Elia dulu adalah seorang gadis yang dibesarkan oleh kakek dan nenek Jonathan atau yang sering disebut Oppung Jonathan di Bahasa batak. Tinggal dan dibesarkan di keluarga Jonathan selama enam tahun lalu kemudian kuliah dan merantau di jawa sampai akhirnya saat ini bisa memiliki karir tentunya Elia tetap menjaga komunikasi dengan kakek dan nenek yang sudah membesarkannya meski hanya terhubung dari WA (whatsapp). Kemudian Elia dan Jonathan bertemu Kembali setelah 9 tahun. Disini lah cerita dan permasalah mereka di mulai saat Elia mendapati kekasihnya selingkuh, pekerjaan yang sedang tidak baik baik saja dan di saat bersamaan Jonathan didesak untuk menikahi Elia oleh kakek dan nenek nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enjels, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIAPA PEREMPUAN ITU
Sudah seminggu Elia menjalankan aksinya untuk melibatkan Jonathan dalam hal-hal kecil yang diperlukan dalam rumah tangga mereka.
Sejauh ini tidak terlalu sulit bagi Elia untuk membuat Jonathan menurut atau mengerjakan hal yang Elia minta. Paling dia hanya butuh tebal-tebal kuping sebentar untuk mendengar ocehan Jonathan yang kadang sedikit tajam atau membuat hati Elia sakit dan tersinggung tapi untungnya sejauh ini Elia bisa meng-handle atau memberikan serangan balik yang membuat Jonathan diam dan menurut.
Beberapa kali juga Elia meminta Jonathan untuk menjemput nya saat ia lembur dan pulang terlalu malam. Alih-alih menghubungi Pak Saul untuk menjemput nya Elia justru menghubungi suaminya itu dan mengatakan sayang jika harus mengeluarkan biaya lembur untuk supir pribadi nya itu.
Sama hal nya seperti saat ini, Elia sedang duduk di lobby kantornya untuk menunggu Jonathan datang menjemputnya karena ini sudah pukul 21.40 WIB dan hujan eras melanda kota Medan saat itu.
Elia mendengar suara Klakson mobil dan ia segera berdiri karena tau bahwa itu pasti Jonathan. Saat itu memang hanya tinggal Elia di temani dua orang security yang berjaga di tempat itu.
"Kita ke apartment X sebentar" ucap Jonathan saat Elia sudah duduk di sebelah Jonathan.
"Untuk apa?"
"Aku ada perlu ketemu sama seseorang sebentar" jawab Jonathan dan Elia hanya mengangguk. Kemudian Jonathan mengemudikan mobilnya ke apartement mewah di kota itu yang kebetulan tidak jauh dari kantor nya Elia.
"Kau tunggu saja disini. Aku hanya sebentar" ucap Jonathan yang dibalas anggukan oleh Elia. Kemudian Jonathan meraih sebuah paperbag hitam dari kursi penumpang belakang dan turun dari mobil. Sementara dari mobil Elia memerhatikan suaminya itu berjalan menuju lobby apartement itu.
Dari balik kaca yang transparan Elia bisa melihat bertemu dengan seorang wanita menggunakan piyama putih dan cardigan hijau muda panjang.
"Dia bertemu dengan permpuan? Siapa dia? aku seperti tak asing dengan wajahnya. Dimana ya aku pernah melihatnya?" gumam Elia dalam hatinya. Lalu ia juga mengingat bahwa ia sering sekali bertemu dengan Jonathan di apartement saat Elia sedang melakukan layanan atau ada keperluan dengan Reza.
"Mungkin dia klien nya Jonathan, atau rekan kerja nya yaa.." gumam Elia bertanya-tanya.
"Tapi mereka terlihat sangat dekat. Whats.... apa-apaan itu? dia tertawa??" Kata Elia geram mengepalkan tangannya. "Bisa-bisanya dia tertawa dengan orang lain sementara denganku dia selalu diam dan datar seperti aspal." Lihat saja kau ya... Aku akan menyusahkanmu lebih banyak lagi" Ucap Elia dalam hatinya.
Sekitar delaapan menit Elia menunggu namun sepertinya tidak ada tanda-tanda dari Jonathan dan perempuan yang ditemuinya itu untuk mengakhiri percakapan mereka. Sementara Elia didalam mobil sudah seperti cacing kepanasan yang berulangkali mengepalkan tangannya dan menghembuskan nafas nya kasar.
"Tadi kata nya sebentar tapi kenapa dia lama sekali disana? Kakinya bahkan seperti berakar di tempat itu" ucap Elia kesal.
"Tin...tin...tin...." Suara klakson dari mobil itu kemudian berbunyi yang membuat keributan di sekitar situ. Beberapa orang termasuk pihak security di tempat itu melihat ke arah mobil yang kini Elia tumpangi. Seketika Elia menyadari tindakan bodoh nya itu. tapi meski demikian itu tidak mengurangi rasa kesalnya. sementara Jonathan mendengar klakson itu melihat ke arah mobilnya dan tak lama kemudian ia berjalan menemui menemui Elia di mobil.
" Kau sudah gila ya? Apa kau tidak malu?" ucap Jonathan yang marah saat ia masuk ke dalam mobil.
" Dirimu yang salah, katanya hanya sebentar tapi aku sudah menunggu selama lima belas menit tapi kamu malah asik mengobrol. Aku sudah lapar. Asam lambung ku sudah mulai naik" ucap Elia untuk pembelaan dengan suara yang pelan. Sebenarnya ia juga malu dan takut akan pada Jonathan yang marah saat ini. Tapi paling tidak dia harus membuat pembelaan. Jonathan yang mendengar itu menghembuskan nafasnya kasar dengan tatapan mata yang tajam dan melotot pada Elia. Sementara Elia lagsung buru-buru membuang pandangannya ke luar jendela karena sudah takut.
Elia sebenarnya berbohong kalau ia lapar dan asam lambung nya naik. Karena dia tidak memiliki riwayat asam lambung. Tapi supaya dia kelihatan tidak terlalu bersalah lalu dia mengatakan seperti itu.
"Mau makan dimana?" Tanya Jonathan saat mobil mereka sudah menyusuri jalan raya malam itu.
"Ter..." Ucapan Elia terpotong saat Jonathan kelihatan memelototkan mata nya tiak suka dengan jawaban Elia itu.
"Aku mau makan itu" Ucap Elia kemudian menunjuk kepada sebuah rumah makan lamongan yang akan mereka lalui dan kemudian Jonathan pun menepikan mobilnya di tempat itu.
"Apa...?" tanya Jonathan garang saat Elia ketahuan menatap Jonathan dari tadi.
"Ti.. tidak papa. hanya saja aku melihat sudah banyak kerutan di kening mu. Sepertinya kamu terlalu banyak berpikir. Jadi kelihatan sudah tua" Ucap Elia ngasal.
"Kau mengataiku?. Jangan lupa kita seumuran!" ucap Jonathan
"Iya aku tau usia kita sama, tapi lihat nih... kening kamu nih... sudah mulai berikrut ihh" Ucap Elia refleks menyentuh kening Jonathan.
"Sepertinya kamu tidak pernah melakukan perawatan. Aku sarankan kamu untuk melakukan treatment aku tau rekomendasi klinik yang menurutku bagus" ucap Elia lagi.
" Aku ini laki-laki. Tidak perlu melakukan hal seperti itu" Ucap Jonathan
"Siapa bilang?? laki-laki juga butuh perawatan wajah supaya tidak cepat terlihat tua. Dulu aku sering menemani mantan ku melakukan treatment wajah" ucap Elia
"Itu mantanmu. Yasudah... kau pergi saja sana menemani mantan mu itu" Ucap Jonathan dengan suara yang tinggi dan mimik wajah yang marah
Sementara Elia mati kutu. "Dia kenapa sih.. gampang sekali marah nya. padahal aku sudah mengurangi kadar garam dalam makanan kami supaya dia tidak hipertensi tapi dia tetap saja marah-marah. salah sedikit marah, salah sedikit marah. Senggol bacok!! ibarat katanya" Gumam Elia dalam hatinya.
Setelah perdebatan mereka tadi, mereka hening cipta sampai kembali ke rumah. Dalam hati Elia masih sangat bertanya-tanya siapa perempuan yang Jonathan temui tadi. Elia sangat banyak mengenal Jonathan, tidak mungkin ia bisa tertawa dengan ramah pada seseorang yang tidak dekat dengannya. Tentunya ia sangat penasaran karena saat ini tujuan utama nya ialah merebut hati Jonathan jadi perlu bagi nya tau siapa perempuan yang menjadi saingannya, yang dengan enaknya menduduki hati suaminya itu saat ini. Apakah perempuan itu juga mencintai Jonathan dan mengetahui bahwa Jonathan sudah menikah?"
"Dandy.... Dia pasti tau perempuan itu. Tapi ia lupa untuk mengambil gambar perempuan itu tadi. Tapi tak masalah, mungkin dia akan mulai menceritakan ini pada Sania dan Clara. toh mereka mendukung penuh usahanya ini" pikir Elia sebelum ia tidak sadarkan diri dan pergi ke alam mimpi.
udah berani cap cip cup ya Jo...
😆😆😆😆
lama lama Elia juga akan lelah...
kapan bisa ber kasih sayang dengan suami,kapan bisa bermanja-manja dengan suami...
klo suami nya modelan Jonathan mending pisah,gak jelas kemana arah rumah tangga nya
bahkan sampai saat ini Jonathan gak pernah minta itu ke Elia...
lanjut kk, semangat 💪💖
ini nih tipe cewe yang gak laku,
masih aja ngejar suami orang...🤬
atau olivia gak tau Jonathan udah nikah...
dan lebih parahnya suami mu welcome aja 😒
namanya mau pendekatan,ya harus tahan banting ya kan 😆😆😆
semoga cepat bucinnya ya Jo