Perebutan Kekuasaan yang menyebabkan seorang gadis bernama Mutia,yang pada akhirnya membuatnya pergi dari rumah, dan memulai hidup baru sebagai agen rahasia , dan melakukan pemberontakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwik Mayasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seharian Dirumah
Keesokan harinya, tita terbangun karena mendengar suara berisik dari luar kamarnya, ia juga sangat terkejut saat berada di ranjang dengan memakai selimut tebalnya.
" paman ... ada Disni ?" tanya tita sembari mengikat rambutnya.
" iya ... Dan saya lapar " jawab daeng sembari memotong sayur-mayur yang ada di kulkas.
" biar ... Aku yang masak " tita segera mengambil alih.
" hari ini tidak kekantor ?" tanya tita sembari mengeluarkan beberapa bahan masakan dari kulkas.
" saya capek ... Jadi kita dirumah saja " jawab daeng.
" istri paman tahu ?" tanya tita lagi.
" maksudnya siapa ? Aira?" daeng berdiri disamping tita , sembari membantu tita memotong sayuran.
" siapa lagi ... kalau bukan si Aira itu" jawab tita sembari mengunyah wortel mentah.
" kamu juga istri saya, malah istri pertama saya " kata daeng membuat tita tersenyum.
***
Beberapa saat kemudian, mereka berdua sarapan bersama, dan selesai sarapan daeng mengajak tita untuk berenang.
" tapi saya lagi malas ..." keluh tita.
" kamu itu sudah mulai gemuk ... Jadi harus sering olahraga " daeng mengomentari bentuk tubuh tita.
" saya sudah sering olahraga, dan ... Makannya juga teratur " keluh tita.
" tema i saya berenang " ajak daeng seraya menarik tangan tita ke halaman belakang, dan keduanya segera melakukan pemanasan sebelum berenang bersama.
Disisi lain, Aira mulai cemas karena melihat suaminya tidak pulang, bahkan Aira juga semakin gelisah saat melihat tita juga tidak berada dirumah.
" apa mereka ada main , dibelakang saya " batin Aira seraya mulai melacak keberadaan suaminya, namun sia tidak bisa menemukan keberadaan daeng, maupun tita.
Pukul 10.00 siang, selesai mandi dan berganti baju , tita terlihat memutar sebuah film romantis di ruang tengah saat daeng sedang sibuk menelfon client di ruang kerja.
" tadi Bu Aira juga sempat menelfon saya pak, dan menanyakan apakah bapak bersama saya " kata seseorang yang sedang berbicara dengan daeng di ponsel.
" bilang saja ... Saya sedang keluar kota " kata daeng memberikan penjelasan.
" baik ... Pak, saya akan melakukan seperti yang bapak katakan " kata seseorang dari seberang.
Setelah mengakhiri percakapan selulernya, daeng segera keluar dari ruang kerjanya, dan ia melihat tita yang sedang menangis di ruang tengah sembari menatap layar televisi.
" kamu kenapa nangis ?" tanya daeng.
" sungguh kasihan ... Tokoh wanita ini, masak iya ... Suaminya selingkuh dengan adik iparnya sendiri" jawab tita seraya menatap daeng yang kemudian duduk disampingnya.
" jangan kebanyakan nonton drama sedih ... Apalagi perselingkuhan " kata daeng kemudian mengambil remote dari tangan tita, dengan cepat daeng merubah tayangan drama sedih tita, menjadi kartun lucu.
" kenapa jadi nonton kartun?" tita mulai protes.
" kamu mau menyindir saya, dengan drama perselingkuhan itu ?" daeng berbalik memberi pertanyaan yang membuat tita sedikit gelisah.
" saya belum ... Melakukan apapun dengan Aira, karena waktu kamu menikah ... Aira sedang datang bulan " kata daeng membuat tita pura-pura tidak mendengar.
" kenapa paman mengatakannya pada tita ... Mau paman sama Aira melakukannya, tita juga tidak peduli" kata tita membuat daeng tersenyum.
Saat tita hendak bangkit dari sofa, daeng mencegahnya, daeng menarik tangan tita hingga tita terjatuh dalam pangkuannya.
" kamu yakin ... Tidak akan keberatan Kalau saya ... melakukannya dulu dengan Aira, dari pada dengan istri pertama saya ?" tanya daeng seraya menatap tita.
Drrrrt ... Drrrrt
ponsel tita berdering, ia melihat bahwa kakaknya sedang menelfonnya.
" halo kak ..." tita mulai membuka suara.
" dek ... Hari ini kakak akan mendampingi paman Iskandar berniaga, ke pulau seberang ... Apa kamu mau ikut?" tanya delima.
" berniaga ? Apa perintah dari kakek ?" tita mencoba menyelidiki.
" iya ... Untuk perluasan jaringan perusahaan kita " delima menjelaskan dengan tenang.
" katakan ... berapa hari kalian akan berniaga ?" daeng merebut ponsel tita, dan turut bergabung dengan obrolan seru tita dan delima.
" paman ... Daeng" delima terkejut.
" saya dan tita akan bergabung dengan kalian" kata daeng kemudian meminta delima mencari alasan pada kakek Arif, jika daeng dan tita juga harus ikut dalam perniagaan kali ini.
" paman serius akan ikut bersama kak delima dan ayah Iskandar?" tanya tita seraya mencoba untuk bangkit dari pangkuan daeng, namun daeng malah menggoda tita dengan menarik pinggang tita agar semakin dekat dengannya.
" delima dan Iskandar sudah tahu tentang kita, dan kita juga sudah tahu ... Tentang hubungan mereka ... " kata daeng seraya mencubit hidung tita.
" tapi ... Paman "tita sedikit ragu.
" kenapa lagi sekarang ?" tanya daeng lagi.
" tapi ... Kita hanya berniaga kan ?" pertanyaan tita membuat daeng tersenyum.
" jika kamu mau lebih juga boleh " bisik daeng membuat tita tersenyum.
Entah apa yang kini mulai dipikirkan tita, sepertinya tita mulai merasa nyaman didekat daeng.
