Menikahi Tunangan Adikku

Mama memegang jemari Sarah. Tatapan mama begitu dak seolah mencari kebenaran di mata Sarah.

"Mama tak ingin menyembunyikan apapun darimu, sayang..." mama memegang tangan Sarah.

"Kesalahan apapun yang dilakukan Raka, mama tidak sedikitpun akan membela. Jika memang ternyata Raka hanya mempermainkan perasaanmu dengan menikahimu."

"Mama melihat ada yang tak beres dalam hubungan kalian. " Mama menghela nafas.

Sarah terdiam, menunggu mama melanjutkan kalimatnya.

"Kalian mengawali pernikahan ini dengan cara yang agak aneh dan tergesa-gesa. Hanya saja, Raka sangat meyakinkan kami mengenai hubungan kalian sehingga dalam hitungan minggu tiba-tiba berpindah haluan dari adikmu Sally yang telah menjadi tunangannya sejak lima tahun yang lalu kepada dirimu."

"Kadang mama berfikir, mengapa sebagai orangtua, kami bahkan tidak tahu jika kalian berdua diam-diam memiliki hubungan dekat selama ini. Atau kah kami yang terlalu fokus pada hubungan Raka dan adikmu, sehingga tidak pernah menyadari kalian berdua mungkin saling mencintai." Lanjut mama.

Sarah menggigit bibirnya dengan gelisah. Mama ternyata telah curiga dengan hubungan mereka dari awal, Raka terlalu percaya diri bisa menyembunyikan kenyataan ini dari orangtuanya.

"Mama sebagai orangtua menyimpan perasaan itu dalam-dalam, terlebih ketika Raka mengatakan lebih mencintai kamu dari pada Sally. Mama percaya saja dengan pilihannya, toh Sally juga punya pilihan sendiri, dan mereka berpisah baik-baik. Yang penting kalian bahagia, orangtua hanya wajib merestui."

Sarah menunduk, menyeka sisa air matanya, tak tahu harus berkata apa. Seperti orang yang tertangkap basah baru saja melakukan kejahatan.

"Hanya saja, pernikahan berlangsung begitu cepat dan sepertinya tidak bisa di tunda lagi. Mama tidak punya kesempatan untuk berbicara kepadamu dari hati ke hati.

Mama dan papa berusaha mengerti ketika melihat begitu mesranya kalian berdua Raka setelah pernikahan kalian."

"Raka adalah orang yang keras, mama mengenalnya dengan baik. Tapi tetap saja pernikahan kalian terasa janggal meskipun mama berusaha memikirkannya berulang kali. Sampai kemudian Raka memaksa tetap melanjutkan pendidikannya ke Leiden, padahal dia dulu pernah mengatakan kepada mama, menunda rencana itu satu dua tahun jika telah menikah dengan Sally." mama menyentuh pipi Sarah.

"Sayang, mama tidak pernah membandingkan antara kamu dan adikmu, kalian adalah gadis-gadis yang sangat baik. Mama percaya dengan semua pilihan Raka. Dan terus terang mama semakin lama semakin merasa kamu bukan lagi menantu bagi mama tapi anak mama sendiri."

Sarah menatap orangtua yang begitu baik ini, perasaan berdosanya semakin besar kepadanya.

"Terlepas dari apa yang melatar belakangi pernikahan kalian berdua. Mama selalu yakin, pernikahan kalian tentu terjadi karena perasaan cinta. Meskipun akhir-akhir ini mama merasa Raka telah mengecewakan mama. Mungkin saja karena efek kalian berdua saling berjauhan, jadi dia tergoda melakukannya. "

Sarah tidak tahu, sampai sebatas mana mama menilai kebenaran hubungannya dengan Raka. Mama sepertinya tidak mengetahui apapun soal sandiwara mereka berdua Raka, hanya saja dia telah menyalahkan Raka untuk kejanggalan hubungan mereka.

"Mengecewakan mama?"

"Yah, belakangan ini Raka sepertinya telah berbohong padamu, Sayang. Dia menyembunyikan sesuatu. Mama yakin kamu sebagai istri merasakannya."

"Berbohong?"

"Akhir-akhir ini kalau mama sedang telpon atau VC dengan Raka, dia selalu menyinggung tentang kemungkinan perpisahan dan keberadaan orang ketiga." mama menghela nafasnya lagi yang terasa berat.

"Dan terakhir tadi malam dia mengatakan pada mama, berteman dekat dengan seorang gadis di kampusnya, orang indo. Jika nanti andai terjadi sesuatu dalam hubungan kalian berdua. Dia meminta, jangan pernah menyalahkanmu, karena dia telah membuat kesalahan, tidak sengaja menghianatimu."

Mama menunduk, wajah itu begitu sedih.

"Mama takut, kalian benar-benar berpisah, sayang...hanya karena sikap Raka yang tidak dewasa."

Sekarang Sarah yang merasakan dadanya tiba-tiba seperti ditimpa batu besar. Rasa sesak melanda, mendengar Raka mungkin telah mempunyai hubungan dengan perempuan lain.

Tapi, andai itu benar...dia pun sudah secara sengaja, mengkhianati Raka lebih dahulu dengan menerima Dion sebagai kekasihnya.

Apakah dia telah bersikap adil? jika merasa tidak bisa menerima Raka menjalin hubungan dengan wanita lain.

Dia dan Raka telah melakukannya dengan impas, tapi kenapa sarah merasa sangat sakit. Begitu sakitnya bahkan hampir membuatnya menangis meraung-raung jika sekarang dia berada di tempat sepi.

"Raka tidak mengkhianatiku, ma..." Sarah menggigit bibirnya sampai merah, airmatanya kembali meleleh. Dia menyesal tidak bisa mengatakan pada mama cerita sebenarnya di balik pernikahan mereka.

"Maafkan mama, sayang...mama tidak pernah memihak Raka meskipun dia adalah anak mama, tapi kamu juga anak mama .

Mama menyesali jika Raka telah membuat kesalahan yang besar telah mempermainkan dirimu dan pernikahan kalian." Mama memegang tangan Sarah erat-erat.

"Apakah kamu benar-benar mencintai Raka?" Tanya mama tiba-tiba. Sarah terdiam, tercenung. Lalu kepalanya mengangguk dengan perlahan. Hatinya tidak lagi bisa berbohong.

Mama memeluk menantunya itu.

"Sayang, apakah kamu bersedia memaafkan Raka dan memberinya kesempatan sekali lagi andai dia telah berbuat salah padamu...?" tanya mama di telinganya.

Sarah mengangguk di bahu mama dengan menahan isak. Rasa bersalah, rasa berdosa, ketakutan, kesedihan. Semuanya menyaru, merasuk ke dalam hatinya.

"Aku mencintainya, ma..." desah Sarah.

Dia telah jauh lebih dulu menghianati hubungan pernikahan walau palsu ini, andai memang Raka telah menjalin hubungan dengan perempuan lain saat ini.

Jika Raka bersalah, Sarah merasa jauh lebih buruk lagi.

"Belum terlambat untuk menyelamatkan hubungan kalian, kembalikan Raka ke tempat yang seharusnya, di hatimu.

Setahu mama, Raka bukan orang yang akan mudah berpaling, mama hanya tak tahu entah kenapa dia menjadi begitu bodoh akhir-akhir ini"

Mama melepas pelukannya dan tersenyum hangat kepada Sarah.

"Kamu adalah gadis yang lembut, bahkan untuk kesalahan Raka, kamu tidak berusaha menyalahkannya. Mama hanya berharap kamu membawa Raka mama yang dulu pada mama.

Bisakah kamu melakukannya untuk mama?"

Sarah membuang pandangannya ke kuku jarinya, tidak tahu harus menjawab apa.

Dia hanya terperangkap dalam sandiwara pernikahan dengan Raka.

"Kamu adalah istrinya, kamu berhak melakukan apa saja pada Raka. Kembalikan dia sebagai suamimu, tanpa membiarkannya pergi darimu lagi. Susul dia! Karena rumah tangga kalian lebih penting dari segala harta di dunia ini" Ucap mama.

"Jangan pernah memberi peluang kepada orang lain untuk masuk kedalam hubungan kalian, karena jika orang ke tiga telah mewarnainya, maka hubungan kalian tak pernah lagi sama."

Sarah hanya menunduk, mama hanya salah paham, menganggap Sarah dan Raka menikah atas dasar cinta dan mengira Raka berusaha menghianatinya. Padahal sebenarnya mereka menikah tanpa dasar apa-apa, bahkan telah menghalalkan setiap hubungan lain jika terjadi di dalam pernikahan mereka.

Tapi, apapun yang Mama fikirkan sekarang, Sarah menyadari dengan benar, hubungan mereka mereka telah berubah, karena Sarah telah benar-benar jatuh cinta pada Raka.

Hanya saja, apakah Raka mempunyai perasaan yang sama padanya. Atau hanya dia yang sekarang merasa tergila-gila kepada suaminya itu.

Dia diam-diam berjanji, akan memperjuangkan perasaannya demi mama dan demi dirinya sendiri.

Dia akan memperjuangkan rumah tangganya, karena hubungan sah mereka adalah dasar yang cukup untuknya mencintai Raka.

Dia akan berhenti berjuang, jika Raka benar-benar tidak pernah bisa mencintainya!