"Kita tidak akan pernah berpisah," janji Damian.
Tapi janji tak semudah itu untuk ditepati, saat masih anak-anak dan sama-sama ditawan oleh penculik mereka saling memeluk erat.
Tapi beberapa tahun kemudian mereka kembali dipertemukan dan seperti orang asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WSTM Bab 31 - Rahasia
Menjelang malam Ainsley mulai bersiap untuk kembali bertemu dengan Damian di apartemen. Hari ini dia sibuk sekali mengurus persiapan usaha keluarganya yang baru. Tapi Ainsley tidak akan menunjukkan rasa lelahnya itu pada sang Tuan. Ketika dia menghadap Ainsley akan selalu tersenyum.
"Bi, aku pergi dulu ya," pamit Ains.
Bibi Ema hanya mampu mengangguk seraya mengelus pundak Ainsley dengan lembut, di dalam hatinya selalu mendoakan kesehatan untuk sang anak.
Ainsley pergi menggunakan taksi, dia tadi menolak dijemput karena sedang sibuk mengurus beberapa hal.
Hampir jam 7 malam Ainsley baru tiba di apartemen, dia sudah jadi seperti pemilik apartemen tersebut. Datang dengan pakaian mewah dan sangat cantik, menempelkan sebuah kartu untuk membuka pintu apartemen tersebut.
"Kak Ford?" panggil Ainsley saat dia baru tiba di ruang tamu, Ainsley yakin sang Tuan sudah tiba lebih dulu.
Dan benar saja dilihatnya kak Ford menghampirinya dari arah dalam. Ainsley sontak berlari dan melompat kecil untuk memeluk pria bertubuh tinggi tersebut.
"Maaf, Kak Ford menunggu ku lama ya?" kata Ainsley, dia menggantungkan kedua tangannya di leher sang Tuan, sementara Damian memeluk pinggangnya dengan posesif, erat sekali. Sampai gaun yang dikenakan oleh Ainsley tersingkap ke atas dan menunjukkan pahanya semakin jelas.
"Hem, kamu membuatku menunggu lama," balas Damian.
"Maaf."
"Aku tidak pernah puas dengan kata maaf."
"Aku tau," kata Ainsley lirih, dia makin berjinjit untuk mencium bibir kak Fordnya. Dan Damian menyambut itu dengan senang hati, tangannya tak tinggal diam, membelai punggung Ains dengan lembut, salah satunya menahan tengkuk Ains untuk memperdalam ciuman mereka.
Sesaat hanya ada pagutan mesra tersebut, sampai akhirnya Damian menggendong Ainsley seperti bayi koala untuk dibawanya menuju meja makan.
Di salah satu kursi Damian memangku Ains. Menjadikan ciuman itu makin terasa intim. Saat Damian tanpa sadar menurunkan gaun Ains, barulah ciuman itu terjeda.
Mereka hanya dua orang dewasa yang sama-sama sedang menahan hasrat.
"Nakal," kata Ainsley, dia menaikkan kembali gaunnya yang sudah jatuh sampai ke lengan, sampai sebelah dadanya nyaris terpampang.
"Bagaimana? Semakin lama aku semakin tidak tahan," jawab Damian jujur.
"Tapi kita hanya bermain Kak, jika kak Damian ingin melakukannya segerelah menikah."
"Bagaimana jika menikah denganmu?"
Ainsley terkekeh, dia lalu menggeleng pelan. "Selama ini hubungan kita memang baik, tapi diantara kita tidak pernah saling terbuka. Bahkan hampir satu tahun kita bersama, kita belum mengetahui nama lengkap satu sama lain," balas Ainsley.
Damian tersenyum, awalnya menjadikan ini semua seperti misteri memang terasa lucu. Tapi ternyata kini Damian cukup menyesalkannya.
"Baiklah, kalau begitu ayo kita lebih terbuka satu sama lain."
"Tidak mau," balas Ainsley dengan cepat, juga membelai wajah kak Ford dengan lembut.
"Begini saja, jangan melibatkan perasaan di dalamnya. Karena jika sampai itu terjadi mungkin hubungan kita tidak akan sehangat ini," kata Ainsley. Dia merapatkan tubuhnya pada sang Tuan dan memeluk kak Ford dengan lembut.
Perkataan Ainsley itu Damian benarkah pula, begini saja mereka sudah saling bahagia. Damian tak ingin ada kata pisah diantara mereka.
"Besok siang kita makan bersama ya? Aku akan menjemputmu di rumah," pinta Damian.
"Tapi besok aku sibuk, mungkin seharian tidak akan di rumah."
"Apa yang mau kamu kerjakan?"
"Rahasia," balas Ainsley lalu terkekeh, Damian yang gemas lantas menggigit dagu Ainsley sampai sedikit merah.
"Awh, sakit Kak."
"Rahasia mu itu akan aku ketahui dengan cepat," balas Damian.
"Kak Ford akan jadi penguntit?"
"Bukan aku."
"Lalu siapa?"
"Leo," balas Damian singkat, dan justru membuat Ainsley makin tertawa dibuatnya.
Leo di ujung sana sampai berdengung telinga kirinya, "Astaga, kenapa telinga ku berdengung," gumam Leo bingung.
jgn ganguuuu ihhh