Melinda dan Rauf sudah menikah selama tiga tahun, tetapi sampai saat ini belum juga di karuniai seorang anak. tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, hingga membuat Tini-- Ibu mertuanya meminta Rauf-- putranya untuk menikah lagi.
"nak, menikalah dengan Sintia tanpa sepengetahuan istrimu!"
bagai disambar petir disiang hari, membuat tubuh Rauf terdiam kaku dengan perasaan yang gelisa. permintaan itu benar benar membuat Rauf dilema. disisi lain dirinya tidak ingin menduakan istrinya, tetapi disisi lain Rauf juga sulit untuk menolak permintaan sang ibu.
lantas, bagaimana kelanjutannya? apakah Rauf akan mengikuti ucapan ibunya? jika iya, lalu bagaimana nasib Melinda? serta, bagaimana perasaan Melinda setelah tau jika suaminya akan menikah lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28
Orang yang sintia utus untuk ke rumahnya ibu tini menjemput surat tanah yang telah di minta oleh sintia, telah sampai ke rumah ibu tini, dan memberi salam.
"assalamualaikum." ucap salam riko di rumahnya ibu tini.
" waalaikum salam." jawab salam ibu tini sambil membuka pintu rumahnya.
" mari pak masuk " ucap ibu tini sambil mempersilahkan duduk kepada riko.
" perkenalkan bu, saya rico dari kampung, saya di utus oleh ibu sintia, untuk mengambil surat tanah atau sertifikat, yang sudah ibu janjikan kepada ibu sintia.
tapi sebelumnya, ada berkas yang harus di tanda tangan oleh ibu, ini bu suratnya silahkan di baca dulu.! ucap riko sambil memberikan berkas kepada ibu tini.
karena hari sudah sore, sudah waktu rauf kembali dari kantornya, tanpa berlama-lama dan untuk mempercepat, agar rauf tidak keburu datang, ibu tini sudah tidak membaca isi berkasnya, ibu tini langsung menandatangani berkas itu, agar rauf tidak mengetahui.
ibu tini tidak tahu apa isi dari berkas itu, karena ibu tini tidak membacanya terlebih dahulu.
" terimakasih ibu, saya permisi dulu." ucap riko dan langsung pergi dengan mobil, karena sintia sudah berpesan, agar jangan berlama-lama di rumah ibu tini.
ibu tini tidak tahu, bahwa isi berkas yang sudah di tandatangan adalah, surat penyerahan, bahwa semua perkebunan yang berada di kampung, sudah di serahkan sepenuhnya kepada sintia istrinya rauf.
sintia sudah menipu, dan membohongi ibu tini, dan ibu tini sama sekali tidak mengetahuinya.
sintia sangat licik, selain ingin mendapatkan rauf, dia juga ingin menguasai semua hartanya rauf.
dan rauf tidak mengetahui, rencana sintia yang ingin menjual semua perkebunannya rauf.
hari sudah larut malam, dan sintia belum tidur, karena masih menunggu kedatangan nya riko, yang akan membawa surat- surat perkebunannya rauf.
sintia gelisah, karena riko belum juga datang, sintia khawatir, kalau riko gagal mendapatkan surat-surat perkebunan, dari rumahnya ibu tini, sintia akan gagal mendapatkan uang yang banyak. dari hasil pe jualan perkebunannya rauf.
tidak lama riko sampai, dan mengetok pintu.
tok.. tok.. tok.
sintia langsung cepat- cepat membuka pintu, karena sintia sudah tahu yang datang itu adalah riko, orang suruhannya yang akan membawa surat-surat perkebunannya rauf.
riko langsung cepat masuk kedalam rumahnya sintia, dan memberikan berkas- berkas kepada sintia.
dan sintia langsung memberikan amplop kepada riko yang isinya, uang sepuluh juta sebagai hadiah, karena sudah berhasil membuat ibu tini menandatangani berkas tanpa membacanya dulu.
karena sintia sudah mengatur semuanya, sintia sudah tahu jam pulangnya rauf dari kantor, sintia menyuruh riko, sampai di rumah ibu tini, sesuai dengan jam yang sudah di atur oleh sintia, agar ibu tini tidak akan membacanya.
Karena pasti ibu tini takut, jangan sampai rauf keburu datang dari kantor, dan mengetahui bahwa surat-surat perkebunan di kampung, di serahkan kepada sintia.
jadi, sintia sudah mengetahui, bahwa ibu tini pasti langsung menandatanganinya, tanpa membacanya terlebih dahulu.
hari sudah pagi, sintia sudah mempersiapkan semuanya. karena sebentar lagi pak hendi datang, untuk melakukan transaksi dengan sintia.
" assalamualaikum." ucap salam pak hendi.
" waalaikum salam. mari pak masuk." jawab salam sintia langsung mempersilahkan masuk, karena pintunya tidak di tutup.
pak hendi langsung masuk, dan duduk di ruang tamu.
" bagai mana bu, sudah ada semua surat- suratnya.? tanya pak hendi.
" iya, ini surat- suratnya, semua ada di sini, semuanya ada lima sertifikat." ucap sintia sambil memberikan surat- suratnya yang sudah tersusun rapih di dalam map.
" ini bu, ada kertas, silahkan ibu menulis jumlahnya uang, yang ingin ibu minta, dari bos saya. berapa saja yang ingin ibu minta, bos saya akan membayarnya.
dan sekalian nomor rekening ibu.!" ucap pak hendi sambil memberikan selembar kertas kepada sintia.
lalu sintia menulis jumlahnya, dan nomor rekeningnya dan memberikan kepada pak hendi.
" ini pak, semua sudah tertulis di situ." ucap sintia dan memberikan kertasnya balik kepada pak hendi.
" tunggu sebentar ya bu." ucap pak hendi.
pak hendi memotret kertasnya, dan mengirimnya kepada naila bosnya. tidak lama, ponsel sintia berbunyi, telah masuk sms bengking dari bank. dan jumlah uang yang di mintanya adalah sepuluh miliar.
dan uang yang di mintanya, sudah masuk di rekeningnya sintia, dan sintia merasa senang dengan uang yang banyak pada rekeningnya.
" sudah bu, uangnya sudah di transfer, dengan jumlah sepuluh miliar, sesuai dengan apa yang ibu minta. dan ini kwitansinya bu, silahkan di tandatangan." ucap pak hendi sambil memberikan kwitansinya kepada sintia.
dan sintia langsung menandatanganinya di atas meterai, setelah itu memberikan kembali kepada pak hendi.
" ini pak kwitansinya, sudah di tandatanganinya." ucap sintia sambil memberikan kwitansinya balik kepada pak hendi.
" karena sudah selesai, saya permisi dulu ya bu." ucap pak hendi sambil berdiri, dan berjabatan tangan dengan sintia.
" terima kasih ya pak, salam buat bosnya pak hendi, sampaikan ucapan terima kasih saya, kepada ibu naila, bosnya pak hendi." ucap sintia.
" iya sama- sama, dan nanti saya sampaikan pesanan dari ibu sintia, kepada ibu naila bos saya." ucap pak hendi dan langsung pergi dari rumahnya sintia.
sintia merasa senang sekali, karena dia mendapatkan uang yang banyak dari hasil penjualan perkebunannya rauf, karena merasa senang, sintia melompat- lompat tanpa memikirkan kandungannya.
sintia sudah mempunyai banyak uang, dan sintia ingin pergi keluar rumah, bersenang senang dengan teman- temannya, walaupun sintia dalam keadaan hamil, dia tidak perduli, yang penting sintia bertemu dengan teman- temannya, untuk bersenang- senang dengan uang banyak yang sintia miliki.
sintia ingin menikmati uangnya yang banyak, dan mentraktir teman- temannya makan, dan berbelanja, sekalian dia membeli perhiasan- perhiasan yang banyak, untuk dirinya.
sintia juga membelikan perhiasan untuk ibunya, dan pakaian yang banyak buat ibu dan bapaknya, dan adik laki- lakinya.
sintia berfoya- foya, dengan teman- temannya sampai larut malam, setelah larut malam sintia pulang ke rumahnya, sintia di antar oleh seorang laki- laki yang tampan kerumahnya, yang bernama, indra.
dan sintia dengan indra masih berbincang - bincang di ruang tamu, sambil tertawa dengan keras, tanpa merasa takut akan kedatangan rauf, dirumahnya
sintia tidak pernah memikirkan, kalau rauf sampai mengetahui semua ini, rauf pasti akan marah besar kepadanya.
tapi sedikitpun sintia tidak merasa takut kedatangan rauf.
entah apa yang di bicarakan oleh sintia dengan indra, dan tidak tahu, ada hubungan apa sintia dengan indra, sampai mereka begitu dekat, apakah mereka saudara,? atau mereka berteman,? atau juga indra itu adalah selingkuhannya sintia.?"...
mrlinda mnding cerai dri rauf.... biar jdi gmbel abadi tuh....
biar bu tini & rauf tau rasa....
g punya tata krama.... belagu.... pdahal g ada apa"nya di bandingkn dgn melinda....
menantu yg trzdolimi.... hnya krna blm punya kturunan...