" Tidakkah kau malu?? Bermain kotor bersama dengan suami orang? Jika aku jadi kau, lebih baik aku mati daripada menjadi simpanan pria beristri. " Sindiran dari Belleza Rodriguez, istri sah Tyreece.
" Kenapa aku harus malu? Suami mu sendiri yang merangkak naik ke atas ranjang ku.. Seharusnya kau sadar diri, tidak mungkin suami mu mencari kepuasan diluar rumah, jika saja kau..... Bisa memuaskannya. " Balas Roseline tidak mau kalah.
Dengan gilanya Roseline menerima begitu saja ajakan seorang pria yang menginginkannya menjadi simpanan setelah Roseline menabrak mobil pria itu. Saking patah hatinya Roseline hingga dirinya bahkan tidak sadar jika suatu hari nanti keputusannya ini akan membawanya pada malapetaka.
Bagaimana nasib Roseline selanjutnya?
Apakah cinta pria itu bisa membawa Roseline menjadi istri sah?
Ataukah selamanya Roseline akan tetap menjadi simpanan pria itu?
Dan bagaimana jika hadir pria lain dalam hubungan gelap Roseline dan pria itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4
Tujuh tahun kemudian....
Flagstaff, Arizona, Amerika Serikat..
Kedua tangan yang begitu cekatan bergerak mengolah bahan-bahan yang akan dimasak untuk sarapan. Seorang wanita cantik berusia 37 tahun, terlihat tengah asyik menjalani aktifitas rutin paginya, membuat sarapan untuk buah hatinya. Wanita cantik ini begitu asyik memasak sambil bergoyang kecil mengikuti irama musik yang sengaja dia putar untuk menemaninya beraktifitas pagi di dapur rumah sederhananya.
Saking asyiknya dengan rutinitas paginya itu, wanita yang masih terlihat cantik seperti wanita akhir usia dua puluhan ini, sampai tidak menyadari kehadiran seseorang yang tengah menatapnya tak jauh darinya. Seseorang yang tengah memperhatikan wanita cantik yang tengah memasak ini hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. Tidak pernah berubah, sejak dia mulai mengerti semua hal, wanita cantik ini memang selalu memasak sambil bergerak lincah ke sana kemari mengikuti irama musik.
" Buongiorno, momma.. ~ Selamat pagi, momma... " sapa seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun yang tengah asyik melihat sang ibu memasak.
" Buongiorno..Avete dormino bene? ~ Apakah tidur mu nyenyak? " tanya wanita yang dipanggil momma oleh si anak laki-laki itu.
" Hm.. Apa yang momma masak? "
" Maaf ya.. Karena bangun kesiangan, momma hanya bisa membuat Panino.. "
" Tidak apa.. Aku suka Panino buatan momma.. "
Si wanita tersenyum manis, merasa bersyukur bisa memiliki seorang putra yang begitu memahami dirinya dan segala kesibukannya sebagai orang tua tunggal. Ketika melihat putranya kini semakin hari semakin bertambah besar, rasa syukur terus saja Roseline panjatkan pada Sang Pencipta. Tujuh tahun perjalanannya sebagai orang tua tunggal sungguh tidak mudah. Berulang kali Roseline harus terjatuh dan harus kembali bangun meski lukanya belum mengering.
Semua perjuangannya sejak pertama kali mengetahui jika dirinya telah mengandung, terbayar lunas saat bisa melihat senyum manis sang putra. Syon Gryson de Niels, anak tampan pembawa keberuntungan, doa tulus Roseline dia tuangkan dalam nama bayi laki-laki tampan dengan lesung pipi di pipi kanannya tujuh tahun yang lalu. Roseline berharap, bahwa sang putra akan selalu mendapatkan keberuntungan kemana pun dia pergi.
Syon tumbuh menjadi anak yang pandai dan juga baik. Tidak banyak bicara layaknya anak usianya, tapi Syon selalu menjadi anak yang penurut dan juga pengertian terhadap Roseline. Syon tidak pernah bertanya pada Roseline, siapa ayahnya dan dimana ayahnya berada. Roseline yang mengatakan jika keberadaan Syon adalah hanya karena Roseline, berusaha untuk memahami semua itu.
Syon anak yang pandai bahkan cenderung jenius melebihi anak seusianya. Dia pun akhirnya paham, keberadaan ayahnya adalah sebuah momok untuk ibunya, jadilah Syon memilih untuk tidak tahu dan tidak mau tahu. Syon telah menyaksikan bagaimana perjuangan Roseline sebagai orang tua tunggal. Syon tidak ingin membuat Roseline bersedih saat membahas tentang ayahnya, karena itu Syon lebih memilih diam. Syon ingin memberikan waktu sebanyak yang Roseline perlukan untuk mengungkap siapa ayahnya.
" Zio El dan Zia Anna,, Kapan mereka akan tiba? " tanya Syon ditengah acara sarapan bersama sang ibu.
" Sepertinya sebentar lagi.. Menurut yang mereka katakan tempo hari, pesawat yang akan mereka tumpangi akan mendarat pagi. Mungkin beberapa menit lagi..... " jawab Roseline.
Ting.. Tong
Ting.. Tong
" Itu mereka.. " pekik Roseline yang langsung menuju ke pintu untuk menyambut kedatangan Gavriel dan Silvanna.
" Roooossssseeeeeee.... " pekik Silvanna yang langsung melompat memeluk Roseline. Mereka sudah lama tidak bertemu, mungkin sekitar enam bulan.
" Bagaimana kabar kalian? " tanya Roselinee tersenyum tulus. Sudut mata Roseline basah karena terharu dengan pertemuan ini.
" Baik.. Bagaimana kau dan Syon? " Gavriel yang menjawab. Dia juga menanyakan kabar Roseline dan Syon.
" Seperti yang kau lihat... " Roseline membuka lebar kedua tangannya, menunjukkan bagaimana kondisinya saat ini setelah berhasil menyingkirkan Silvanna yang tadi sempat enggan melepas pelukan mereka.
Gavriel tersenyum senang, lantas langsung maju untuk memeluk Roseline. Gavriel merindukan Roseline, sangat merindukan kebersamaan mereka. Karena masalah pelik yang terjadi di keluarga mereka dua tahun belakangan ini, Gavriel secara pribadi jadi jarang mengunjungi Roseline dan Syon. Dia teramat merasa bersalah karena jarang mengunjungi kedua orang ini. Dua orang yang sangat penting dalam hidupnya.
Tujuh tahun yang lalu, Gavriel terkejut setengah mati saat Silvanna membawa Roseline padanya dan mengatakan jika Roseline tengah mengandung. Ketika ditanya siapa yang telah menghamili Roseline, kedua wanita ini kompak tutup mulut. Yang membuat Gavriel yang biasa disapa dengan nama panggilan El itu adalah permintaan Roseline yang memintanya merahasiakan tentang kondisinya pada keluarga besar mereka.
Parahnya lagi, Roseline meminta Gavriel untuk membawanya pergi ke tempat yang jauh. Sangat jauh dari keluarga mereka dan Milan, Italia. Roseline bahkan rela berlutut di depan Gavriel yang pada awalnya kekeh menolak membantu Roseline karena bagaimana pun keluarga mereka harus tahu tentang kondisi Roseline. Karena rengekan Roseline dan Silvanna yang adalah adiknya itu, akhirnya Gavriel pun luluh juga dan membawa Roseline untuk pergi ke negara ini.
Disinilah akhirnya Roseline tinggal, Flagslaff, Arizona, Amerika Serikat. Kota yang sangat jauh dari Milan, Italia, sekaligus sangat jauh dari jangkauan keluarga besar mereka. Disinilah Roseline tinggal bersama putranya, Syon. Rumah sederhana berlantai satu dengan luas 3010 meter persegi dengan halaman luas di depan dan di belakang bangunan.Rumah Roseline berada di daerah yang baru dibangun sehingga belum terlalu banyak rumah-rumah di sekitarnya.
Jarak antara rumah yang satu dengan lainnya cukup jauh. Tempat ini memang belum padat penduduk tapi memang seperti inilah kondisi yang dibutuhkan Roseline. Dirinya yang hamil tanpa suami, memilih tinggal di tempat yang tidak ramai, guna meminimalisir pertanyaan-pertanyaan yang Roseline sendiri tidak tahu apa jawabannya. Yang paling Roseline takutkan, jika ada yang bertanya siapa ayah Syon karena jawaban Roseline adalah tidak tahu.
Pertanyaan ini, tujuh tahun lalu terlontar dari mulut Silvanna tapi hingga Syon lahir dan kini berusia tujuh tahun, Roseline belum memiliki jawabannya. Kejadian satu bulan sebelum dirinya mengetahui tentang kehamilannya, membuat Roseline ragu tentang siapa ayah Syon yang sebenarnya. Karena alasan ini juga, selama ini Roseline tidak pernah menyinggung soal ayah di depan Syon. Roseline tidak tahu, apakah pria yang menjalin kasih dengannya tujuh tahun yang lalu, atau pria yang menjalani ONS dengannya saat itu, yang merupakan ayah kandung Syon.
" Syon terlahir dengan menurun semua gen milik ku. Mata, hidung, bentuk wajah dan bibir itu, kesemuanya berasal dari gen milik ku. Semua ini benar-benar membuat ku semakin tidak tahu, karena seolah Tuhan ingin merahasiakan dari ku siapa ayah kandung Syon. " ujar Roseline tujuh tahun yang lalu ketika pertama kali melihat wajah Syon.
Besar harapan Roseline saat Syon lahir untuk tahu siapa pria yang telah menyumbang benih untuknya hingga ada Syon. Tapi bgeitu Syon terlahir ke dunia ini, Roseline dibuat tidak berdaya karena tidak satupun dari Syon yang menurun dari ayahnya. Tidak si pria yang menjadi kekasihnya, tidak juga si pria yang melewatkan ONS dengannya. Roseline frustasi, bahkan dirinya sampai divonis mengidap baby blues setelah melahirkan Syon. Silvanna dan Gavriel lah, yang selalu berada di samping Roseline dan mensupportnya.
" Lahirnya Syon dengan fisik yang semuanya menurun dari mu, anggap saja Tuhan ingin Syon hanya menjadi milik mu. Syon hanya anak laki-laki Roseline dari keluarga de Niels. Karena itu jangan putus asa, Rose.. Kau tidak butuh pria pecundang sebagai ayah Syon. Syon putra mu dan cukup dia hanya menjadi putra mu. " kata-kata Gavriel inilah yang akhirnya membuat Roseline bangkit dari rasa frustasinya.
Gavriel benar, Syon putranya dan sampai kapan pun Syon akan menjadi putranya. Hanya putranya. Roseline lebih dari mampu membesarkan Syon tanpa campur tangan seorang pria. Ingatkah Roseline, siapa dirinya dan dari mana keluarganya berasal. Dia adalah Roseline Edithe de Niels, salah satu de Niels yang artinya dia kuat dan sanggup untuk membesarkan Syon tanpa perlu seorang laki-laki pecundang di sampingnya.
Sejak saat itu, Roseline membuang semua masa lalunya jauh ke belakang. Memilih menatap masa depan bersama dengan putra tunggalnya. Roseline memiliki tugas dan prioritas baru dan itu adalah Syon Gryson de Niels, putra dari seorang Roseline Edihte de Niels.
