Only You

Hari ini aman, tidak terjadi apapun di kamar mandi. Mereka hanya saling membantu membersihkan tubuh masing-masing. Dan setelahnya, Flora membantu Kevin bersiap seperti biasa, baru kemudian ia juga bersiap. Kini mereka dalam perjalanan setelah selesai menyantap sarapan mereka.

Terlihat senyum Kevin yang tidak pernah luntur semenjak masuk mobil. Hal itu bisa dilihat langsung oleh Alan yang saat ini berada di balik kemudi.

"Sepertinya telah terjadi sesuatu yang membuat tuan muda begitu senang. Aku harus memberitahu nyonya besar," batin Alan. Dia menebak jika hal itu berhubungan dengan Flora. Entah apa yang bisa membuat Tuannya seperti ini, tapi dia ikut senang karena semua ini akan mempermudah pekerjaannya.

Tidak berapa lama, mereka sampai di gedung pencakar langit yang berlogo NA Company. Alan turun terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk kedua majikannya. Mereka memasuki perusahaan dengan Alan yang mengekor di belakang. Semua karyawan langsung menyapa saat berpapasan dengan mereka. Namun langkah Alan terhenti saat Siska mendekat. Wanita itu memberitahu Alan jika pihak Mahen Group baru saja menghubunginya.

"Tuan Satria ingin datang berkunjung untuk membahas kerjasama. Beliau mengatakan sudah mempunyai beberapa contoh desain produk yang di sukai oleh tuan besar. Dan sekarang hanya tinggal menunggu persetujuan tuan Kevin saja," seru Siska

"Baiklah, aku akan mengatakannya pada tuan Kevin." Alan menyusul tuannya yang sudah lebih dulu masuk lift. Dan sesampainya di ruang Presdir, Alan menyampaikan apa yang di katakan oleh Siska.

"Tuan, Siska bilang tuan Satria akan datang untuk membahas kerjasama sebelumnya. Beliau akan membawa contoh desain yang pernah ditunjukkan pada tuan besar," ujar Alan

"Tidak masalah. Katakan padanya untuk datang nanti siang karena pagi ini aku sangat sibuk," sahut Kevin sambil melirik Flora yang tengah fokus membaca majalah.

"Ba-baiklah tuan." Alan pamit undur diri setelahnya. Dia merasa ada yang tuannya sembunyikan karena pagi ini tidak ada rapat dan pekerjaan Kevin juga sudah ia kerjakan semuanya kemarin saat Kevin memintanya menghandle perusahaan. Lalu, kesibukan apa yang Kevin lakukan?

"Aneh," gumam Alan. Dia tidak mau memikirkannya dan lebih memilih pergi ke ruangannya dan menghubungi pihak Mahen Group. Tidak lupa ia juga menghubungi Celine, apa yang ia lihat pagi ini.

Sementara itu, Kevin mendekati Flora dan menyandarkan kepalanya di bahu wanita itu.

"Ng? Kau kenapa?" tanya Flora

"Sepertinya aku sakit," keluh Kevin

"Benarkah?" Flora meletakkan majalah di meja dan memeriksa kening Kevin. "Tidak panas," gumamnya

"Ck ... Memangnya sakit harus demam?" gerutu Kevin

"Bu-bukan begitu maksudku. Harusnya tadi kau bilang saja jika sakit, jadi kita tidak perlu pergi ke kantor," seru Flora

"Tidak bisa sayang. Siang ini aku ada meeting dengan tuan Satria untuk membahas kerjasama kami. Dia sempat kemari saat kita berada di London. Jadi, tidak enak jika menundanya lagi."

"Begitu ya," lirih Flora. Dia memang sempat mendengar saat mereka dalam perjalanan pulang ke Tanah air jika Satria datang ke perusahaan dan membawa contoh kerjasama mereka. Tidak di sangka hari ini pria itu akan datang lagi.

"Nanti saat kami meeting, kau tidak usah ikut ya. Aku tidak suka saat Satria menatap mu. Rasanya aku ingin mencongkel kedua matanya," geram Kevin

Flora tersenyum dan melingkarkan kedua tangannya di leher Kevin. "Apa suamiku ini cemburu, hm?"

"Tentu saja aku cemburu. Dari awal aku tidak suka caranya menatap mu."

"Dari awal?" sela Flora yang membuat Kevin terdiam.

"Wah ... Apa itu artinya kau sudah menyukaiku dari dulu?"

"A-apa yang kau katakan? Tentu saja tidak. Aku hanya tidak suka apa yang sudah menjadi milikku di lirik pria lain," sangkal Kevin

"Itu sama saja bodoh. Sudahlah, aku mau bersantai di kamar saja." Flora beranjak dan masuk ke kamar pribadi milik Kevin. Daripada ia bosan menunggu orang bekerja, ia lebih suka rebahan atau bersantai sambil membaca di kamar Kevin. Apalagi hari ini Kevin melarangnya ikut meeting. Jadi lebih baik dia mengurung diri saja di kamar.

Namun sayangnya Flora tidak tahu jika Kevin tidak memiliki kesibukan apapun pagi ini. Dia hanya beralasan saja pada Alan agar tidak ada yang mengganggunya karena ia ingin berduaan dengan istrinya sampai nanti meeting di mulai.

"Waktunya berduaan." Kevin menyusul Flora dan dia tidak membiarkan Flora bersantai karena ia ingin di manja.

...****************...

Waktu terus berlalu, tidak terasa hari sudah siang. Flora tengah membantu Kevin merapikan kembali pakaian pria itu karena sebentar lagi meeting akan segera di mulai.

"Ingat pesanku, jangan keluar selama aku meeting dengan Satria," ucapnya memperingatkan

"Iya-iya, sudah berapa kali kau mengatakan hal yang sama. Selain manja, sekarang kau Posesif sekali sih," gerutu Flora

Kevin tersenyum dan memeluk pinggang Flora. "Karena aku mencintaimu, sayang. Kau hanya milikku dan aku tidak suka milik ku di lirik orang lain, terutama Satria. Aku punya firasat jika dia ingin merebutmu dariku."

"Lalu kau sendiri bagaimana? Sepertinya Riana juga mempunyai tujuan yang sama," seru Flora

"Kau tidak perlu khawatir. Di hatiku sekarang hanya ada dirimu. Percaya padaku," ucap Kevin meyakinkan

"Iya-iya, aku percaya padamu."

Kevin tersenyum dan mengecup bibir Flora sekilas. Baru setelahnya ia keluar dari kamar tersebut dan menemui Alan yang sudah menunggu di ruangan nya.

"Jadi ini yang namanya sibuk," batin Alan kesal

"Kita ke ruang meeting sekarang." perintah Kevin

"Baik tuan."

Keduanya berjalan menuju ruang rapat, yang mana Satria sudah menunggu bersama asistennya. Kali ini ia tidak mengajak Flora rapat, jadi dia bisa berkonsentrasi saat rapat nanti.

"Maaf membuat anda menunggu tuan Satria," sesal Kevin

"Tidak masalah tuan. Kami juga belum lama datang," sahut Satria. Dia melihat Alan yang menutup pintu dan menghela nafas kecil.

"Sepertinya Flora tidak ikut. Padahal aku sudah sangat merindukan nya," batin Satria

"Mari kita mulai meeting nya," ujar Kevin.

Asisten Satria mulai menjelaskan kembali tentang proposal mereka dan memperlihatkan contoh desain produk yang akan mereka luncurkan.

Kevin mengangguk pelan, menandakan ia cukup paham dan tertarik dengan rencana dari pihak Mahen Group karena sebelumnya ia mendapat kabar jika ayahnya juga menyukainya. Jadi, tidak ada alasan untuk menolak.

"Baiklah, aku setuju dengan rencana anda, tuan," seru Kevin

"Wah ... Terimakasih tuan Kevin," sahut Satria senang.

"Karena anda sudah menyetujuinya, aku juga mempunyai kabar baik untuk kerjasama kita. Aku sudah menemukan model terkenal yang akan menjadi model iklan produk kita nantinya. Saya yakin produk kita akan meledak di pasaran," lanjut Satria bersemangat

"O ya? Bagus sekali. Aku tidak menyangka anda begitu cepat tanggap masalah pekerjaan. Kalau boleh tahu, siapa model yang anda pilih?" tanya Kevin

"Kebetulan aku mengajaknya kemari. Tunggu sebentar!!" Satria menghubungi seseorang dan memintanya untuk masuk.

Tidak berapa lama terdengar suara ketukan pintu. Dan setelah pintu terbuka, terlihat seorang wanita berpakaian seksi dengan senyumannya yang menawan, menyapa Kevin.

"Selamat siang Tuan Kevin. Senang bisa bertemu dengan anda."

Deg