NovelToon NovelToon
Dinikahi CEO REDFLAG

Dinikahi CEO REDFLAG

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Payang

Setelah menangkap basah suaminya bersama wanita lain, Samantha Asia gelap mata, ia ugal-ugalan meniduri seorang pria yang tidak dikenalnya.

One Night Stand itu akhirnya berbuntut panjang. Di belakang hari, Samantha Asia dibuat pusing karenanya.

Tak disangka, pria asing yang menghabiskan malam panas bersamanya adalah CEO baru di perusahaan tempat dirinya berkerja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Supir

"Kamu sepertinya sengaja ya membawa saya ke tempat seperti ini? Agar saya bosan lalu pulang, setelah itu kamu bebas pergi kemana-mana?" Kiano menghadang Samantha, ketika pegawainya itu keluar dari toko material untuk yang kesekian kalinya.

"Sebagai seorang CEO, saya tahu secara pasti bahwa semua material wajib dibeli dari toko yang direkomendasikan oleh dinas pekerjaan umum saat dilakukan pelelangan proyek, bukan dari toko-toko tidak terdaftar seperti ini."

"Ya, pak Kiano benar, tapi perusahaan kita juga punya klien dari kalangan masyarakat biasa. Mereka butuh perumahan dengan harga yang bersahabat. Itu sebabnya dalam periode tertentu saya harus turun sendiri seperti ini agar bisa menghitung rencana anggaran biaya perumahannya, harga materialnya ramah dikantong tapi tidak mengurangi kualitas."

Kiano tercenung, untuk sesaat ia teringat pada beberapa proyek perusahaan yang menangani perumahan sederhana milik warga. Mungkin proyek sepertinya itu yang dimaksud oleh Samantha, batinnya.

"Kamu sudah selesai? Ini sudah sore," Kiano berucap datar, melirik arlojinya sebentar.

"Sudah, tapi saya masih harus ke kios buah dulu, pak Kiano duluan saja, tunggu di mobil."

"Saya ikut, nanti kamu kabur," Kiano gegas menjejeri langkah Samantha, kali ini dirinya tidak lagi melompat lompat seperti sebelumnya, toh sepatunya juga sudah kepalang kotor.

"Di sini tidak higienis," pelan Kiano.

"Mungkin bagi Bapak, tapi orang seperti kami sudah biasa," Samantha memasukan dua melon, apel, anggur, mangga, kiwi, dan buah naga ke dalam keranjang lalu menyerahkannya pada pemilik kios untuk ditimbang.

"Ada lagi, Bu?" tanya sang pemilik kios ramah.

"Tambah stroberi sekilo." Ucapnya, hampir melupakan buah itu.

"Sebanyak itu, kamu sanggup menghabiskannya?" Kiano memandangi Samantha.

"Untuk keponakan saya, Pak. Biasanya, ibu mereka rajin membuat salad buah untuk bekal mereka mengikuti event."

"Yang tadi kamu temui di pos security?"

"Hm..." Samantha mengangguk.

"Berapa, Pak?" Samantha menatap penjual buah.

"Enam ratus dua puluh ribu rupiah, Bu."

"Saya yang bayar," Kiano mengeluarkan benda pipih dari dompetnya.

"Jangan, Pak. Di sini bayarnya masih pake tunai," Samantha segera mengeluarkan dompetnya, lalu menyerahkan uang pas.

"Terima kasih, Bu," Sang penjual memberikan dua tentengan plastik setelah memerima pembayaran.

"Neng, beli kangkung dan kacang panjangnya ya? Dari pagi tidak ada yang laku, saya butuh uang beli obat untuk anak saya," seorang ibu penjual sayur berusia tua memandang penuh harap, kala melihat Samantha meninggalkan kios buah di depan kios sayurnya.

"Sakit apa anaknya, Bu?" Samantha memandang sang ibu sayur. Sayuran wanita itu memang masih menumpuk banyak, mungkin karena kios sang ibu berada di sudut paling belakang, jadi jarang para pengunjung pasar sampai ke sana.

"Asma, Neng. Dalam masa perobatan selama enam bulan, obatnya tidak boleh putus."

"Oh..." Samantha merasa iba.

"Saya borong aja kangkung sama kacang panjangnya, Bu."

"Borong semua? Wuah.... Terima kasih banyak ya, Neng," raut memelas si ibu sayur langsung berubah bahagia, tangannya dengan cepat memasukan dua macam sayur itu kedalam plastik oranye super besar.

"Kamu tidak perlu memborong sayurannya, cukup berikan uangmu saja bila ingin membantu, beres 'kan?" Kiano kembali berbisik pelan.

"Sayuran sebanyak itu mubazir, kamu pasti tidak sanggup menghabiskannya."

"Tidak akan mubazir, Pak. Orang seperti Ibu sayur ini, tidak akan mau diberi bantuan gratis, ia akan merasa terhormat bila itu dari hasil keringatnya sendiri."

Kiano termenung mendengar ucapan Samantha. Hari ini ia sedikit belajar, bahwa tidak semua dari kalangan bawah itu mau diberi bantuan cuma-cuma.

"Bu, tambah lagi sayurannya. Pare-nya sepuluh kilo, taoge, bayam, labu siam, mentimun sepuluh kilo, tahu dan tempe juga."

"Neng Samantha, serius?" si ibu sayur ternganga.

"Iya, beneran, Bu... saya beli...."

"Kamu mau jualan sayur?" Kiano menatap Samantha, setelah wanita itu membayar semua belanjaannya.

"Nggak, mau dikasih ke tetangga, Pak."

"Oh, saya fikir kamu mau makan sendiri seperti sapi. Biar saya saja yang dorong gerobaknya." Kiano memgambil alih gerobak, lalu berjalan lebih dulu.

"Neng, gerobaknya titip di tukang parkir depan aja ya, nanti saya yang ambil bawa balik ke sini. Sekali lagi, terima kasih banyak ya, Neng." Bola mata si ibu sayur berkaca-kaca, memegangi uang ditangannya, yang bahkan lebih dari cukup untuk membeli obat untuk anaknya.

"Sama-sama, Bu. Semoga pengobatan anaknya berhasil, dan cepat pulih ya Bu...." Samantha tersenyum lembut.

"Iya Neng, sekali lagi terima kasih banyak atas bantuannya."

Samantha beranjak pergi. Dari kejauhan ia memandangi punggung lebar Kiano yang sedang mendorong gerobak berisi sayurannya.

"Jangankan membantuku membawa belanjaan, menemaniku ke pasar saja kamu tidak pernah, Mas. katamu, itu adalah tugas perempuan."

Samantha menelan salivanya dengan perasaan sedih. Kenangan tentang dirinya dan Elias memang banyak pahitnya dibandingkan yang manis.

"Saya cari taxi saja, Pak. Nanti mobil Bapak kotor."

"Aku tahu kamu hanya mencari banyak alasan saja karena tidak mau diantar pulang." Kiano memasukan semua plastik sayuran ke bagasi belakang, setelah ia melipat dan merapikan jok mobilnya hingga bagian kabin tengah terisi sayuran Samantha.

"Ayo, tunggu apa lagi? Masuk," perintah Kiano

Tidak membantah lagi, Samantha masuk. Di dalam mobil yang melaju, dirinya tidak banyak bicara, ia larut dalam perasaannya.

"Kenapa kelewatan, Pak?" Samantha memandangi bangunan kantor mereka yang terlewati oleh Kiano.

"Saya antar kamu langsung pulang ke rumah."

"Tapi, Pak. Mobil saya masih di kantor. Bagaimana caranya saya bisa turun berkerja besok?" Samantha beralih pada Kiano yang terus melajukan mobilnya.

"Kamu bisa naik taxi, gampangkan?" entengnya.

Samantha menarik nafas dalam, baru saja ia merasa tersentuh dan sedikit nyaman atas bantuan kecil nan sederhana Kiano di pasar tadi, sekarang dirinya kembali dibuat kesal atas jawaban seenaknya yang keluar dari mulut pria itu.

"Masuk ke area SPBU di depan!" perintah Samantha, masih dengan raut kesalnya.

"Mau apa? Bahan bakarku masih full," Kiano memelankan laju mobilnya, lalu menoleh sebentar pada Samantha dengan raut heran.

"Mau memberikan buah yang di beli tadi pada Kakak saya, dia kerja disana."

Mendengarnya, Kiano segera membelokan kemudi dan masuk ke area SPBU, berhenti pada sisi bangunan dekat toilet, agar tidak mengganggu aktifitas SPBU yang ramai dan lumayan sibuk.

Seseorang berseragam SPBU buru-buru mendekat, begitu mengenali Samantha yang sedang melambaikan tangan ke arahnya.

"Ada apa kemari?" tanyanya lembut.

"Maaf, mengganggu kak Antonio yang sedang sibuk. Aku hanya mengantarkan ini, agar kak Selvi bisa membuat salad buah buat Glen dan Gwen besok," Samantha mengambil alih dua plastik besar dari tangan Kiano lalu menyerahkannya pada Antonio, kakaknya.

"Ini banyak sekali," Antonio terperangah, lalu menatap adiknya.

"Supaya Glen dan Gwen puas makan salad buahnya.

"Oh... Baiklah, terima kasih banyak, Sa," Antonio tersenyum.

"Dia... siapa?" menatap pada Kiano yang mengenakan kacamata gelap dan masker.

Samantha ikut menatap ke arah Kiano.

"Dia... Sopir dikantor, Kak."

"Oh..." Antonio tersenyum. "Terima kasih mau mengantarkan adikku kesana-kemari, Pak."

"Tidak masalah, pak. Memang tugas saya sebagai seorang sopir. Kami langsung pamit saja, khawatir akan mengganggu pekerjaan pak Antonio."

"Baiklah... sekali lagi terima kasih." Antonio membalas lambaian adiknya, menatap mobil Kiano yang merayap perlahan.

"Sopirnya keren. Mengenakan kacamata dan masker saja, masih terlihat tampan." Puji Antonio didalam hati.

Bersambung✍️

1
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTANARM¥°
nah masalah apa lagi ini
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTANARM¥°: makin penasaran aku Bun
Dewi Payang: Elias kak...
total 2 replies
〈⎳ FT. Zira
lempar vote sebelum angusss
Dewi Payang: Ma kasih akak Zira😋😋
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
beda lah Sa... pacar besarmu kan mau nya memau call dia.. tetus bilang
syang.. aku ijin pergi ke sana yaa... semangat kerjanya.. papay.. muaahh/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/
Dewi Payang: Hahahaaaa aku pun kak...../Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: untungnya akak paham apa yg aku tulis.. typoo parah/Facepalm//Facepalm/
kamu kenpa jadi memau/Facepalm//Facepalm/
terus berubah tetus/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

astagaaa/Facepalm//Facepalm/
total 3 replies
〈⎳ FT. Zira
yg bela samantha bukan main/Proud/
Dewi Payang: Merasa seperjuangan kali, Kak/Joyful/
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
dirimu gak diterima ternyata Olin
Dewi Payang: Pelakor emank baiknya digituin, biar gak bwrkwmbang biak🤭
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
ilangin si elias dulu... ehhh/Silent//Hammer//Hammer/
〈⎳ FT. Zira: kan cara biar Samantha bebas itu🤭🤭 cara praktisnya..jadi bisa nikah greja
Dewi Payang: Hadeeeeehhhh kebaca duluan🙈🙈🙈🙈
total 2 replies
〈⎳ FT. Zira
sifat James bukan sih/Facepalm//Facepalm/
Dewi Payang: Nyantol di emaknya Kiano ya/Facepalm/
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
makanan Kiano kan smantha sekarang.. ehhh/Silent//Silent/
〈⎳ FT. Zira: syangnya nanti gak boleh/Silent//Silent/
Dewi Payang: Hahaha😂
total 2 replies
mama Al
setuju
Dewi Payang: Harus begitu ya kan kak, takut disalah gunakan keterangannya nanti.....
total 1 replies
mama Al
suka saya sama keadaan Olin
Dewi Payang: Wkwk kaya aku suka keadaannya si Lidia dulu, tapi sekarang berubah kasihan.....
total 1 replies
mama Al
wkwkwkwkw udah ketauan ternyata
Dewi Payang: Bukan rahasia lagi/Joyful/
total 1 replies
mama Al
eh, ada pelakor
Dewi Payang: /Joyful/
total 1 replies
R 💤
wihhh wihhhh... apa nihhh
Dewi Payang: Sedikit kejutan😁
total 1 replies
R 💤
guling guling Sono Sam hahahahha
Dewi Payang: Calon ayah mertua pula yg ngomong😂
total 1 replies
R 💤
wkwkwkwk, bisa makin bucin malah sam
Dewi Payang: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
R 💤
Ya ampun Tuan Andreas ini bijak sekaliii, kamu beruntung loh sam
R 💤: Aku berharap emaknya Kiano enggak /Sweat/
R 💤: benar Thor😤
total 5 replies
R 💤
seenggaknya papa mertua baik dan perhatian /Applaud/
Dewi Payang: Tul kak😁
total 1 replies
Zenun
Nah lo, langsung di ulti😁
Dewi Payang: Kena terus Samantha....😁
total 1 replies
Teteh Lia
Asli sih... aku tuh pengen banyak nanya...
Dewi Payang: Chating juga boleh😁
Teteh Lia: Takut agak sensitif gitu, kak. apalagi mengenai agama gini kan...
total 3 replies
Teteh Lia
Weh... nda enak juga kalau kaya gini.
Dewi Payang: Iya, Kak😭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!