NovelToon NovelToon
My Sexy Lecturer

My Sexy Lecturer

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Diam-Diam Cinta
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Fhatt Trah

Niat hati hanya ingin mengerjai Julian, namun Alexa malah terjebak dalam permainannya sendiri. Kesal karena skripsinya tak kunjung di ACC, Alexa nekat menaruh obat pencahar ke dalam minuman pria itu. Siapa sangka obat pencahar itu malah memberikan reaksi berbeda tak seperti yang Alexa harapkan. Karena ulahnya sendiri, Alexa harus terjebak dalam satu malam panas bersama Julian. Lalu bagaimanakah reaksi Alexa selanjutnya ketika sebuah lamaran datang kepadanya sebagai bentuk tanggung jawab dari Julian.

“Menikahlah denganku kalau kamu merasa dirugikan. Aku akan bertanggung jawab atas perbuatanku.”

“Saya lebih baik rugi daripada harus menikah dengan Bapak.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Reaksi Berbeda

Reaksi Berbeda

“Ada apa lagi? Skripsinya masih harus di periksa lagi?” tanya Alexa melihat ada ketidaknyamanan dalam diri Julian.

Julian menggeleng. Matanya mengerjap  berkali-kali. Rasa tidak nyaman ini menderanya tiba-tiba. Sesuatu dalam dirinya tengah bergejolak, yang susah payah ia kendalikan. Entah apa sebabnya, ia bingung sendiri.

“Tolong kamu ambilkan aku air dingin,” pintanya, kemudian melepas lengan Alexa. Ia duduk kembali sambil mengurut pangkal hidung. Mendadak kepalanya terasa pening, detak jantungnya berpacu, ada panas yang membakar jiwanya tiba-tiba.

“Air dingin?” ulang Alexa dengan dahi berkerut. Seharusnya reaksi yang ia lihat dari Julian saat ini adalah pria itu bolak-balik ke toilet. Namun beberapa menit berlalu tanda-tanda itu tidak terlihat. Minimal pria itu sakit perut mendadak.

“Di kulkas. Cepat ambilkan. Jangan lupa tambahkan es batu yang banyak.”

“Eh iya, Pak. Akan saya ambilkan.” Meski bingung, Alexa menurut. Bergegas pergi ke dapur usai menaruh kembali skripsinya di atas meja sofa.

“Bukannya ke WC malah minta air dingin,” gumam Alexa sambil menuang beberapa bongkahan batu es ke dalam gelas yang sudah diisi air minum.

Dalam benak Alexa sudah bermain-main bayangan Julian yang tersiksa oleh intensitas buang air besar yang terlalu sering, kemudian pria itu jatuh sakit mendadak, lalu kemudian tak punya waktu lagi meladeni bimbingan skripsi. Hingga akhirnya skripsinya pun di-ACC.

Betapa senangnya Alexa jika sampai hal itu benar-benar terjadi. Bayangan dirinya mengenakan toga sudah tergambar di dalam benaknya. Impiannya untuk pergi ke luar negeri menghindari rencana orangtuanya pun sudah terbayang-bayang olehnya.

“Ini airnya, Pak.” Alexa menyodorkan segelas air dingin ke tangan Julian. Yang segera disambut oleh pria itu meneguknya sampai hanya menyisakan bongkahan es batu saja.

“Ada lagi yang bisa saya bantu, Pak?”

Julian menggeleng. “Tidak ada.”

“Kalau begitu saya permisi.” Lekas Alexa memungut kembali skripsinya di atas meja, mendekapnya lalu bersiap pergi.

Namun lagi-lagi kakinya urung melangkah saat Julian terhuyung ketika pria itu berdiri. Dengan masih mendekap skripsinya, ia mencoba menahan tubuh pria itu dengan sebelah tangannya.

“Bapak kenapa? Bapak sakit?” tanyanya mulai cemas. Sebab reaksi yang ia inginkan bukan seperti ini. Seharusnya pria itu sakit perut dan tak bisa menahan keinginan ke toilet. Tetapi yang terjadi, pria itu malah sakit kepala.

“Tiba-tiba kepalaku pusing.” Julian memegangi kepalanya. Pandangannya mulai mengabur, sesuatu dalam dirinya bergejolak, yang tak kuasa dibendungnya. Terasa aneh, membuatnya bingung entah apa penyebabnya.

“Bapak mau saya ambilkan obat?”

“Tidak perlu.” Mengabaikan Alexa, Julian hendak pergi ke kamarnya. Karena pusing hebat yang menyerang kepalanya, membuat ia tak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya. Tubuhnya terasa gamang seperti berjalan pada titian kecil ditengah jurang yang dalam. Hampir saja ia ambruk ke lantai jika tangan Alexa tak sigap menangkap tubuhnya.

“Pak Julian. Bapak baik-baik saja kan, Pak?” Alexa tidak hanya sekedar bertanya, tetapi ia sedang memastikan apakah reaksi yang timbul itu karena pengaruh obat pencahar yang ia bubuhkan ke dalam jus Julian. Melihat reaksi yang ditimbulkan tersebut berbeda seperti ekspektasinya, mulai muncul kekhawatirannya.

“Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat mungkin,” jawab Julian.

“Saya bantu antar ke kamar. Setelah itu saya ijin pulang.” Menaruh kembali skripsi di atas meja, Alexa lantas memapah Julian menuju kamarnya. Biar bagaimanapun keadaan Julian ini juga karena ulahnya.

Alexa ingat, kata Robin obat pencahar yang diberikan kepadanya itu berdosis tinggi. Kemungkinan yang meminumnya akan mengalami diare parah.

“Pak ... Bapak baik-baik saja, kan?” Alexa ingin memastikan sekali lagi usai mendudukkan Julian di tepian tempat tidur.

Kepala Julian tertunduk, ditopang oleh kedua tangannya. Geraman pelan Julian terdengar, seolah sedang menahan rasa sakit. Yang membuat perasaan bersalah menghantam Alexa seketika.

Alexa tahu ini karena ulahnya. Ia terhenyak, baru menyadari jika seseorang yang menderita diare parah bisa kekurangan cairan yang akan membuat jiwa orang itu terancam.

“Bapak perlu sesuatu? Biar saya ambilkan,” tawar Alexa. Namun hanya mendapat gelengan kepala Julian.

“Maaf. Kalau boleh saya tahu, apa yang Bapak rasakan sekarang?” Bukannya bermaksud kepo, akan tetapi keadaan Julian ini karena ulahnya. Beberapa saat lalu sebelum meminum jus itu, Julian masih baik-baik saja.

Padahal Alexa sedang menggebu-gebu ingin mengerjai Julian, sangat ingin melihat Julian tersiksa. Namun tiba-tiba malah timbul perasaan bersalah dalam dirinya setelah melihat akibat dari perbuatannya itu. Jika sampai terjadi sesuatu yang lebih buruk terhadap Julian, bukankah itu merupakan tanggung jawabnya?

“Kalau aku beritahu apa kamu mau membantu?” Julian balik bertanya. Masih dengan kepala tertunduk, dan sesekali geramannya terdengar.

“Saya bisa bantu mengantar Bapak ke dokter. Saya bisa nyetir. Saya juga bisa bantu belikan obat di apotik. Bapak mau yang mana. Saya antar ke dokter atau saya belikan obat saja.”

“Masalahnya tidak sesederhana itu, Alexa. Sakit yang aku rasakan berbeda.”

“Apa sangat parah, Pak?”

Pertanyaan Alexa dijawab dengan anggukan kepala oleh Julian. Menambah kekhawatiran Alexa yang memang sengaja membuat keadaan Julian seperti itu.

“Duh. Gimana ini? Apa obat itu reaksinya memang seperti ini? Kan aku cuma mau bikin dia diare, tapi kenapa malah jadi begini?” keluh Alexa dalam hati. Diam-diam mulai menyesali perbuatannya yang tanpa berpikir resiko apa yang akan dihadapinya nanti.

“Tolong naikkan suhu pendingin ruangannya,” pinta Julian menunjuk ke arah pendingin ruangan di dinding kamar itu. Suhu tubuhnya meningkat tajam. Pendingin ruangan itu tak mampu lagi meredam panas di tubuhnya serta gejolak dalam jiwanya yang terus mendesak. Ia sendiri bingung entah apa yang terjadi kepadanya.

Menoleh ke meja nakas di sisi kanan tempat tidur, Alexa menemukan remote control AC. Lekas ia mengambilnya, menaikkan suhu ruangan menjadi lebih dingin. Tak memungkiri, terselip juga rasa takut andai terjadi sesuatu yang lebih buruk pada Julian karena ulahnya.

“Sudah, Pak,” kata Alexa usai menaruh kembali remote. “Ada lagi yang Bapak butuhkan?” tanyanya kemudian.

Julian tak menjawab. Pria itu menegakkan punggung, menghela napas panjang berkali-kali. Seolah tengah meluruhkan beban yang ia rasakan.

“Ya sudah, kalau begitu saya pulang dulu. Pak Julian silahkan istirahat saja. Permisi, Pak.” Merasa tidak ada lagi yang perlu dilakukan, Alexa pamit, memutar tubuhnya cepat. Kemudian mengayunkan kaki hendak pergi.

Namun ayunan kakinya terhenti saat tiba-tiba Julian menarik pergelangan tangannya. Membuat tubuhnya hampir saja terjengkang jatuh ke belakang. Untungnya Julian sudah berdiri di belakangnya dan menahan punggungnya.

Alexa menoleh, lalu memutar tubuhnya kembali. “Bapak butuh bantuan saya lagi?”

“Kamu serius ingin membantuku?” tanya Julian balik seraya menatap mata Alexa dengan seksama. Tatapan yang begitu dalam dan penuh arti. Namun tak mampu dipahami oleh Alexa.

“Bapak sakit apa sebenarnya? Sa-saya jadi khawatir.” Jantung Alexa berdetak kencang, takut perbuatannya akan membahayakan nyawa Julian.

Julian tidak menjawab. Pria itu hanya menatap mata Alexa tanpa berpaling sedikitpun. Seolah tengah menikmati paras cantik Alexa yang terlihat takut bercampur cemas.

“Sa-saya antar ke dokter sekarang, gimana? Saya takut terjadi apa-apa sama Bapak,” kata Alexa lagi. Namun tidak ditanggapi oleh Julian.

“Kalau begitu saya belikan obat sa_” Alexa terkesiap seketika, kata terakhirnya tertelan saat tiba-tiba bibirnya dibungkam oleh bibir Julian. Tangan Julian bahkan menelusup ke tengkuknya, menahan kepalanya agar tidak bergerak.

Alexa jelas meronta mendapatkan serangan tiba-tiba seperti ini. Belum juga bilang kecemasannya, kini kecemasan itu semakin meningkat ketika Julian menciuminya dengan rakus.

“A-apa yang Bapak lakukan? Bapak sudah gila ya?” pekik Alexa yang terkejut luar biasa. Otaknya berusaha mencerna situasi apa yang sedang ia hadapi saat ini.

“Bukankah kamu bilang kamu bersedia membantuku? Bantuan yang aku butuhkan sekarang adalah ...” Suhu tubuh yang meningkat itu membuat tubuh Julian terasa panas, jiwanya terbakar oleh gairah yang bergejolak tiba-tiba. Ia lantas membuka kaos yang ia kenakan, mencampakkannya di atas lantai. Kakinya melangkah maju bersamaan dengan langkah mundur Alexa.

Alexa yang diselimuti ketakutan, secepatnya berbalik hendak pergi meninggalkan kamar Julian. Namun lagi-lagi Julian menarik pergelangan tangannya dengan kuat. Lalu mendorongnya sampai jatuh terlentang di atas tempat tidur.

“Bantu aku, Alexa. Kalau kamu membantuku, aku juga akan membantumu. Mohon bekerja samalah dengan baik,” kata Julian yang sudah naik ke tempat tidur itu mengungkung tubuh Alexa.

To Be Continued ...

Thankyou so much buat teman² yang sudah mampir di karya recehku ini🙏🏻😘

Alexandra Putri Atmaja

1
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
dengan perhatian dan beri kejutan2 kecil😅😅
🌞𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪🌞
bisanya ngandalin orangtuanya
🌞𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪🌞
justru nanti ketahuan klo kamu ug ngadih obat itu
🌞𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪🌞
dia seorang pewaris lo Al, hidupmu bakalan terjamin
🌞𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪🌞
tidak juga, buktinya banyak yang dijodohin tp mereka harmonis dan langgeng
🌞𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪🌞
nah loh, klo kamu pinter harusnya kamu selidiki itu obat apa
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
aleena
Julian turutin aja dulu permintaan alexa
nanti setelah nikah
kamu jerat dia dengan perhatian tulusmu
Maka cinta Akan melekat dalam hati alexa
jangan lupa
sering Bawa ke panti asuhan
melihat bagaimana kehidupan kecil tanpa ibu /ayah
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Polos sekali pemikiran mu Alexa 😁😁
aleena
yeyey.
akhirnya menerima pernikahan
kamu gak tau alexa, klo pak Julian anak tunggal perusahaan yg kau incar ditempat lamaranmu kerja
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): Alexa bakalan kaget nanti kalau dia tau😆
total 1 replies
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
〈⎳ FT. Zira
uwahhh..
selamat buat nona kecil/Rose//Rose//Rose/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): terima kasih sekebon pisang😄😄😄🙏🏻
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
sejak awal juga Julian dah mau tanggung jawab. tapi Al nya yg jual mahal.. perkara gak dilamar dengan cara romantis🤧🤧
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): romantis romanstisnya belakangan kalau udah sah 😄😄😄😄😆
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
jederrr..
kaget gak tuh Al
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): kaget dong pasti
total 1 replies
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
secepatnya Al..
Intan Marliah
Luar biasa
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): waaah makasih kk😉🙏🏻
total 1 replies
🌞𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪🌞
selamat buat nona kecilnya../Kiss//Rose/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): makasih kk
total 1 replies
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
selamat buat putrinya bund🥰🥰🥰
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): waaah makasih banyak🙏🏻🙏🏻🙏🏻😉😉
total 1 replies
Dewi Payang
Pak dosen gengsi... 😁
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): mungkin
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!