Perselingkuhanku Di Atas Permainan

Perselingkuhanku Di Atas Permainan

1.Jangan bermain API

Jika kamu mau bermain api, berarti kamu harus siap untuk terbakar, karena jika api asmara sudah berkobar akan sulit untuk mematikannya.

Dan jika kamu berani untuk menyakiti, berarti harus siap untuk disakiti, ini bukan soal Karma, tapi itu hasil dari apa yang pernah kamu tanam.

Disebuah Kantin perusahaan yang cukup bergengsi di pusat ibu kota itu, terlihat sepasang kekasih yang sedang menikmati makan siang mereka sambil mengobrol santai berdua.

"Yank.. nanti sore anterin aku nongkrong di Kafe yuk, ada Kafe baru yang lagi ngehits, pasti seru banget nongkrong disana." Ucap seorang gadis dengan manjanya, bahkan sedari tadi dia duduk sambil ngoceh dan kekasihnya dengan telatennya menyuapi makanan ke mulutnya tanpa perduli ada yang mengatainya pria Bucin atau apapun itu, karena pandangan matanya hanya terarah kepada wanita dihadapannya kini.

Dialah Nevika Aulia, salah satu karyawan yang terkenal paling centil dan suka tebar pesona di Kantor, apalagi dengan bodynya yang memang cukup menunjang, tubuhnya yang tinggi dan langsing bak gitar spanyol memang membuat banyak pria yang melirik ke arahnya.

"Nggak bisa sayang, aku ada acara keluarga, nggak enak kalau aku nggak datang, lagian juga aku harus nganterin orang tua ku, mereka nggak berani naik mobil sendiri kalau nanti pulangnya malam." Jawab Pria itu dengan suaranya yang terdengar tenang, sambil mengusap bibir kekasihnya dengan tissu karena ada sisa makanan yang menempel disana.

Dan pria inilah yang berhasil dipilih oleh Nevika Aulia diantara pria-pria lain yang mendekatinya, karena selain tampan, jabatannya juga lebih tinggi daripada dirinya, jadi Nevika bisa mengambil banyak keuntungan dari kekasihnya ini, yang bernama Arsenio Hernandes.

Sebenarnya pria itu sifatnya jauh berbeda dengan Nevika, dia lebih pendiam orangnya, dia tidak suka nongkrong atau sekedar kumpul-kumpul bersama rekan kerjanya, kalau pun dia mau itu pun karena paksaan dari Nevika yang ingin ditemankan olehnya. Dan pria ini memang selalu memenuhi keinginan kekasih hatinya walau harus menghela nafasnya berulang kali karena sebenarnya dia tidak merasa nyaman dengan keinginan wanitanya itu, namun dia terpaksa mengabulkannya juga.

"Ckk... ngapain sih ada acara keluarga segala, belum juga Lebaran, cuma nganterin buat ngegosip sama saudara aja lebih di prioritaskan daripada berduaan sama aku, kita kan udah lama nggak kencan, kamu ini sayang nggak sih sama aku!" Rengek Nevika dengan manjanya seperti biasa, bila keinginannya tidak terpenuhi.

"Tapi ini acaranya jarang-jarang sayang, dan orang tuaku pasti akan maksa, soalnya ini acara udah lama banget direncanain, baru bisa terlaksana sekarang saat semua keluargaku akhirnya punya waktu yang senggang!" Disaat Nevika seolah merajuk, Arsen masih tetap terlihat manis dengan mengusap rambut Nevika dengan lembut dan penuh kesabaran.

Kalau bukan soal keluarga sudah pasti Arsen akan mengabulkannya, karena Arsen memang begitu menyayangi Nevika, selama ini Arsen memang jarang bergaul dengan karyawan wanita selain dengan Nevika, entah mengapa dia merasa kurang nyaman saja, karena memang dia tidak pandai membuka topik pembicaraan, dan lebih fokus dengan pekerjaan saja, lain halnya dengan Nevika yang memang selalu saja nerocos dengan segala ocehannya.

"Dih... jadi kamu tetap lebih memilih keluargamu itu dibanding ngedate berdua sama aku begitu?" Nevika merasa tidak terima, karena selama dia berpacaran dengan Arsen, pria tampan ini selalu mengabulkan semua apa yang wanitanya itu inginkan.

"Bukan begitu sayang, tapi aku nggak bisa menolak perintah orang tuaku, kita ngedate besok saja ya, aku janji deh?" Seperti biasa, salah atau pun benar dengan semua yang terjadi selalu Arsen yang akan membujuk terlebih dahulu, dia selalu saja memilih lebih mengalah, karena malas jika harus berdebat, tapi kali ini dia sungguh berat menentang kedua orang tuanya, karena acara ini memang jarang bisa terlaksana, mengingat kesibukan diantara mereka masing-masing.

Dan jarak lokasi keluarganya berkumpul memang cukup jauh dari pusat ibu kota, jadi Arsen juga tidak tega melihat Ayahnya yang sudah paruh baya harus menyetir dengan jarak yang cukup jauh.

Apalagi kedua orang tuanya itu jarang meminta tolong dengan dirinya, karena selalu memahami jika dirinya memang selalu sibuk dengan urusan perusahaannya di Kantor.

"Aku maunya malam ini, TITIK!" Ucap Nevika yang langsung merasa emosi, dia bahkan langsung bangkit dari tempat duduknya dan ingin meninggalkan Arsen disana.

"Sayang, kamu mau kemana, makanannya dihabisin dulu ini." Arsen sudah menduga akan seperti ini nantinya, namun dia tidak bisa apa-apa jika sudah begini adanya, keduanya sama-sama penting baginya.

"Buat kamu aja, aku mau masuk ke Kantor duluan, punya pacar kok nyebelin banget!" Umpat Nevika dengan kesal sambil mengibaskan rambut panjangnya dan pergi melenggang meninggalkan Arsen di meja itu sendirian.

"Astaga, aku harus bagaimana ini, kenapa dia susah sekali dibujuk, tapi kalau menolak keinginan orang tuaku bisa marah besar mereka, tapi disisi lain aku sayang banget sama Nevika, nanti kalau dia ninggalin aku gara-gara ini gimana, sedangkan banyak pria yang mengaguminya?" Arsen termenung sendiri sambil menghabiskan minumannya, dia pusing sendiri jadinya.

Karena di Kantor Nevika memang terkenal supel orangnya, jadi memang banyak pria yang dekat dengan dirinya, terkadang Arsen juga sering cemburu, namun hanya dia pendam dalam hati saja, karena hubungan mereka memang sudah diketahui oleh rekan-rekan kerja mereka, jadi Arsen selalu berpikir positif saja dan mencoba menggangap semuanya sebagai angin lalu.

Dan kini Arsen hanya bisa menyangga kepalanya yang terasa berat, dia seolah bimbang dan ragu, bahkan dia sudah tidak berselera lagi untuk menghabiskan makanannya, padahal baru beberapa sendok saja yang baru termakan tadi, namun tiba-tiba perutnya seolah sudah terasa begah dan kenyang dadakan saat melihat makanan yang ada di piringnya.

Terkadang dia sering tak habis pikir dengan dirinya sendiri, kenapa dia begitu lemah dihadapan Nevika kekasihnya. Padahal gadis itu sering kali membuat dia kesal dengan segala permintaanya.

Keegoisan Nevika yang terang-terangan pun terkadang membuat Arsen merasa jengah saat malam tiba, namun lagi-lagi ketika mereka sudah bertemu, selalu saja Arsen kembali melunak dan takhluk dihadapannya.

Dia selalu berharap dan berdoa jika suatu hari nanti Nevika bisa menjadi lebih dewasa, hingga akhirnya Tuhan mempersatukan mereka berdua dalam ikatan suci Pernikahan.

Namun Jodoh, rezeki dan maut adalah rahasia Tuhan, kita hanya bisa memohon saja, karena Takdir kita sudah diatur dengan rapi, bahkan sebelum kita lahir ke dunia ini.

Ketakutan adalah teman terbaik sekaligus musuh terburuk. Ini seperti api. Jika bisa mengendalikannya, itu bisa untuk memasak dan menghangatkan rumah. Sebaliknya jika tidak bisa mengendalikan justru akan membakar dan menghancurkan diri Anda.

Terpopuler

Comments

Utit Dewisetyowati

Utit Dewisetyowati

smg lancar semuanya

2023-11-02

0

Tetik Saputri

Tetik Saputri

semangat kak

2023-06-16

0

Eni Istiarsi

Eni Istiarsi

hadir.. udah aku taruh di rak dan sempet baca awal bab tapi ilang terus.yang error apanya ya🤔

2023-06-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!