Sekuel Touch Me, Hubby
🍁🍁
Perjodohan karena hutang budi, membuat Sherinda Agastya, gadis cantik dan sedikit ceroboh itu terpaksa menerima pernikahan yang tidak dia inginkan sama sekali. Parahnya lagi orang yang dijodohkan dengannya merupakan kakak kelasnya sendiri.
Lantas, bagaimana kehidupan mereka setelah menikah? Sedangkan Arghani Natakara Bagaskara yang merupakan ketua Osis di sekolahnya tersebut sudah memiliki kekasih.
Bagaimana lanjutan kisah mereka? Baca yuk!
Fb : Lee Yuta
IG : lee_yuta9
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Baper
Bab. 15
Ghani pikir, gadis ini akan baper dengan sikapnya yang sedikit berani. Meskipun pada kenyataannya ia sangat malas dan ini hanya untuk mempercepat sesi pemotretan saja.
Namun, ternyata hasilnya sungguh di luar ekspetasinya. Bukan baper, Rinda justru tertawa terbahak. Bahkan mulutnya sampai terbuka lebar sembari tangannya yang terus memukul dadanya dengan sangat keras. Membuat semua orang terkejut sekaligus kaget dengan sikap Rinda yabg barbar tersebut.
Ibu begitu malu, sampai-sampai menutup wajahnya dengan tangan suaminya yang tengah berdiri di sampingnya. Sedangkan Nara, gadis itu menggelengkan kepala. Kenapa bisa sikap adiknya yang seperti ini keluar pada tempat dan waktu yang tidak dipersilahkan.
Berbeda dengan keluarga Agastya yang malu, keluarga Bagaskara tampak terbengong melihat menantu mereka.
"Hahaha ... apa lo bilang? Gue cemburu? Ya jelas enggak lah! Lucu banget sih, lo!" ucap Rinda dengan suara yang keras. Gadis itu masih sibuk memukuli dadaa Ghani.
Sampai-sampai membuat Ghani melepaskan tangannya dari pinggang Rinda dan memilih memberi jarak pada gadis itu. Daripada nanti dadanya akan remuk. Meski tangannya kecil, namun pukulannya terasa begitu jelas dan sedikit ngilu Ghani rasa.
"Maafkan anak saya ya, Bu Ay," ucap ibu dengan nada tidak enak hati karena kelakuan putri bungsunya yang sangat unik tersebut.
Sedangkan mama Ayumna malah tertawa sembari menggeleng kepala. Lalu menangkup tangan bu Mela yang tengah meminta maaf padanya.
"Tidak apa, Mbak Mela. Malah saya suka dengan anak yang seperti Rinda. Penuh energik. Pasti nanti rumah bakalan rame kalau ada dia," sahur mama Ayumna pada bu Mela.
Ibu merasa senang dengan ucapan besannya tersebut. Sepertinya memang Rinda sangat mudah sekali disukai oleh orang baru.
"Saya juga berharap seperti itu. Rinda membawa kebahagiaan tersendiri di rumah Bu Ay. Ya ... walaupun dia seperti itu dan sangat ceroboh, tapi sebenarnya anaknya baik kok, Bu Ay. Cuma ya itu ..." bu Mela agak sungkan untuk melanjutkan kalimatnya. Namun, mertua putrinya ini harus tahu.
"Ada apa,Mbak? Katakan saja. Saya siap menerima Rinda bagaimanapun sikapnya. Orang anaknya juga sangat sopan. Meskipun mereka berdua terkadang terlihat seperti Tom dan Jerry. Tambah lucu liatnya, Mbak," ungkap mama Ayumna yang sering mendapati kedua remaja tersebut saling berdebat hanya perkara yang sepele. Dan hal yang sangat kuar biasa, putra semata wayangnya itu selalu kalah dengan Rinda.
"Rinda itu tidak bisa masak sama sekali, Bu Ay. Saya takut nanti malah menyusahkan anda," ungkap bu Mela mengenai putrinya. Takut kalau sampai nanti besannya itu kurang suka dengan perempuan yang tidak pintar di dapur.
Namun, ketakutan bu Mela justru dibalas dengan kekehan kecil oleh mama Ayumna.
"Enggak apa-apa, Mbak. Saya tidak cari mantu yang pinter masak. Di rumah ada bibi, kasihan dong dia nanti kalau sampai pekerjaannya di ambil Rinda. Yang ada malah makan gaji buta," ucap mama Ayumna sembari bercanda.
Ketika mereka masih asik berbincang, tiba-tiba saja terdengar suara Rinda yang berteriak dari tempatnya sana.
"Bu ... ini masih lama nggak sih? Rinda udah capek banget loh!" teriak gadis yang masih mengenakan gaun pengantin lengkap di tubuhnya.
Ghani hanya menatapnya datar. Lelah berdebat dengan gadis ini yang mempunyai sikap keras kepala dan tidak bisa diatur. Meskipun sampai detik ini Rinda juga tidak pernah mengatur dirinya.
"Memangnya kamu mau ngapain, Sayang?" bukan bu Mela yang menjawab, melainkan mertuanya. Membuat Rinda langsung kicep.
"Kaki Rinda pegel, Ma," adu Rinda dengan nada manja. Membuat mama Ayumna tidak henti mengembangkan senyumannya. Sedangkan Ghani begitu jengah dengan gadis yang menyandang sebagai istrinya tersebut. Pintar sekali meraih hati namanya.
"Sebentar lagi selesai, kok. Setelah foto keluarga, baru kita pulang langsung ke rumahnya Mama, ya?"
Rinda terdiam mendapat pertanyaan seperti itu dari sang mertua. Lalu gadis itu menatap ke arah ibu, ayah, dan juga kakak tersayang nya dengan tetapan begitu sendu. Membuat Ghani yang berada di dekatnya pun sadar akan perasaan gadis itu.