sy sampai mengikuti terus kelanjutannya, berarti ceritanya Memang bagus dan suka chemistry yg ada 👍👍👍👍

sayang banget yaa.. kurang mendapat apresiasi 😢

Semoga sukses selalu dan mengalir terus Rizki dari manapun 🤲

tetap semangat yaa Thor 💪❤️❤️❤️❤️
total 3 replies
Uthie
Yaaa.. koq kaya dikit sihh yaaa bacanya 😂😂😂
Retno Harningsih
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!