🌻Bijaklah dalam membaca. Novel ini mengandung unsur 21+🌻
Siapa yang mau mengalami kegagalan di hari pernikahan? Pasti tidak ada yang menginginkannya.
Niranida Alifia, hampir saja mengalaminya. Kekasihnya membatalkan pernikahan mereka tepat di hari H.
Untunglah ada seorang pria yang mau menikah dengannya, dan acara pernikahan berjalan lancar. Tapi bagaimana jalan kisahnya kalau menikah bukan dengan pria pilihannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vivi We, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24. Geo hilang
Di depan sebuah sekolah kalangan elite.
Nira duduk di dalam mobil sambil melamun. Dia kembali mengingat apa yang kemarin telah ia lihat.
"Apa ada kedekatan khusus antara Arka dan sekretarisnya?" tanyanya sendiri. "Apalagi si Arka itu, bisa-bisanya bilang kalau aku bukan siapa-siapa. Dasar duda jablai kurang ajar!" umpat Nira. Entah kenapa setelah memergoki kemarin, pikiran Nira menjadi terganggu. Padahal sebelumnya dia tak mempermasalahkan Arka mau dekat dengan siapa pun. Tapi sekarang apa yang terjadi dengannya. Kenapa dia mendadak menjadi mengurusi urusan pribadi Arka. Terlebih lagi dadanya terasa begemuruh panas setiap kali mengingatnya.
"Ahhh,,, terserah! Aku tak perduli." katanya sambil menggelengkan kepalanya dan mengusap dadanya yang terasa tak nyaman.
"Itu Pak Rahmat kenapa?" Nira menautkan kedua alisnya saat melihat pak Rahmat dari kejauhan, dia lalu turun dari mobil dan menghampiri pak Rahmat yang berjalan mondar-mandir.
"Nona, itu Tuan kecil tidak ada." kata pak Rahmat ketakutan saat Nira sudah berada di dekatnya.
"Tidak ada bagaimana?" tanya Nira dengan wajah bingung.
"Teman-temannya semua sudah keluar, tapi Tuan kecil tak juga terlihat." tutur pak Rahmat dengan wajah bersalah bercampur panik.
"Pak Rahmat sudah tanyakan pada security atau gurunya?" tanya Nira yang juga tak kalah panik. Kalau sampai Geo benar hilang, dia bisa dikuliti hidup-hidup oleh Arka. Bagaimanapun itu akibat dari kelalaiannya karena tak mengawasi Geo, Nira malah sibuk memikirkan Arka dengan sekretarisnya.
"Aduh, bagaimana ini?" tanya Nira tak tahu harus berbuat apa.
Nira terdiam membeku saat melihat mobil mewah berwarna hitam berhenti. Keluarlah dua sosok pria dari dalam mobil.
"Matilah aku." ucap Nira pasrah melihat kedatangan Arka dan Rey.
Kaki Nira pun terasa sangat lemas saat Arka berjalan ke arahnya. Dan yang membuatnya takut, salah satu dari pria itu sudah menunjukkan wajah tak bersahabat. Dia hanya menundukkan kepalanya, tak berani menatap pria itu.
Betapa tak dianggapnya dia saat Arka melewatinya begitu saja tanpa bertanya padanya.
"Pak Rahmat, kenapa Geo bisa hilang?" tanya Arka dengan wajah menahan amarah. Siapa pun yang melihatnya pasti akan ketakutan tak terkecuali pak Rahmat sendiri.
"Sa,, saya juga tidak tahu, Tuan." jawab pak Rahmat dengan perasaan bersalah. Dia juga tak mau kalau harus memojokkan nona Nira. Karena memang ini juga kesalahannya yang kurang teliti dalam mengawasi Geo.
"****....!" umpat Arka sambil mengusap wajahnya kasar. Nira mengamati Arka yang terlihat sangat panik. Dia tak menyangka, di balik sikap dinginnya Arka pada Geo, ternyata Arka begitu peduli. Itu sangat jelas terlihat dari wajah Arka yang sangat frustasi.
"Rey. Kamu cek semua cctv sekolah ini!" perintah Arka.
"Baik, Tuan." jawab Rey, lalu berlari masuk ke dalam sekolah.
Tak lama kemudian, Rey menyerahkan laptop yang ia bawa pada Arka. Setelah melihat rekaman cctv yang tak memberikan titik terang kemana perginya Geo, Arka memijit kedua pelipisnya.
"Bagaimana bisa kalian kehilangan seorang anak kecil? Apa yang kalian lakukan?" bentak Arka pada Nira dan pak Rahmat. "Menjemput anak kecil saja tidak becus!" sentak Arka.
"Maaf,," ucap Nira dengan kepala tertunduk.
"Apa maafmu bisa mengembalikan Geo?" tanya Arka dengan tatapan tajam seakan telah menembus jantung Nira.
Pikiran Arka sungguh kacau. Dia takut kalau Geo dibawa pergi oleh Livia. Dia tak akan mengijinkan wanita itu menyentuh putranya sedikit pun, mengingat wanita itu sangat kejam menurutnya. Bagaimana tidak kejam? Menerlantarkan anak yang baru dilahirkan begitu saja. Tak pernah menanyakan kabar atau menengoknya. Sungguh ibu yang tak punya hati.
"Arghhh....!" Arka berteriak sambil mengacak-acak rambutnya.
"Ikut aku!" Arka meraih tangan Nira.
"Kemana?" tanya Nira.
"Jangan banyak tanya! Masuk ke dalam mobil!" perintah Arka.
"Tuan, tenangkan pikiran Anda. Jangan sampai menyakiti Nona Nira." teriak Rey sebelum Arka menutup pintu mobil.
kl dah begini byk x syaratnya....😞
but...ttp Semangat!!!
nyimak ya 🤝☺️💪
kasihan GEO ya ...
gmna nanti klo Arka tau klo Nira adlh adiknya Livia