SAYANG

Dalam perjalanan menuju gedung tempat akan di adakannya pernikahan Alex terus merasa tidak tenang. Sampai sekarang pria itu masih terus mencoba mencari cara agar pernikahannya dan Sherin gagal. Tapi satupun ide tidak juga bisa Alex jalankan karena satu alasan. Yaitu Alex takut kehilangan harta bendanya. Alex juga takut kehilangan jabatannya sebagai pemimpin di perusahaan keluarganya. Alex takut hidup susah di luaran sana.

“Alex...”

Alex menoleh saat mamahnya memanggil. Pria itu sama sekali tidak menutupi rasa tidak bahagianya pada kedua orang tuanya yang tidak perduli dan terus saja meneruskan rencana untuk menikahkan Alex dengan Sherin tanpa mau apa yang Alex inginkan sekarang.

“Mamah sama papah tau kamu tidak menginginkan pernikahan ini. Tapi bagaimanapun juga kamu tetap harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kamu lakukan Alex. Mamah harap setelah ini kamu tidak lagi melakukan apa yang tidak seharusnya kamu lakukan. Berhentilah bermain perempuan. Jangan lupakan kalau kamu juga lahir dari rahim perempuan. Yaitu mamah.” Ujar nyonya Smith memberi nasehat.

Alex hanya diam saja. Padahal dari sekian banyaknya wanita yang pernah tidur dengannya tidak pernah ada satupun dari mereka yang menuntut pertanggung jawaban. Adapun yang datang dan mengatakan hamil, dia pasti akan langsung menuruti apa yang Alex katakan jika sudah di beri uang. Tapi Sherin, dia tidak sama seperti mereka. Sherin benar benar gila pengakuan.

“Kenapa mamah bisa langsung percaya begitu saja sama Sherin mah? Bagaimana kalau ternyata anak yang di kandung Sherin itu bukan anak Alex?” Tanya Alex kembali menatap lurus ke depan.

Nyonya besar Smith tersenyum miring mendengar apa yang Alex katakan. Wanita itu sama sekali tidak terpengaruh dengan apa yang Alex katakan karena dia tentu tau itu hanya cara Alex saja untuk berusaha mempengaruhinya agar tidak meneruskan pernikahan tersebut.

“Alex.. Semua perbuatan itu ada timbal baliknya. Untuk yang sedang kamu alami sekarang anggap saja adalah akibat dari apa yang kamu lakukan. Untuk masalah anak itu adalah darah daging kamu atau bukan, kita bisa melakukan tes DNA setelah dia lahir nanti.” Balas nyonya Smith tenang.

Alex berdecak kemudian membuang mukanya ke samping menatap jalanan yang sedang mereka lalui. Alex tidak menyangka mamahnya akan begitu sangat keras kepala dan tetap bersikukuh ingin Alex menikah dengan Sherin.

“Jadilah suami yang baik. Belum terlambat jika kamu berubah nak. Hidup dengan baik akan membuat kamu merasa tenang. Dengan begitu kamu akan menemukan arti kebahagiaan yang sebenarnya.”

Alex menghela napas kasar. Alex merasa tidak akan pernah hidup bahagia jika tidak bersama dengan Lena. Karena sampai detik ini cintanya masih untuk Lena. Tidak perduli meski dirinya sudah melihat bagaimana Lena dan Erlan begitu panas diatas ranjang saat itu.

“Alex hanya akan menjadi suami yang baik untuk perempuan yang baik mah..”

Nyonya besar Smith terkekeh geli mendengar apa yang putranya lontarkan. Wanita itu merasa sangat lucu karena Alex sama sekali tidak bisa mengintrospeksi dirinya sendiri.

“Perempuan yang baik hanya untuk laki laki yang baik Erlan. Semua ada timbal baliknya. Jadi kalau kamu mau istri kamu juga menjadi perempuan yang baik nantinya, Jadilah laki laki yang baik juga. Karena sebagai calon kepala keluarga kamu harus memberikan contoh yang baik.”

Alex tidak lagi menyaut. Berbicara sama mamahnya sama sekali tidak akan membuatnya menang. Justru sebaliknya, Alex akan merasa harga dirinya di injak sebagai seorang laki laki. Padahal Alex berbicara dengan mamahnya sendiri, wanita yang melahirkannya dengan susah payah. Tapi sekalipun Alex tidak pernah mendapat pembelaan.

Sekitar setengah jam perjalanan, mobil mewah tuan besar Smith sampai tepat di depan gedung tempat akan di adakannya acara pernikahan. Disana sudah banyak para tamu undangan yang hadir yang kemudian langsung memusatkan perhatiannya begitu Alex dan kedua orang tuanya turun dari mobilnya.

Melihat para tamu undangan yang memenuhi gedung berlantai dua itu Akex mengeram kesal. Seharusnya dia bahagia sekarang, tapi karena pengantin wanitanya bukan Lena Alex merasa sangat kesal.

“Sherin.. Kamu akan tau akibat dari pernikahan ini..” Batin Alex menelan ludah.

---------------

Sementara itu Lena terus merasa gugup dalam perjalanan untuk menghadiri pesta resepsi pernikahan Alex dan Sherin. Bagaimana tidak? Sejak tadi Erlan terus saja menatapnya tanpa berkedip. Pria itu bahkan juga menyuruh body guard untuk menyupirinya karena terlalu asik menatap Lena yang memang tampak sangat berbeda dari biasanya.

“Erlan, bisa tidak kamu berhenti menatapku?” Tanya Lena yang merasa tidak tahan terus di tatap oleh Erlan.

Bukannya melakukan apa yang Lena mau, Erlan justru semakin mendekatkan wajahnya pada Lena membuat Lena memundurkan wajahnya.

“Kamu mau ngapain?” Tanya Lena lagi. Kali ini Lena mulai panik. Lena juga merasa malu jika sampai Erlan menciumnya karena di dalam mobil itu ada orang lain.

“Kamu sangat cantik sayang. Aku benar benar merasa sayang kalau harus mengalihkan tatapan aku dari kamu.” Bisik Erlan.

Pipi Lena langsung memerah mendengar apa yang Erlan katakan. Lena juga merasa pangling sebenarnya begitu melihat pantulan wajahnya di cermin tadi. Namun menurut Lena sikap Erlan terlalu berlebihan.

“Apaan sih? Kamu berlebihan banget.”

Merasa tidak nyaman, Lena pun mendorong sedikit dada Erlan agar pria itu sedikit menjauh darinya. Lena benar benar merasa tidak nyaman jika harus begitu dekat dengan orang lain sedangkan di antara mereka saja ada orang lain.

“Malu tau ada orang lain..” Lirih Lena kemudian.

Erlan tertawa. Entah kenapa mengekspresikan rasa cinta dan memujanya pada Lena di depan siapapun justru semakin membuatnya merasa bangga. Tentu saja, Erlan ingin semua orang bahkan seluruh dunia tau bahwa dirinya sangat bahagia karena bisa memiliki Lena, gadis yang sejak kacil berhasil menggetarkan hatinya juga menyembuhkan luka akibat cintanya yang bertepuk sebelah tangan di masa lalu.

“Oke oke, kita lanjutkan nanti di rumah ya sayang. Kamu tidak akan bisa lolos dari aku kali ini.” Senyum Erlan mengedipkan sebelah matanya dengan genit menggoda Lena.

Lena hanya tersenyum saja. Sekarang Lena benar benar memasrahkan hidupnya pada Erlan, suaminya. Lena yakin bahkan sangat. Lena siap sepenuhnya jika memang Erlan akan melakukan apa yang memang sudah seharusnya seorang suami lakukan pada istrinya.

“I Love you sayang..” Ungkap Erlan.

Lena tetap diam dengan senyuman yang menghiasi bibirnya. Lena tidak tau harus bagaimana membalasnya. Tapi yang pasti Lena tidak ingin membuat Erlan kecewa padanya. Lena akan berusaha semampunya untuk menjadi istri yang baik. Istri yang bisa membuat Erlan merasa betah berlama lama dengannya. Istri yang mampu membuat Erlan terus merasa rindu sehingga ingin selalu berada di samping Lena setiap saat. Seperti apa yang pernah Erlan katakan padanya.