NovelToon NovelToon
Pusaka Penguasa Dunia

Pusaka Penguasa Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hendrowidodo_Palembang

"Tidak heran ini disebut Jurang Neraka, aku sudah jatuh selama beberapa waktu tapi masih belum menyentuh dasar..." Evindro bergumam pelan, dia tidak mengingat sudah berapa lama dia terjatuh tetapi semua kilas balik yang dia lakukan memakan waktu cukup lama.

Evindro berpikir lebih baik dia menghembuskan nafas terakhir sebelum menghantam dasar jurang agar tidak perlu merasa sakit yang lainnya, tetapi andaikan itu terjadi mungkin dia tetap tidak merasakan apa-apa karena sekarang pun dia sudah tidak merasakan sakit yang sebelumnya dia rasakan dari luka yang disebabkan Seruni.

Evindro akhirnya merelakan semuanya, tidak lagi peduli dengan apapun yang akan terjadi padanya.

Yang pertama kali Evindro temukan saat kembali bisa melihat adalah jalan setapak yang mengeluarkan cahaya putih terang, dia menoleh ke kanan dan kiri serta belakang namun hanya menemukan kegelapan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hendrowidodo_Palembang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15. Masa Lalu

Tidak sampai disitu, Nacha meminta Evindro memasak lebih banyak lagi sirip hiu untuknya. Nacha mengeluarkan lebih banyak sirip dan daging siluman hiu sementara Evindro mulai menyesal telah menawarkan diri memasak tetapi penyesalan itu tidak berlangsung lama setelah melihat wajah bahagia Nacha menyantap hidangan yang dia sajikan.

"Evindro, tidak aku sangka kau ada bakat seperti ini. Aku seolah baru makan untuk pertama kali dalam waktu yang sangat panjang."

Evindro merasa kata-kata itu tidak berlebihan jika masakannya dibandingkan dengan daging gosong yang dibuat oleh Nacha.

Evindro terus memasak sampai hari gelap, Nacha baru berhenti makan setelah menelan satu ekor siluman hiu.

"Ah, ini nikmat dunia..." Nacha mengelus perutnya yang membuncit.

Nafas Evindro terputus-putus, memasak menggunakan pusaka-pusaka ini membutuhkan tenaga dalam dan dia merasa memasak untuk Nacha lebih melelahkan daripada pembersihan sumsum.

"Evindro, kalau dipikir-pikir, kau belum pernah menceritakan tentang dunia asalmu. Kurasa kita berdua berasal dari dunia yang berbeda. Malam ini langit begitu cerah dan dipenuhi bintang-bintang, bukankah suasananya cocok untuk saling bercerita?"

Nacha berbaring di rerumputan sambil memandang langit malam. Evindro tersenyum tipis, dia memang tidak terpikir untuk bercerita jika Nacha tidak menyinggung hal tersebut.

Evindro ikut memandang langit dan perlahan-lahan mulai menceritakan kisah hidupnya.

"Aku tidak ingat bagaimana aku melakukannya, tetapi aku berhasil meraih tangan Nona Yuki dan melemparkannya kembali ke tepi jurang sebelum aku jatuh ke tempat ini..."

Evindro menceritakan mulai dari dirinya berhasil lolos dari serangan perampok di desanya, bertemu dengan Imam Idris lalu bergabung dengan Padepokan Al Hikmah. Dia menceritakan garis besar perjalanannya tetapi sebagian ditutupi olehnya seperti mempelajari Ilmu Pedang Ilusi.

Nacha mendengarkan tanpa memotong sedikitpun, dia hanya menunjukkan perubahan ekspresi dan beberapa kali tertawa kecil pada bagian tertentu.

"Evindro, pertama kali aku bertemu denganmu, kupikir kita memiliki banyak kemiripan. Setelah mendengar kamu, ternyata kita dua orang yang sangat berbeda." Nacha tertawa sampai mengeluarkan air mata, "Yang pasti aku tidak akan mengorbankan nyawaku hanya untuk seorang gadis seperti yang telah kau lakukan."

"Duniamu cukup kacau tetapi jauh lebih baik dari duniaku, hanya saja aku tidak melihat alasan yang kuat untuk kembali ke duniamu." Nacha tersenyum ke arah Evindro.

"Aku ingin bertemu lagi dengan orang-orang terdekatku, melindungi mereka dari bahaya dengan kemampuanku."

"Evindro, kau harus menyadari bahwa tidak diketahui berapa tahun yang akan kau butuhkan untuk kembali. Akan banyak hal yang berubah dan mungkin orang yang kau ingin lindungi sudah tiada mengingat kejamnya Dunia Persilatan."

"Aku..."

Evindro menghela nafas panjang, tanpa Nacha katakan Evindro menyadari kemungkinan tersebut. Dia sadar ada kemungkinan perjuangan kerasnya akan membawanya ke hasil yang mengecewakan tetapi Evindro tetap tidak ingin berhenti berusaha untuk kembali ke tempat asalnya.

"Evindro, berbeda denganmu yang merupakan anak berbakat bahkan jenius, aku adalah orang yang bisa dibilang sampah..."

Nacha mulai menceritakan kisah hidupnya, di luar dugaan Evindro, Nacha ternyata adalah seorang anak yang dibuang oleh keluarganya pada usia 5 tahun di jalanan karena bencana kelaparan.

Setiap hari Nacha hidup mengemis selama dua tahun, mendapatkan cacian dan siksaan di jalanan. Tidak jarang uang yang berhasil dia kumpulkan atau makanan yang dia dapatkan direbut oleh orang lain yang juga hidup di jalanan.

Nacha bukanlah anak yang cerdas, dia tidak memahami apa-apa. Yang bisa Nacha muda pikirkan hanyalah mengisi perutnya agar tidak lapar sampai suatu hari dia bertemu dengan seorang perempuan yang menjadi gurunya.

Perempuan ini merupakan salah satu pembunuh terhebat di aliran hitam, dia mengambil Nacha karena kemiripan paras dengan anaknya yang sudah tiada.

Masalahnya Nacha terlalu bodoh, tidak bisa memahami yang diajarkan oleh gurunya sampai membuatnya frustasi sampai suatu hari saat sedang berjalan di hutan, Nacha tidak sengaja menemukan dan mengkonsumsi buah yang disebut sebagai Buah Kebijaksanaan.

Tubuh Nacha terasa terbakar saat mengkonsumsinya tetapi ketika perasaan tersebut mereda, Nacha menjadi lebih mudah memahami segala hal. Tidak heran Buah Kebijaksanaan disebut sebagai satu-satunya obat untuk kebodohan.

"Ketika kupikir semua akan membaik, sebuah masalah datang mengetuk pintu kami..." Nacha tersenyum sedih mengingat masa-masa itu.

Musuh lama guru Nacha tiba-tiba muncul kembali dan ingin membalas dendam atas kejadian di masa lalu, demi melindungi Nacha, gurunya terbunuh.

Nacha tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis, dia begitu terpukul karena tidak memiliki kemampuan untuk mengubah semua yang terjadi. Melihat Nacha menangis begitu kerasnya, sang guru menyampaikan pesan terakhirnya.

"Guruku berpesan, Hanya orang kuat yang bisa hidup dengan baik, mereka yang lemah akan selalu diinjak. Air mata tidak akan menyelesaikan masalahmu..." Nacha menghela nafas panjang.

Evindro memejamkan matanya, dia bisa mengerti pesan tersebut. Dalam kehidupan pertamanya, Evindro merasakan begitu banyak penyesalan akibat dirinya tidak cukup kuat.

"Berbekal pesan tersebut, aku berusaha mencapai puncak kekuatan yang diinginkan semua orang, tetapi Evindro apa kau mengetahui sesuatu? Tidak peduli sekuat apapun dirimu, meskipun kau berada di puncak dunia, ada beberapa hal yang tidak bisa kau ubah dengan kemampuanmu."

Kata-kata Nacha membuat Evindro seolah tersambar petir. Evindro mendapatkan pencerahan tentang jalan ke depan yang harus ditempuhnya.

Evindro pernah mencapai puncak dari tingkat Pendekar Suci namun pada akhirnya dia tidak berdaya menghadapi puluhan pendekar tingkat tinggi lainnya dan menghembuskan nafas terakhirnya. Evindro pikir dalam kesempatan kehidupan keduanya ini dia ingin menghentikan Era Kekacauan, tetapi mencapai kekuatan Pendekar Suci sekalipun tidak menjamin dia bisa menghentikan hal itu terjadi.

Kekuatannya seorang diri sangat terbatas, Evindro teringat, 'Bukankah dulu pada kehidupan pertamanya ada banyak pihak yang berusaha menghentikan Era Kekacauan? Tidak sedikit dari mereka yang merupakan Pendekar Suci... Aku terlalu naif...'

'Andaikan aku berhasil menghentikan Era Kekacauan sekalipun, tetap ada kemungkinan terjadi hal yang lebih besar lagi. Meskipun Era Kekacauan tidak terjadi, dunia persilatan juga tidak akan memiliki kedamaian karena memang hari-hari dalam dunia persilatan dipenuhi darah dan kematian...'

Nacha tersenyum, dia bisa melihat Evindro menyadari banyak hal dari cerita yang telah disampaikannya. "Evindro, aku belum bisa mengajarimu bela diri tetapi kuharap ini akan membantumu melihat lebih jelas jalan yang harus kau tempuh, anggap ini bayaran untuk hidangan lezat yang telah kau sajikan."

Nacha bangkit dan berjalan ke arah gubuknya, meninggalkan Evindro yang sedang mendalami pencerahannya.

Langkah Nacha terhenti sejenak, dia menoleh ke rumah milik Evindro, 'Hmm... Bagaimana caraku memintanya membangunkan rumah sebagus ini untukku ya?'

Nacha berpikir sejenak sebelum kembali ke gubuknya untuk beristirahat, perut kenyang membuatnya lebih mengantuk daripada biasanya.

1
Aman 2016
mantul Thor 💪💪💪
Aman 2016
jooooz pooolll
Aman 2016
mantab Thor lanjut terus updatenya
Aman 2016
top markotop Thor lanjut
Aman 2016
top top markotop lanjut terus Thor
Aman 2016
jooooz pooolll Thor lanjut
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!