Gajendra Nareswara seorang Presdir perusahaan ternama di kotanya, akan pindah ke apartemen baru. Dia membutuhkan asisten rumah tangga, untuk membersihkan dan menyiapkan segala kebutuhannya di apartemen.
Zhafira Maheswari seorang mahasiswi semester akhir, yang di minta ibunya untuk menjadi asisten rumah tangga di apartemen Gajendra. Ibunya yang berkerja di rumah keluarga Nareswara, tidak punya pilihan selain meminta putrinya, karena dia belum mendapatkan asisten rumah tangga yang berkerja di apartemen anak majikannya.
Kesalahan yang di perbuat Zhafira atau yang biasa di panggil Fira, membuat dirinya di hukum menjadi pacar pura-pura Gajendra atau biasa di panggil Jeje. Tapi siapa sangka benih cinta memulai muncul, saat mereka mengakhiri sandiwara mereka.
Jeje yang mengatakan kepada mamanya, bahwa dia mencintai Fira meminta untuk melamar Fira untuknya. Tapi ternyata rencana licik, telah di siapkan sang mama, untuk memisahkan mereka berdua.
Bagaimana perjuangan beda status sosial antara mereka berdua.
update setiap hari.
ig: myafa16
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembagian tugas
"Pagi..." sapa Jeje saat melihat Fira baru masuk ke area dapur.
"Apa yang kamu lakukan sepagi ini?" tanya Fira saat tahu Jeje sudah di dapur.
Dari semalam Fira sudah berniat akan membersihkan rumah dan memasak pagi ini. Dia sudah bangun lebih awal, agar tidak terlambat berkerja.
"Mulai sekarang aku akan memasak dan menyiapkan sarapan, sedangkan kamu membersihkan apartemen ini sebelum ke kantor." Jeje menjelaskan pembagian tugas pada Fira.
Fira hanya bisa menautkan alisnya, bingung kenapa Jeje membagi tugas yang harusnya Fira kerjakan.
"Kenapa begitu?" Fira merasa tidak enak Jeje harus ikut membantunya membersihkan apartemennya.
"Sudah jangan membantah, kalau kamu mengajakku berdebat dulu, yang ada pekerjaan rumah tidak akan selesai, dan kita akan terlambat ke kantor," hardik Jeje yang tak ma berdebat sepagi ini.
Fira yang mendengarkan ucapan Jeje membenarkan, kalau dia harus berdebat terlebih dahulu, yang ada dia akan terlambat untuk masuk kerja di hari pertama. Akhirnya Fira mengalah, dan mulai membersihkan ruang tamu dan kamar. Sedangkan Jeje sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi. Setelah semua perkerjaan selesai mereka pergi ke kamar masing - masing untuk bersiap ke kantor.
"Kenapa kamu melakukan ini?" tanya Fira membahas pembagian tugas yang di berikan Jeje.
"Mulai hari ini kamu berkerja, jadi aku tidak mau kamu terlalu lelah dengan di tambah perkerjaan rumah"
"Tapi..." sangah Fira yang merasa tidak enak dengan Jeje. Tapi belum selesai Fira berbicara Jeje sudah memotong ucapannya.
"Sudah lah, jangan jadikan ini perdebatan lagi. Kalau kamu merasa tidak enak denganku aku bisa saja memberhentikanmu berkerja di kantor sebelum di mulai" potong Jeje.
"Kenapa kamu mengancam," lirih Fira.
"Aku tidak mengancam kalau kamu mendengarkan aku."
"Anggaplah ini rasa sayangku padamu, dengan membantu perkerjaanmu di apartemen ini."
"Baiklah..." Fira hanya bisa pasrah, dan tak mau banyak berdebat seperti yang di minta Jeje.
Setelah sarapan Fira pun mencuci piring terlebih dahulu sebelum meninggalkan apartemen, sedangkan Jeje membantu membersihkan meja.
"Kamu berangkat kerja bersamaku ya," ucap Jeje sambil membersihkan meja.
"Aku berangkat sendiri saja, aku tidak mau karyawanmu melihatku bersama mu." Fira merasa tidak mau jadi bahan gosip di hari pertamanya berkerja.
"Kenapa memang kalau mereka melihat."
"Kenapa dia tidak mengerti juga."
"Ayolah sayang, aku merasa tak enak kalau mereka tahu aku kekasih presdir tempat mereka berkerja," keluh Fira.
"Kamu malu...?"
"Kenapa dia berfikir aku malu."
"Aku bukan malu, aku cuma merasa tidak enak. Mereka pasti akan sungkan saat tahu aku kekasihmu, dan aku tidak akan leluasa berkerja," elak Fira.
Jeje menimbang-nimbang apa yang di ucapkan oleh Fira.
"Baiklah, kamu berangkat bersamaku, tapi aku akan turunkan kamu di halte dekat dengan kantor, tidak ada penolakan!" perintah Jeje.
Fira pun hanya bisa mengiyakan permintaan Jeje. Fira berangkat dari apartemen bersama dengan Jeje. Sesampainya di halte bus di dekat kantor, Jeje menurunkan Fira sesuai kesepakatan.
Fira keluar dari mobil Jeje, dan berjalan dari halte menuju ke kantor. Sesampainya di kantor Fira menghubungi Zara untuk menanyakan ruangannya, tapi Zara tidak mengangkat teleponnya saat Fira menghubungi.
"Kemana Zara, kenapa dia tidak mengangkat teleponku," grutu Fira seraya mencoba menghubungi Zara terus menerus.
Sampai akhirnya dia melihat seorang pria di depan lift. Fira pun memberanikan diri untuk bertanya pada pria asing yang baru saja dia temui itu.
"Permisi Pak, apa Bapak tahu ruangan bagian pemasaran lantai berapa?" tanya Fira sopan
Pria itu menatap lekat wajah Fira.
"Cantik..."
"Apa kamu karyawan baru?" tanyanya pada Fira, karena di baru pertama kali melihat Fira.
"Iya saya karyawan magang baru, Pak" Fira tersenyum ramah menunjukan lesung pipinya.
"Saat tersenyum, dan memperlihatkan lesung pipinya terlihat lebih cantik," pujinya dalam hati.
"Bagian pemasaran ada di lantai 15, kebetulan saya juga mau kesana, mari saya antar."
Fira pun mengikuti pria itu masuk kedalam lift karyawan, menuju lantai 15 bagian pemasaran. Di dalam lift mereka hanya diam, sampai saat mereka sampai tempat yang di tuju yaitu bagian pemasaran
"Silakan." Pria itu mempersilahkan Fira berjalan terlebih dahulu, untuk keluar dari lift
"Terimakasih, Pak"
"Siapa wanita yang bersama Pak Manager itu," gumam seorang wanita dengan nada sinis, dan berjalan menghampiri Fira dan pria itu.
"Selamat pagi Pak Arman," sapa wanita itu dengan suara mengoda.
"Oh namanya Arman."
"Pagi Rani," sapa Araman balik.
"Oh wanita yang menyapa, sambil mengoda ini namanya Rani "
"Rani, kamu antar Nona ini ke ruangannya, dia anak magang di bagian kita," pinta Arman pada Rani.
"Baik, Pak."
"Mari saya antar," ajak Rani pada Fira.
"Terimakasih sekali lagi Pak, saya permisi," ucap Fira pada Arman. dan Arman membalas dengan anggukan.
"Sok ramah," batin Rani.
Rani mengantarkan Fira ke ruangannya, sepanjang jalan Rani menatap tidak suka pada Fira. Fira yang menyadari pandangan Rani begitu tidak suka, hanya mencoba diam saja, dia tidak mau mencari masalah di hari pertamanya berkerja.
"Teman teman ini anak magang satu lagi, kalian beritahu dimana tempat duduknya," ucap Rani sinis pada teman-temannya.
"Ich...judes banget sih," batin Fira.
Rani meninggalkan ruangan itu, dan Fira pun disambut hangat oleh beberapa karyawan disana.
"Jangan di ambil hati, dia memang seperti itu," ucap seseorang menenangkan Fira,
"aku Linda," lanjut wanita itu mengulurkan tangan, dan memperkenalkan diri.
"Aku Zhafira." Fira menerima uluran tangan Linda teman barunya di ruangan itu.
"Itu teman - temanmu, kamu bisa duduk di samping mereka, nanti pak manager akan memberi tugas untuk kalian." Linda memberi tahu Fira.
"Baik Mbak Linda."
"Panggil Linda aja, nggak usah pakai mbak, anggap saja teman," ucap Linda tersenyum.
"Baik Linda."
Fira berjalan menghampiri teman-temannya yang sudah duduk, dan menunggu tugas yang akan di berikan.
"Aku menghubungi mu kenapa kamu tidak di angkat," kesal Fira pada Zara saat bertemu dengan Zara.
"Maaf aku silent ponselku, memang kenapa menghubungiku."
"Aku mau bertanya lantai berapa bagian pemasaran."
"Oh ya, aku lupa memberi tahumu kemarin, lalu bagaimana kamu bisa sampai sini?" tanya Zara yang penasaran Fira sudah sampai di ruangan ini.
"Iya tadi aku bertemu dengan seorang pria di depan lift, dan aku bertanya padanya, kebetulan dia juga mau ke lantai ini," jelas Fira.
Saat sedang asik berbicara tiba-tiba Linda datang menghampiri mereka.
"Teman-teman Pak Manager menyuruh kita berkumpul ruang meeting termasuk anak magang," ucap Linda pada semua karyawan dan anak magang.
Fira dan Zara mengikuti Linda dan beberapa karyawan lain. Mereka duduk di kursi meeting yang sudah tersedia.
nayla egois