Atika, gadis yang di paksa menjadi pengantin penganti di dalam pernikahan sepupunya. Gadis yang niat awalnya hanya memenuhi undangan yang didapatnya bersama ayah dan ibunya malah, menjadikan dirinya sebagai penganti sang kakak sepupu.
Lantas kehidupan rumah tangga seperti apa yang akan di jalani Atika bersama laki-laki yang seharusnya menjadi suami dari kakak sepupunya.
apakah rumah tangga itu berjalan dengan lancar atau malah sesuai dengan judul hanya sebatas penganti yang pada akhirnya harus kembali berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
Pengantin pengganti
31
Ragil berteriak memanggil nama istrinya, namun istrinya malah acuh dan terus berjalan keluar dari kamar mereka. Ragil menguyar rambutnya hingga berantakan. Bukan ini yang dia inginkan dia hanya ingin hidup bahagia nantinya dengan cara yang baik-baik saja jika berpisah dengan Atika. Tapi sekarang ibarat nasi sudah menjadi bubur yang tentunya tidak akan bisa kembali seperti semula. Andai saja dirinya mengiyakan kata-kata kekasihnya kala itu mungkin saja tidak akan serumit ini.
Flashback on
Dua bulan setelah kepulangan Ragil dan juga Savia dari villa pribadi milik laki-laki itu Savia merasakan tubuhnya tidak enak badan, rasanya meriang juga mual-mual tidak menentu.
"Sayang," Savia memasuki ruangan kekasihnya dengan wajah pucat.
"Kamu kenapa Sayang? Kenapa wajah kamu pucat begini?" Ragil menghampiri kekasihnya, khawatir dengan wanita itu yang berjalan sedikit terhuyung.
"Badan aku lemas banget Sayang, di tambah lagi dari minggu lalu aku mual-mual." jawab Savia jujur.
"Ayo kita dokter Sayang, seperti kamu sakit aku takut sakit kamu akan semakin parah jika dibiarkan." ujar Ragil dengan rasa khawatir yang teramat dalam.
Savia menggelengkan kepalanya. "Tidak usah Sayang, aku baik-baik saja kok kamu tidak perlu khawatir. Aku kesini karena ada hadiah yang ingin aku berikan untuk kamu," ujar Savia dengan senyum di bibir pucat.
"Hadiah apa Sayang? Ini bukan hari ulang tahun aku loh?" tanya Ragil bingung.
"Iya aku tahu ini bukan hari ulang tahun kamu Sayang, tapi aku yakin dengan adanya hadiah ini aku yakin kamu pasti akan sangat senang Sayang," balas Savia yang masih menyisakan senyum di bibirnya.
"Emang hadiah apa yang akan kamu berikan kepada ku, Sayang?" tanya Ragil yang masih bingung.
Savia menyodorkan tasnya kepada Ragil. "Bukanlah tasku, Sayang lalu ambil kotak persegi di dalam sana dan bukahlah hadiah itu." pinta Savia.
Dengan patuh Ragil membuka tas kekasihnya dan mengambil kotak hitam yang dihias pita berwarna putih. Sedikit ragu namun, Ragil tetap melakukan apa yang diinginkan kekasihnya itu.
"Apa kamu senang dengan hadiah yang aku berikan Sayang?" tanya Savia saat benda pipi itu sudah berada di tangan Ragil.
Ragil terdiam dan mengamati benda kecil yang kini berada di tangannya. Ntah apa yang kini dipikirkan laki-laki itu saat benda pipih itu berada di tangannya. Namun, dirinya tersadar saat Savua membuka suaranya.
"I-ini benaran Sayang?" tanyanya tak menyangka. Pasalnya mereka baru melakukannya dua kali itupun saat mereka di Villa waktu liburan beberapa bulan lalu.
Savia mengangguk antusias. "Iya Sayang, di dalam sini sudah ada anak kita," jawab Savia sambil mengusap perutnya yang masih datar.
Dengan semangat Ragil memelum tubuh kek wishnya dengan penuh kasih sayang. Dirinya benar-benar sangat bahagia mendengar kabar kehamilan kekasihnya itu.
"Terima kasih Sayang, tidak akan lama lagi aku akan menjadi seorang ayah," ujar Ragil yang masih memeluk tubuh kekasihnya erat. Bahkan berulang kali Ragil mencium perut datar kekasihnya itu dengan rasa bahagia yang tidak bisa dirinya ungkapkan.
Savia tidak menanggapi ucapan kekasihnya membuat Ragil mendongak menatap wajah murung kekasihnya yang menatap dirinya dengan pandangan nanar.
"Kenapa Sayang? Apa kamu tidak bahagia dengan kehadiran anak kita?" tanya Ragil.
Savia menggeleng. "Aku bahagia dia ada di dalam perut aku Sayang, aku bahagia dia hadir di antara kita." ungkapnya jujur.
"Lalu kenapa wajah kamu seperti tidak bersemangat gini Sayang," tanya Ragil bingung.
TBC