Apple Vaughn namanya. Gadis cantik, imut dan menjadi bunga kampus di universitasnya.
Satu yang menjadi ciri khas wanita cantik itu. Selalu bergonta ganti pacar dan hanya menerima pria kaya saja untuk menjadi pacarnya.
Bertemu dengan Knox Romanov yang merupakan pria matang tengil yang berasal dari keluarga konglomerat.
Knox yang tahu tentang reputasi buruk Apple bermaksud untuk mempermainkan wanita yang sering mempermainkan pria itu.
Siapa yang akan terjebak dan dijebak? Yuk kepoin ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Bab 1 Apple-Knox
"Kapan kau akan berhenti dsri semua ini, Apple?" tanya Lea -- teman sekamar Apple di apartemen.
"Sampai aku mendapat pekerjaan yang layak dan bisa membiayai hidupku sendiri," jawab Apple sambil memakai lipstiknya yang berwarna nude ke bibir imutnya yang menggemaskan.
"Kau terlalu berani, Apple. Reputasimu sudah mulai memburuk saat ini," kata Lea.
"Aku tak peduli dengan hal itu. Lagi pula aku tak pernah memaksa mereka untuk memacariku. Aku hanya menyeleksi saja dan mencari yang terkaya. Mereka sendiri yang datang padaku," jawab Apple santai dan merapikan rambut panjangnya yang menjuntai indah.
"Apa kau tak takut jika salah satu dari para mantanmu itu melakukan sesuatu yang buruk padamu?" tanya Lea.
"Aku sudah mengantisipasi hal itu. Apa gunanya otak cemerlangku," jawab Apple tersenyum dan kemudian beranjak dari kursinya.
"Ke mana lagi kau malam ini?" tanya Lea.
"Makan malam dengan pacar baruku. Dia anak dari pemilik kerajaan resort di Hawai," jawab Apple.
Lea hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabat centilnya itu.
"Bye, nanti akan kubawakan makanan mahal untukmu," kata Apple dan berjalan menuju pintu apartemen.
*
Apple Vaughn -- gadis cantik nan imut yang spek-nya nyaris sempurna.
Merupakan mahasiswi tingkat akhir di universitas ternama di Rusia.
Pintar, cantik, ramah dan supel adalah kelebihan yang dimanfaatkan Apple untuk menjerat pria-pria muda kaya hanya untuk diambil keuntungannya.
Apple bahkan tak pernah mengeluarkan uang untuk membeli makan dan juga membayar sewa apartemen serta kuliahnya.
Tabungan Apple pun sudah cukup melimpah ketika para mantannya dulu sering mengiriminya uang ke rekeningnya.
Dan sekali lagi, Apple tak pernah meminta itu semua. Semua pria itu tampak memeberikannya dengan sukarela termasuk barang-barang branded yang dihadiahkan pada Apple.
Apple selalu mempunyai cara untuk memutuskan pacarnya jika mereka sudah meminta di luar batas misalnya ciuman dan hubungan ranjang.
Apple menolak mentah-mentah hal itu. Meskipun terkenal sebagai gadis matre, tapi Apple adalah gadis yang sangat pintar serta berprestasi.
Dia pintar menggunakan mulutnya untuk berkata manis pada siapa pun yang ingin dimanfaatkannya termasuk sang dosen.
*
Apple menggunakan taksi untuk menuju ke sebuah restoran mewah. Apple tak pernah mau dijemput oleh pacarnya di apartemennya karena menurutnya apartemennya adalah hal yang sangat privasi baginya.
Setibanya di sana, Apple masuk ke dalam restoran mewah itu.
Di sana telah menunggu Alan -- pacar barunya yang notabene adalah salah satu cucu konglomerat yang cukup terpandang di negara tetangga.
"Maaf, kau sudah menunggu lama?" ucap Apple dengan gaya elegannya yang tenang dan menyejukkan.
"Tidak, aku baru saja sampai," jawab Alan tersenyum.
"Kapan kau kembali ke Hawaii?" tanya Apple.
"Dua minggu lagi. Nanti kita akan tetap berkomunikasi, kan?" sahut Alan.
Apple hanya mengangguk dan tersenyum.
'Oke, waktuku hanya dua minggu saja untuk menguras ATM-nya,' batin Apple.
Apple menyunggingkan senyum tercantiknya untuk membuat Alan semakin tergila-gila padanya.
Apple jarang menggunakan sentuhan fisik untuk membuat pria tertarik padanya. Cukup masuk dalam topik pembicaraan yang disukai para pria itu.
Itulah mengapa dia semakin pintar dari ke hari, karena dia selalu belajar perbedaan karakter dan hobby dari setiap pria yang dipacarinya.
Lalu ponsel Apple berbunyi. Apple melihat pesan yang masuk ke ponselnya.
Wajahnya tetiba menjadi lesu dan keliatan tak bersemangat ketika menaruh kembali ponselnya ke atas meja.
"Ada apa?" tanya Alan.
"Tidak ada apa-apa. Maaf, ayo kita pesan saja makanannya," jawab Apple dengan senyum setengah hatinya.
"Tidak, aku tahu bahwa ada yang terjadi. Ada apa?" tanya Alan sembari memegang tangan Apple.
"Mommy tak jadi mengunjungiku kemari. Keluargaku justru asyik berlibur ke Paris," jawab Apple.
"Mengapa kau tak menyusul ke sana?" tanya Alan.
"Tidak, aku harus menghemat uangku karena aku akan terlalu banyak belanja di sana. Orang tuaku sudah tak membiayai aku lagi karena mereka ingin aku belajar lebih mandiri," jawab Apple.
"Kau jangan khawatir masalah itu. Aku akan membayar semua kebutuhanmu termasuk tiket ke Paris serta belanjaanmu nanti," jawab Alan tersenyum.
"Tidak tidak, nanti reputasiku rusak karena hal itu," jawab Apple tertawa pelan.
"Tak masalah. Aku ingin melihat kau bahagia," ucap Alan.
"Oh my, aku tak ingin mengambil keuntungan dari memacarimu, Alan. Sudahlah, lupakan hal ini. Aku sudah terbiasa diperlakukan seperti ini oleh keluargaku," jawab Apple.
"Kirim nomer rekeningmu padaku, please. Aku ingin merasa sedikit berguna untukmu, Apple," ucap Alan memohon.
"Tapi aku tak bisa melakukan ini padamu," sahut Apple.
"Kau tak menganggapmu jika kau seperti itu. Kita berpacaran dan seharusnya kita saling mengisi, bukan?" kata Alan.
"Tapi bukan mengisi rekening, Alan," ucap Apple.
Alan tertawa pelan mendengar hal itu.
"Please ...," mohon Alan dengan mata yang berharap besar.
Apple terdiam sebentar lalu mengangguk.
"Terima kasih," ucap Alan.
"Seharusnya aku yang mengucapkan hal itu," kata Apple.
"Tidak, aku lah yang harus mengucapkannya karena kau memberi kesempatan untuk berguna bagimu," jawab Alan.
Lalu Apple mengirim nomer rekeningnya pada Alan dan Alan pun langsung mengirimkan sejumlah uang yang cukup banyak ke rekening Apple.
"Aku sudah mengirimnya," ucap Alan.
Apple mengecek saldo rekeningnya.
"Oh my God ... Ini terlalu banyak, Alan," kata Apple dengan wajah tak enaknya.
"Itu sangat sedikit, Sayang," sahut Alan.
"Bagiku ini sangat banyak, Alan," ucap Apple.
"Tolong terimalah uangku. Itu bukan sekedar uang bagiku tapi itu untuk menunjukkan keseriusanku padamu," jawab Alan kemudian mengecup punggung tangan Apple.
Apple tersenyum dan mengangguk.
"Terima kasih, Alan. Kau sangat baik padaku," ucap Apple yang hatinya sangat senang karena dia tak bersusah payah mendapatkan uang yang sangat banyak dalam semalam saja.
Lalu mereka pun memesan makan malam. Mereka saling mengobrol.
Apple dan Alan baru menjalin hubungan tiga hari belakangan dan Alan tampak sangat tergila-gila pada Apple.
Alan adalah pengusaha kaya dari Hawaii dan kebetulan datang ke Rusia untuk mencari lokasi resort baru.
Alan sudah sebulan lebih berada di Hawaii dan baru bertemu dengan Apple seminggu yang lalu di sebuah butik ketika Alan mengambil baju pesanan ibunya.
Setelah makan malam selesai, Alan dan Apple beranjak dari kursinya.
BYURRR!!
Tiba-tiba ada yang menyiram air pada Apple.
"Apa yang kau lakukan, Lensey?" bentak Alan pada wanita yang sepertinya di kenalnya.
"Jadi ini sebabnya kau tak pernah mengunjungiku lagi? Kau sudah memiliki wanita baru? Setelah memakaiku kau meninggalkan begitu saja?" marah wanita itu.
'Bingo!!' batin Apple yang seakan mendapat pertolongan dari semesta.
"Apa maksud dari semua ini, Alan? Kau mempermainkanku?" bentak Apple sembari mengusap wajahnya yang basah.
"KITA PUTUS!!" ucap Apple marah dan berbalik pergi.
"Apple!! Tunggu!! Aku bisa jelaskan semuanya," panggil Alan dan mengejar Apple.
Wanita itu menarik tangan Alan dan tak membiarkan Alan pergi.
Hal itu dimanfaatkan Apple untuk pergi dari sana. Tak masalah jika bajunya basah saat ini, yang penting rekeningnya sudah basah.