Gauri wanita ceria yang selalu positif kini harus berjuang dengan membuka sebuah Cafe yang ternyata pengelola gedungnya adalah Caraka seorang mantan atlit yang pensiun akibat sebuah tragedi yang mengubah hidupnya.
Setelah sempat terpisah, apakah kali ini Caraka akan merelakan Gauri pergi lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiwi tiwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTEMUAN GAURI DAN CARAKA
Gauri dan teman-temannya masih asik menonton film sambil memakan popcorn buatan mereka sendiri. Gauri sampai tidak menyadari Caraka meneleponnya meskipun letak ponselnya tidak jauh dari tempat duduknya. Total sudah ada dua judul film yang mereka tonton dan belum ada tanda-tanda untuk berhenti. Saat ini mereka semua memakai piyama masing-masing sesuai dengan tema hari ini.
Setelah film kedua selesai mereka memutuskan beristirahat dulu sambil memikirkan judul film yang lain. Selama itu Gauri mengecek ponselnya dan kaget setelah melihat banyaknya missed call dari Caraka. Seharian dirinya menunggu kabar dari Caraka tetapi saat Caraka benar-benar meneleponnya dirinya malah sibuk dengan teman-temannya. "Ah Gauri bodoh banget sih lo," gumamnya.
Melihat pesan yang dikirim Caraka, Gauri berfikir mungkin ini saatnya Caraka mulai membuka dirinya untuk menceritakan isi hatinya. Gauri pun segera membalas pesan Caraka dan berharap Caraka langsung meresponnya. Sekarang Gauri tidak akan melepas ponsel dari genggamannya. Bahkan saat mereka sedang bermain monopoli bersama Gauri tetap tidak melepaskan ponselnya karena menunggu balasan dari Caraka.
Melihat post it yang ditulis tangan langsung oleh Mike, dirinya menyadari kalau ini pasti ditulis di hari yang sama dengan hari meninggalnya Mike. Caraka, Mike dan Bagas selalu datang bersama, hampir jarang mereka pergi tanpa salah satunya. Jadi Caraka tahu betul kalau post it ini ditulis bukan saat mereka bersama. Sebelum masuk ke tempat latihan Mike memang mampir dulu ke kantin langganan mereka itu untuk membeli cemilan dan memutuskan menulis sebuah post it.
Mike pasti tidak menyangka kalau pesan yang ditulisnya akan menjadi pesan terakhir bagi Caraka. Dirinya pasti mengira akan membacanya bersama nanti. Caraka kemudian meminta izin ibu pemilik kantin untuk mengambil post it tersebut. Dirinya akan menyimpan dan mengingatnya agar bisa memenangkan kompetisi nanti dan tidak mengecewakan Mike.
Sesampainya didalam mobil, Caraka melihat ponselnya dan terdapat pesan balasan dari Gauri. Setelah membacanya Caraka memutuskan untuk langsung menelepon Gauri. Dirinya pun berfikir mungkin dengan sedikit terbuka bercerita dengan Gauri bisa sedikit mengurangi perasaan sesak di dadanya.
"Ri ... dimana?" tanya Caraka.
"Rumah, kenapa?" ucap Gauri.
"Tunggu, gue kesana."
Mendengar ucapan Caraka di telepon seketika membuat Gauri panik karena saat itu dirinya sedang menggunakan piyama dan terlihat lusuh setelah bermain gila-gilaan dengan temannya. Gauri langsung lari ke kamarnya untuk mengganti baju yang lebih rapih dan tidak lupa mengecek rupanya yang acak-acakan. Padahal Caraka tidak mengajaknya berkencan tetapi kepanikan yang terjadi pada Gauri sekarang sama seperti seorang wanita yang diajak kekasihnya berkencan.
"Ri, ada orang didepan rumah lo," kata temannya dari lantai bawah.
Gauri yang kaget kemudian terburu-buru turun kebawa untuk menyambut Caraka. Sebelum membuka pintu Gauri berulang kali menarik nafasnya yang ngos-ngosan karena sedikit berlari tadi.
"Hai ... " sapa Gauri setelah membuka pintu.
"Ada siapa aja dirumah? rame banget," kata Caraka melirik kesana kemari melihat kekacauan yang dibuat teman-teman Gauri.
"Temen-temen aku nginep hari ini soalnya Ibu sama Ayah belum pulang dari Bandung," kata Gauri.
"Keluar bentar gapapa?" tanya Caraka.
"Gapapa, ayok," jawab Gauri menarik tangan Caraka.
Mereka kemudian pergi ke Cafe yang tidak jauh dari rumah Gauri. Memesan minuman kesukaan masing-masing, mereka pun duduk ditempat biasa. Caraka terlihat masih ragu untuk membuka obrolan, karena jujur setelah hari itu Caraka belum pernah mengobrol lagi dengan Gauri. Gauri juga hanya duduk canggung sambil menunggu Caraka membuka pembicaraan.
"Hari ini latihan dimulai lagi setelah libur 3 hari," ucap Caraka membuka pembuka pembicaraan.
"Iya, gue tahu dari Kak Bagas ... terus gimana? aman kan," tanya Gauri.
"Engga," jawab Caraka langsung ke intinya.
Gauri cukup cemas mendengar jawaban dari Caraka itu.
"Kenapa?" tanya Gauri diikuti wajahnya yang cemas.
"Berat, kayak ada sesuatu yang nahan gue," jawab Caraka.
Dari situ kemudian sedikit demi sedikit Caraka menceritakan apa yang dirasakannya kepada Gauri. Bahkan sampai perasaan bahwa dirinya merasa lebih fokus terhadap hal lain dibanding Mike yang jelas-jelas membutuhkan bantuan saat itu. Gauri sempat kehabisan kata mendengar seberapa besar rasa penyesalan yang dirasakan Caraka saat ini.
Gauri hanya mencoba meyakinkan bahwa semua yang terjadi sama sekali bukan kesalahan Caraka. Tidak ada yang menyangka kalau Mike akan diserang dan terbunuh pada hari itu. Gauri mengatakan kalau dirinya akan ada disamping Caraka kapanpun dia membutuhkannya. Tidak perlu membebani diri dengan pikiran yang tidak masuk akal, sekarang hanya fokus dengan kompetisi yang sudah ada didepan mata.
Caraka dan Gauri sudah mengobrol cukup lama dan tanpa disadari hampir dua jam berlalu. Karena tidak mau membuat teman-teman Gauri menunggu terlalu lama dirumah, Caraka memutuskan mengantar Gauri pulang. Mereka berjalan bersama menuju rumah Gauri. Disana sekali lagi Gauri meyakinkan kalau dirinya akan terus disisi Caraka jadi tidak perlu ada yang di khawatirkan.
Setelah sampai didepan rumah Caraka mengucapkan terima kasih kepada Gauri yang mau menyempatkan waktunya untuk mengobrol dengannya malam ini.
"Kalo mau ngobrol lagi telepon gue aja," ucap Gauri.
"Iya, dari tadi bawel banget," kata Caraka.
"Ga bawel tapi beneran loh ini, telepon gue kalo ada apa-apa," ucap Gauri menepuk kedua pundak Caraka.
"Iya, udah sana masuk. Gue pulang dulu," kata Caraka sambil masuk ke mobilnya.