Ica semenjak di tinggal oleh Azzam tanpa alasan akhirnya memilih menikah dengan pria lain, syukurnya pernikahannya dengan suaminya yang awalnya tak begitu di cintainya berjalan dengan harmonis dan bahagia.
Tapi ternyata Ica di tipu mentah-mentah oleh sikap baik suaminya selama ini, justru suaminya ternyata pria yang suka berselingkuh dan gonta-ganti pasangan untuk memuaskan nafsu birahinya.
Bagaimana dengan rumah tangga Ica dan suaminya selanjutnya?
Apakah Ica tetap bertahan atau justru memilih berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Naik" titah Polisi
Polisi meminta Hendra untuk segera naik ke dalam mobil polisi bak terbuka, Hendra tak berkutik dirinya hanya pasrah dan menuruti setiap perintah yang di berikan. Setengah jam telah berlalu, akhirnya Hendra sampai di kantor polisi.
Ketika Hendra di gelandang masuk ke dalam, tiba-tiba kedua mata Hendra melihat sosok Loli yang duduk di sebuah sofa. Di sebelah kanan Loli ada sang ayah, sementara di sebelah kiri Loli ada sang bunda yang menggenggam tangan Loli.
"Loli" panggil Hendra dengan lirih menatap Loli yang terlihat menunduk
Mendengar mantan kekasihnya memanggilnya, Loli tak memberi respon. Kepalanya terus menunduk, dirinya tak memiliki keberanian hanya sekedar saling bertatapan. Karena tangannya tidak di cekal polisi, Hendra langsung mendekat ke arah Loli lalu bersimpuh di hadapannya.
"Loli, maafkan aku. Tolong!!! Tolong cabut laporannya, Loli. Aku tidak mau harus mendekam di balik jeruji besi, aku mohon. Aku mohon, Loli" ucap Hendra, dirinya merengek agar mendapatkan belas kasihan.
"Hidupku sudah hancur, Loli. Jadi aku mohon, jangan menambah kehancuranku. Tolong cabut laporannya, Loli. Kamu mau apa? Kamu mau menikah kan? Oke, Loli. Aku akan menikahi kamu, kita akan menikah. Jadi tolong cabut laporannya, saat ini juga aku akan menikahi kamu"
"Heii, pria brengsek" sentak Sang Bunda
Hati seorang ibu pasti panas melihat pria tidak tahu diri mengiba pada sang putri, tangannya mengepal dengan suara napas yang tercekat. Hatinya sangat sakit, mengingat sikap sekaligus penghinaan yang sudah di lakukan Hendra pada sang putri.
"Kamu mau menikahi putriku, karena takut di penjara? Dasar pria pengecut, tuai apa yang telah kamu tanam. Kamu harus membusuk di penjara!!"
Bug!!!
"Arrghh"
Sang ayah tidak bisa lagi menahan emosi, pukulan telak mendarat di kedua pipi Hendra. Hendra tak bisa berkutik, hanya pasrah ketika pukulan demi pukulan menghujam kedua wajahnya. Sakit hati orang tua, memang tak bisa di gambarkan dengan sebuah pukulan.
Sungguh perih dan mengiris sanubari orang tua, semua sudah terlambat anak perempuan kesayangan dalam keluarga malah menjadi korban pria yang tidak bertanggung jawab bahkan pria pengecut yang cocok di sebut pecundang.
"Hentikan, atau kalian berdua saya masukan ke dalam penjara" ujar Komandan polisi dengan wajah sanggar
Sehingga sang ayah tak bisa melanjutkan pukulannya, padahal sang ayah masih ingin sekali menghujam pukulan demi pukulan ke wajah pria yang telah menyakiti sang putri. Belum puas rasanya, hanya memberikan sekali bogem mentah.
"Demi Tuhan, saya tidak akan membiarkan kamu lolos dari penjara. Beraninya kamu menyakiti putri saya, membusuk lah di penjara"
"Yah, sudah. Nanti darah tinggi Ayah kambuh, kita serahkan semuanya pada pihak polisi saja"
"Iya, Yah. Bunda benar" ujar Loli ikut memegangi lengan sang ayah
"Om, pukul saja saya sampai puas. Saya akan bertanggung jawab, saya janji asalkan Om membebaskan saya dulu"
Hendra mengatup kedua tangannya, dirinya tak mau menikmati dinginnya sel tahanan. Rumah tangganya dan belahan jiwanya sudah hancur atas kebodohannya, jangan sampai dirinya semakin menderita di dalam jeruji besi.
Lebih baik menikahi Loli, asal bisa menghirup udara bebas. Begitu lah yang ada dalam pikiran Hendra saat ini, tentu saja sang ayah semakin murka melihat Hendra mengiba bukan sang ayah tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran Hendra.
"Bedebah"
"Loli, percaya lah. Aku pasti bertanggung jawab jadi tolong lepaskan aku dari sini, kita mulai lagi semuanya dari awal"
Loli terdiam sembari menatap wajah Hendra, satu sisi dirinya ingin kembali pada Hendra tetapi hatinya sangat terluka. Loli hanya bisa menundukkan pandangannya, sembari dalam hati menimang-nimang keputusannya.
"Heii, jangan racuni otak anakku. Dasar pria GILA"
"Ayo, kita pulang. Biarkan pria ini membusuk di penjara" tangan Loli di gandeng sang ayah
"Loli, tunggu sayang. Dengarkan aku dulu, aku janji akan menikahi kamu. Ini semua demi anak kita, sayang"
"Ayo, Loli" sentak Sang Bunda
Loli terdiam membeku, dirinya bingung harus bagaimana. Di telinga kanannya seolah-olah terdengar bisikan untuk memilih mengikuti kemauan orang tuanya, tapi telinga kirinya berdengung seakan-akan menahannya untuk pergi.
Kakinya terasa berat ingin melangkah, dirinya teringat nasib bayi di dalam perutnya yang tentu akan membutuhkan sosok figur seorang ayah. Loli menutup kedua matanya sejenak, lalu menghela napas dalam-dalam dan di hembuskan secara perlahan-lahan.
"Loli, ayo buruan"
"Loli, tunggu sayang..... LOLI" teriak Hendra menggila, perlahan tapi pasti Loli meninggalkan kantor polisi.
"Ayo masuk sel tahanan, kasus kamu akan di proses"
"Lepaskan" teriak Hendra tak sudi masuk dalam jeruji besi
"Lepaskan, aargghh" teriak Hendra menggema
Perlahan Hendra kelelahan terus berteriak tak karuan, akhirnya Hendra terdiam di pojokan. Dirinya tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menunggu orang tuanya membawa pengacara untuk membebaskannya.
"Kamu jangan lemah jadi wanita, Loli"
"Iya, Bun"
"Jangan iya-iya saja, jangan mau di injak-injak sama pria. Ingat, Bunda dan Ayah sudah mau menerima kamu lagi meski pun keadaan kamu kayak gini. Jadi, jangan kecewakan kami lagi"
Loli tertunduk lesu di pojokkan sofa, dirinya terdiam sembari mengangguk lemah. Sang ayah mengatakan akan menyewa pengacara terhebat, agar Hendra mendekam lama di penjara. Tentu saja sang bunda setuju, biar Hendra kapok setelah berani menghina sang putri.
"Tenang saja, Bun. Ayah tidak akan membiarkan pria itu hidup tenang"
Telinga Loli rasanya ingin pecah mendengar obrolan kedua orang tuanya, hati dan pikirannya berperang mati-matian ketika membahas soal Hendra. Lalu Loli pamit ke kamar pada kedua orang tuanya, dirinya ingin merebahkan tubuhnya yang terasa sangat lelah.
"Andai saja Mas Hendra mau menikahi ku sebelum di bawa ke penjara, mungkin aku akan menerima ajakannya"
Loli berbicara dengan diri sendiri dengan posisi tiduran, kedua matanya menatap ke arah langit-langit kamar. Sementara tangannya mengelus-elus perutnya yang sedikit membuncit, meski pun dirinya benci pada perlakuan Hendra tapi hatinya menolak untuk memenjarakannya.
Loli sangat ingin membangun rumah tangga yang bahagia, dirinya tidak tega jika anaknya harus tumbuh tanpa kehadiran seorang ayah. Apalagi jika anaknya tahu kalau ayahnya pernah masuk ke dalam penjara, karena melakukan tindakan kekerasan terhadap ibunya.
Penyesalan memang selalu datang di akhir, manusia sering bertindak tanpa memikirkan akibatnya di masa depan. Maka penting berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak, agar tidak menyesal di kemudian hari.
Begitu lah yang di rasakan oleh Loli, dirinya hanya bisa meratapi keadaan yang terjadi akibat kelakuannya sendiri. Namun untuk di sesali juga percuma, semua telah terjadi saat ini.