NovelToon NovelToon
Perselingkuhanku Di Atas Permainan

Perselingkuhanku Di Atas Permainan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Paksaan Terbalik / Tamat
Popularitas:168.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: iska w

Jika kamu mau bermain api, berarti kamu harus siap untuk terbakar, karena jika api asmara sudah berkobar akan sulit untuk mematikannya.

Dan jika kamu berani untuk menyakiti, berarti harus siap untuk disakiti, ini bukan soal Karma, tapi itu hasil dari apa yang pernah kamu tanam.

Pertukaran pasangan adalah hal yang tidak wajar dilakukan, namun Embun Damara dan Arsenio Hernandes terpaksa melakukannya, karena desakan dari pasangan masing-masing.

Namun siapa sangka, yang awalnya mereka menentang keras dan merasa tersakiti, kini butir-butir cinta mulai bersemai dihati mereka masing-masing, walau masih ragu, tapi rasa sayang dan cinta diantara mereka mengalir begitu saja seiring berjalannya waktu. Padahal perjanjian mereka hanya bertukar pasangan selama satu bulan saja.

Akankah cinta mereka akan kekal sampai nanti, atau harus putus karena masa perjanjian sudah selesai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iska w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31.Malam yang Berkesan

Tidak ada dekorasi yang mewah seperti acara pertunangan pada umumnya, hanya ada beberapa buket bunga yang menghiasi panggung Kafe sebagai tempat untuk bersua foto, jika mereka ingin mengabadikan moment lamaran malam ini.

"Arsen, apa kamu sudah yakin akan bertunangan denganku sekarang?"

Saat mereka sudah memegang cincin tunangan masing-masing dan bersiap untuk memasangkan cincin itu ke jari pasangan, Embun berbisik sejenak, untuk mengingatkan kepada Arsen akan permainan mereka yang sudah terlaksana hampir satu bulan ini.

"Tidak ada pilihan lain, kita serahkan saja semuanya dengan yang DiAtas, karena jika memang kita berjodoh, sekuat apapun kita menolak tidak akan pernah bisa menghentikannya." Jawab Arsen dengan senyum simpulnya, dia sudah memikirkan hal ini sejak kemarin, walau sempat ragu namun hatinya seolah terus mendorong agar Arsen melakukan acara pertunangan ini.

"Kamu tidak menyesal nantinya? kita bahkan baru berhubungan sebentar saja, dan itu pun awalnya karena sebuah paksaan, sedangkan kita berhubungan dengan pasangan kita masing-masing sudah cukup lama bukan?" Bahkan hampir semalaman dia kurang tidur karena memikirkan hal ini.

"Apa kamu takut bertunangan denganku?" Arsen menatap dalam-dalam wajah Embun, seolah memberikan keyakinan untuknya, bahwa keputusan yang mereka ambil sudah benar.

"Bukan begitu, aku hanya--"

"Sudahlah Embun, kita sudah sampai dititik ini, apa kamu nggak kasihan melihat keluarga kita nantinya kecewa?" Apalagi orang tua Arsen begitu bahagia saat tahu kekasihnya sudah berganti dengan Embun, bahkan dihadapan keluarga besarnya Mama Arsen begitu membanggakan Embun karena menurutnya Embun adalah menantu idamannya.

"Fuh... aku hanya takut jika banyak yang terluka karena apa yang kita lakukan." Sifat nggak tegaan Embun langsung keluar disana.

"Bismilah saja, semoga ini keputusan yang terbaik untuk kita semua, lagipula Bagas dan Nevika enjoy saja, bahkan mereka selalu bersenang-senang tanpa memikirkan kita, kenapa juga kita harus memikirkan ujungnya?"

Saat memikirkan tingkah Bagas dan Nevika, rasa kesal dan juga amarah dalam diri mereka berdua seolah meledak-ledak ingin keluar.

"Arsen, ayo sarungkan cincinnya, ngapain kalian malah ngobrol diatas sana, ini semua sudah menunggu." Mama Arsen langsung berjalan mendekat kearah Panggung, karena mereka terlalu lama mengobrol dan mengabaikan mereka yang dibawah sana.

"Iya Ma." Arsen hanya bisa nyengir kuda saja, dia bahkan lupa ketika banyak pasang mata menatap kearah mereka, karena jika sudah bicara dari hati ke hati dengan Embun terkadang dia seolah lupa dunia.

"Ayok cepat, kamera Mama udah On ini?" Teriak Mama Arsen yang seolah sudah tidak sabar melihat mereka resmi bertunangan.

"Bismilah." Dalam suara lirihnya Embun mengucap kata basmalah, agar keputusan yang dia ambil tidak mengecewakan nantinya.

"Embun, sesekali kita harus mementingkan kebahagiaan kita sendiri, jangan hanya menjaga perasaan orang lain saja, kita juga berhak bahagia, believe that Allah will not give a test beyond the limits of his servant, right?" Arsen mengusap perlahan rambut Embun, dia paham bagaimana perasaan Embun saat ini.

"Baiklah."

Embun akhirnya mengganguk patuh dan mulai menyodorkan tangan kirinya agar cincin itu segera bisa melingkar dijari manisnya.

Entah mengapa aku begitu yakin, bahkan berharap banyak jika kamu yang menjadi jodohku Embun, namun jika nanti Allah berkata lain, aku berharap kita masih bisa sedekat nadi.

Sebelum menyematkan cincin itupun Arsen memejamkan kedua katanya dan berdoa didalam hati.

"Yuhuy... Happy Engagement Arsenio Hernandes dan Embun Damara, semoga dipermudahkan urusan kalian sampai hari pernikahan tiba ya Nak." Ucap Mama Arsen dengan semangat, dia begitu bahagia saat ini, bahkan dia bertepuk tangan paling keras sepertinya dan seolah melupakan umurnya yang sudah mulai menua.

"Embun, boleh aku menciummu?" Saat melihat senyuman Embun begitu manis seolah bibir Arsen terasa gatal karenanya.

"Hah?" Seperti biasa, walaupun dia mendengar jelas namun untuk menutupi rasa malu dia pura-pura tidak mendengarnya.

"Sebagai simbol aja kalau kita sudah bertunangan?" Padahal memang itu hanya akal-akalan Arsen saja agar bisa mencium Embun.

"Dikening aja ya?" Embun langsung menundukkan kepalanya.

Cup

Namun Arsen tidak mau rugi, dia langsung menarik dagu Embun keatas dan mulai menyambar bibir mungil yang berwarna merah muda itu dengan penuh penghayatan.

"Huhuuuu... sosor terus, sabar Arsen, belum saatnya!" Sorak keluarga terdekat mereka dengan riuh renyah dibawah Panggung.

"Arsen, kamu ini nggak bisa dibilangin ya!" Embun langsung mencubit pinggang Arsen yang malah terkekeh karenanya.

"Bisa, tapi lain kali saja, tadi aku gemes banget lihat bibir kamu, warna lipstiknya bagus banget, jadi pengen nyobain manis apa enggak rasanya itu." Arsen kembali membuat pernyataan yang sebenarnya tidak masuk akal.

"Alasan apa itu?" Umpat Embun yang masih terus merasa canggung walau ini bukan kali pertama mereka melakukannya.

"Hehe... sudahlah, ayok kita foto-foto dulu, jangan pernah mau kalah sama Bagas dan Nevika."

Akhirnya mereka mengabadikan moment malam yang berkesan untuk keduanya itu, tanpa mau ambil pusing dengan apa yang akan terjadi kedepannya disaat menjelang hari terakhir permainan mereka akan berakhir.

Dan diluar sana ternyata Bagas dan Nevika baru saja datang dengan saling berpelukan pinggang dengan mesranya saat keluar dari mobil dan menuju Kafe yang sama dengan Arsen dan Embun dimana mereka melakukan acara pertunangan.

"Disini makanannya enak-enak Ayank, aku dulu sering pergi kesini." Ucap Nevika dengan manjanya.

"Dengan Arsen ya, woah... aku jadi cemburu nih?" Umpat Bagas yang pura-pura kesal.

"Hanya beberapa kali dengannya, dia kan sibuk orangnya, aku lebih suka hangout sama teman-teman, andai kita sedekat ini dulu, pasti asyik banget kita ngobrol ditempat ini." Ucap Nevika sambil mengusap lengan Bagas dengan centilnya, dia memang paling bisa mengambil hati para kaum Adam.

"Benarkah?" Bagas pun tak jauh berbeda sebenarnya.

"Iya, karena kamu selalu tahu apa yang aku mau." Selama hampir satu bulan ini, mereka memang masih menunjukkan semua hal yang baik-baik saja.

"Hmm... aku jadi sedikit nggak rela karena besok permainan kita akan berakhir?" Bagas terlihat masih belum puas bersenang-senang dengan Nevika, tapi terkadang saat malam tiba, dia pun juga sering merindukan sosok Embun yang begitu perhatian dengan dirinya dalam segala hal.

"Kita masih bisa tetap dekat seperti ini Ayank, walau harus dibatasi, hehe." Jawab Nevika dengan santainya, seolah dia punya rencana tersendiri.

"Apapun itu, aku bahagia karena pernah menjadi yang spesial untukmu, walau hanya satu bulan, hehe.." Bagas kembali merangkul tubuh Nevika dengan seutas senyuman.

"Aku pun sama." Balas Nevika tak kalah ceria.

"Kalau begitu mari kita habiskan malam terakhir kita pacaran sepuas-puasnya, okey sayang?" Teriak Bagas dengan semangat, walau dalam satu bulan ini uangnya cukup terkuras banyak karena memenuhi semua permintaan Nevika.

"Setuju."

Mereka berdua langsung ingin memasuki Kafe itu dengan semangat membara, namun saat sampai dimeja pemesanan, beberapa pelayan mendekat kearahnya.

"Permisi Mas dan Mbaknya, maaf Kafe ini sudah dibooking tiga jam kedepan, jika masih berminat anda bisa kembali lagi nanti setelah waktu pemesanannya berakhir." Jelas salah satu karyawan di Kafe itu.

"Meja mana yang dibooking? sepertinya masih banyak yang kosong didalam?" Ucap Bagas sambil clingak-clinguk kedalam Kafe.

"Memang iya, karena mereka memesan satu Kafe ini, dan selain keluarga dilarang masuk." Ucap Pelayan itu kembali.

"Ckk... emangnya acara apa sih Mbak, sampai satu Kafe dibooking segala?" Nevika seolah tak puas hati, karena dia sudah menginginkannya dari kemarin untuk makan sambil nongkrong ditempat ini.

"Acara Lamaran mas, mohon maaf sekali." Pelayan Kafe itu masih terus bersikap ramah dalam meladeni rengekan Bagas dan Nevika, walau hatinya sebenarnya juga dongkol.

"Tapi kami sudah jauh-jauh loh Mbak kemari, satu meja aja buat kami berdua, aku bayar double deh?" Tawar Bagas yang belum mau menyerah.

"Maaf sekali atas ketidaknyamanan Mas dan Mbaknya, tapi kami tetap tidak bisa, karena kami tidak mau menyalahi aturan." Dia hanya menjalankan tugas, karena Kafe itu bukan miliknya, jika nanti dia menyalahi aturan bisa kena marah dengan pemiliknya kalau misalnya ada komplenan.

"Tapi mbak?" Dia masih ingin ngotot, namun pelayan itu kembali menegaskan tanpa goyah.

"Maaf sekali lagi, jika memang kalian mau, bisa menunggu tapi diluar, sampai acara ini selesai."

"Aish... siapa sih yang booking tempat ini, aku jadi pengen lihat, mereka menyebalkan sekali!"

Bagas merasa kesal sekali dan seolah merasa tidak terima saat kedatangan mereka ditolak, dia bahkan ingin mencoba menerobos beberapa pelayan yang menghalangi dirinya, agar dia dan Nevika bisa masuk kedalam Kafe tersebut.

..."Remember, it may be that humans love anything that might harm him or hate something useful for him. So, ask for his guidance."...

...(Ingatlah, boleh jadi manusia itu mencintai sesuatu yang membahayakan dirinya atau membenci sesuatu yang bermanfaat baginya. Jadi mohonlah petunjuk-Nya)...

1
Abimanyu Rara Mpuzz
seperti aku suka melinjo 😍😍😍
Abimanyu Rara Mpuzz
kanjeng mami hadir
Abimanyu Rara Mpuzz
manvus 🤣
Abimanyu Rara Mpuzz
Kecewa
Abimanyu Rara Mpuzz
Buruk
Abimanyu Rara Mpuzz
kisahnya seperti ftv ryan Delon Sharena tukeran pasangan
Aurellie Azzahra
ada ya cewek pinter tp bego😬😬
Utit Dewisetyowati
semoga arsen jadi pacar embun
Utit Dewisetyowati
semoga Embun jadian sama Arsen
Utit Dewisetyowati
sama ² gila itu anak
Utit Dewisetyowati
embun sadarlah jàngan mau mengerjakan tugas pacar loe
Utit Dewisetyowati
smg lancar semuanya
raditha astriani
❤️
Nenti iis Fatimah
kenapa keluarga embun gak di sebut ya, d skip apa emang gak ada yg hadir
Nenti iis Fatimah
asiiik bakal dihalalin tuuh
Nenti iis Fatimah
baguuus
Nenti iis Fatimah
nah gitu dong nikmati aja prosesnya buat kedepannya serahin aja sama author yg punya cerita hehe
Nenti iis Fatimah
diih emang pada egois si Bagas sama nevika mau diputusin sayang di pertahankan gak mau ya gitu deh jadinya
Rustan Sarny Apul Sinaga
hayolohhhh tercyduk bunda ratu....kawin kawin
Rustan Sarny Apul Sinaga
selamat menikmati cintanya Nevika ya mas Bagas....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!