Bagaimana jadinya jika pernikahan yang telah dibina selama 10 tahun tak menghadirkan buah hati? Bagi sebagian orang itu sangat hampa. Tapi Bagi sebagian orang itu bukan masalah.
Seperti yang dialami pasangan suami istri, Agam dan Nisha. Mereka berdua seorang Dokter. Nisha terpaksa kehilangan rahimnya akibat kecelakaan 5 Tahun silam. Sampai sekarang Agam menerima itu. Cinta Agam pada Nisha tetaplah utuh. Namun Nisha malah mengambil keputusan, untuk mencari wanita yang mau melahirkan anak mereka lewat proses bayi tabung.
Bertemulah ia dengan Yasmine, seorang gadis muda berusia 25 tahun. Ia bersedia dengan tawaran Nisha. Namun saat harus mengandung anaknya Agam, ia malah memiliki perasaan pada adik kandung Agam yang mengalami redartasi mental,Lukka.
Mampukah Agam menepati janji setianya? Dan apakah Yasmine bisa menjaga perasaan Nisha?
Yuk, baca kisah mereka. Jangan lupa dukungan, kritik dan sarannya ya..😘😘❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wulan_zai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31 : Wanita Ular
tok..tok...
Yasmine mengetuk pintu kamar Nisha yang tak tertutup sempurna. Wanita yang tengah mengeringkan rambut menggunakan hairdryer itu menoleh, ia melempar senyum manis kemudian mematikan tombol hairdryer.
"Masuklah.., ada apa..?" ucap Nisha seraya memutar kursi rias kearah pintu.
"Boleh..?" tanya Yasmine segan, ia mengedarkan tatapan kesekitar. Tak ada Agam disana, jadi Yasmine bisa menyingkirkan rasa segan.
"Ada apa..?" tanya Nisha lagi, ia harap Yasmine datang bukan untuk membicarakan sesuatu yang tak diharapkan.
"taraaa....! ini bayi anda..." Yasmine memberikan lembaran foto USG kepada Nisha. Senyum lebar Nisha mengembang ceria kala menerima foto tersebut.
"wahhh, dia masih sangat mungil. Bagaimana keadaannya? Dokter bilang kau dan bayinya sehat kan?"
Yasmine memberi anggukan, "kami berdua sehat, hanya saja aku tak bisa menuruti keinginanku terhadap makanan pedas."
"Benar, makanan pedas memang tidak baik untuk mu. Kau katakan saja ingin makan apa, aku akan membelikannya untukmu..." Nisha lanjut menyisir rambutnya, seraya menyemprotkan vitamin.
Aroma vitamin tersebut sangat segar dan harum, hingga membuat Yasmine memejamkan mata untuk menikmati aromanya. "mmm... wanginya enak sekali.."
"Bernarkah? Kau mau mencobanya juga?" tawar Nisha dengan senang hati.
"Sini aku pakaikan, duduklah..." Nisha membuat Yasmine duduk di kursi rias. Kemudian ia mulai menyisir dan menyemprotkan vitamin itu ke kepala Yasmine. Nisha terlihat sangat memperhatikan gadis itu. Sebab seribu satu ia bisa menemukan gadis yang sangat baik seperti Yasmine.
Selagi rambutnya di tata oleh Nisha, Yasmine mengamati jajaran skincare, bodycare, haircare dan banyak alat kecantikan lainnya yang tersusun rapi di meja rias itu. Dulu Yamsine sempat berkhayal memiliki meja rias yang tertata rapi seperti milik Nisha.
"Berapa uang yang anda habiskan untuk membeli ini tiap bulannya? Apa anda rutin memakai ini semua?" tunjuk Yasmine pada alat-alat kecantikan itu.
"Tidak terlalu banyak, sebab beberapa tidak dipakai setiap hari. Dan ya, aku memakainya dengan rutin. Kenapa..? Kau mau juga?" jawab Nisha, tak lupa disertakan dengan senyum manis.
"Tidak... aku hanya kagum. Pantas saja anda secantik ini. Kulit anda bahkan sangat lembut seperti daging siput." puji Yasmine seraya melihat detail kulit tangan Nisha.
"Merepotkan memang memakai semuanya. Tapi aku harus mau melakukannya. Setidaknya aku bisa memberikan kecantikan untuk Agam, karena aku tidak bisa memberikannya keturunan."
Yasmine menipiskan bibirnya mendengar jawaban itu. Tiba-tiba suasana jadi canggung dirasa. Ia merasa bersalah karena membuat Nisha mengatakan itu.
"Sudah selesai... bagaimana, kau suka?" ucap Nisha sambil menatap Yasmine melalui pantulan cermin.
"wahh, ini hebat sekali. Rambutku jadi sangat lembut." Yasmine membelai rambutnya yang seperti habis dicreambath di salon. Memang vitamin orang kaya tak diragukan lagi.
"hahaha, mau kubelikan untukmu? Sepulang kerja aku akan mampir ke store langgananku."
"Tidak usah repot-repot, kalau anda memberiku yang ini pun tidak apa-apa." tunjuk Yasmine pada botol vitamin yang isinya tinggal setengah itu.
"Itu milikku, aku tidak suka berbagi milikku pada orang lain. Aku akan membelikanmu yang baru besok." jawab Nisha terdengar sedikit datar.
Raut wajah Yasmine jadi pias dan kaku, karena merasa ucapan Nisha barusan mengandung arti lebih dalam.
"Sekalian pelembab wajah mau? Atau lotion? Aku akan mencarikan yang khusus ibu hamil kalau kau mau."
"Tidak usah repot-repot, Bu.. heheh.." Yasmine memaksakan senyum canggung untuk Nisha. Ia tak ingin berasumsi, tapi ia merasa Nisha tidak sedang baik-baik saja.
Setelah selesai berbincang, Yasmine pun berpamitan keluar kamar. Ia terkejut saat membuka pintu, berpapasan dengan Agam yang hendak masuk. Pria itu menatapnya dengan mata menyala seperti banteng yang siap menanduk siapa saja.
Yasmine melirik tipis dengan alis ditekuk "apasih..! matanya seperti macan kalah tarung." batinnya seraya melangkah pergi.
"Mas, darimana saja kamu? Aku pikir ada tugas dadakan." sambut Nisha dengan wajah penuh rasa rindu.
"Dari rumah Mama." jawab Agam dingin, wajahnya tersirat amarah yang ditahan. Lagi-lagi Ambar membicarakan soal Yasmine, hingga kepalanya terasa mau pecah.
Nisha duduk di sebelah sang suami, diatas ranjang. Kemudian ia meraih amplop berwarna coklat keemasan diatas nakas. "Ini undangan dari Profesor Hadi, Mas. Anaknya menikah."
Profesor Hadi adalah senior Nisha di Rumah Sakit Harapan. Ia banyak belajar dari Profesor Hadi. Hubungan mereka pun cukup dekat sebagai rekan seperjuangan.
"Kapan..?" Agam membuka amplop tersebut. Ia juga mengenal Profesor Hadi, walau tak sedekat Nisha.
"Besok malam. Mas tidak ada jadwal kan?"
"Tidak. Omong-omong kamu harum sekali... Mau kemana..?" bisik Agam sambil merebahkan kepala di pundak sang istri. Kemelut di otaknya seketika sirna karena mendengar suara lembut Nisha, serta memandang kecantikannya.
"Mau godain kamu... heheheh..." balas Nisha mengusap lembut paha kiri Agam.
...~~...
Keesokan harinya.....
Di sebuah hotel mewah, pesta pernikahan sedang berlangsung. Para tamu dari kalangan atas mendominasi pesta tersebut.
Tampak Agam dan Nisha memasuki arena dengan gaun dusty dipadukan setelan jas Agam yang berwarna abu gelap. Pasangan suami istri itu bergandengan melewati meja para tamu, menuju meja yang sudah disediakan Profesor Hadi dibarisan depan.
"Hai Nisha, selamat datang..." sambut Profesor Hadi.
"Selamat malam Pak, bagaimana kabar anda.." balas Agam menjabat tangan sang profesor.
Setelah perbincangan singkat, profesor Hadi pun berpamitan untuk menyapa rekannya yang lain.
Agam dan Nisha memilih duduk sambil menikmati jamuan. Suasana masih tampak tenang karena mempelai belum memasuki altar pernikahan. Musik klasik dan lagu menemani para tamu undangan.
"Pa, kakak sudah siap..." panggil anak bungsu Pak Hadi, yang tak lain adalah Rika. Ia menyuruh ayahnya mendampingi sang kakak menuju altar.
Entah bagaimana, matanya tertuju kepada Agam. Pria tampan yang membuatnya kagum dalam hitungan detik itu mencuri perhatiannya lagi kali ini.
"Kenapa suaminya Yasmine disini? Apa Yasmine mengenal kakakku? Atau pria itu mengenal salah satu keluargaku?" ia bermonolog, sambil memperhatikan Agam dan istrinya yang tengah mengobrol dengan tatapan romantis.
"Tunggu..,siapa wanita itu?" Rika menajamkan pandangannya kala melihat sosok wanita yang bersama Agam, ternyata bukan Yasmine.
"Apa dia saudarinya? Tidak.. mereka tampak mesra sekali. Atau dia simpanan pria itu..? Tidak.., siapa yang membawa wanita simpanan ke acara resmi seperti ini? Jangan-jangan......"
Tak ingin tergulung rasa penasaran semakin dalam, Rika pun berniat menghampiri Agam untuk memastikan.
"hai..., tenyata anda mengenal keluargaku ya..?" sapa Rika berbasa-basi. Tatapannya kepada Agam tak bisa dibohongi, ia sangat terpukau dengan pria itu. Terlebih saat melihat Agam tersenyum. Kemarin wajah Agam sangat ketus saja membuatnya meleleh.
Agam dan Nisha memandang heran wanita itu. Keduanya menimbulkan kerutan halus di dahi.
"Aku yang kemarin di klinik..." ucap Rika lagi.
"Permisi, kau putrinya Profesor Hadi kan? Kalian saling mengenal?" Nisha baru ingat, dulu saat ia menikah, Profesor Hadi datang bersama istri dan anaknya. Karena itu sudah lama sekali, jadi Nisha pangling dengan wajah Rika yang kini sudah dewasa.
"Anda mengenalku..?" Rika beralih pandang kepada Nisha.
"mm, aku rekan kerja Papa mu. Dulu kau pernah datang ke pernikahanku. Ini suamiku... kau pasti sudah lupa hahah..."
"Apa...??" Rika membelalak lebar. Bukan terkejut bahwa ia dan Nisha pernah bertemu. Melainkan terkejut karena Nisha mengaku sebagai istrinya Agam. Lalu Yasmine.....???
Menyadari gelagat aneh Rika, wajah Agam berubah ketus. Sepertinya Rika ini sangat ingin tau urusan orang lain. Kemarin saja ia merendahkan Yasmine habis-habisan.
"Jadi..., anda istrinya...?" Rika masih tak percaya.
"hmm, kenapa..? Kenapa kau tampak sangat terkejut?" sahut Nisha semakin terheran.
"Tidak...tidak apa-apa. Silahkan nikmati hidangannya, permisi..." Rika langsung beranjak dari sana.
"Apa jangan-jangan Yasmine istri kedua pria itu? Atau mereka berselingkuh? Yasmine benar-benar mencurigakan. Jadi dia menikah dengan suami orang, itu sebabnya dia tidak menyebar undangan? Atau dia dijadikan simpanan, tanpa menikah? ihhh.. Yasmine benar-benar gadis rendahan." gumamnya menggosipi Yasmine seorang diri.
"Mas kenal sama dia?" tanya Nisha kepada sang suami.
Agam hanya mengangkat kedua bahu sebagai jawaban. Ia tak suka melihat wanita ular itu disekitarnya. Mudah-mudahan saja wanita itu tidak menyebarkan apa yang ia lihat. Bisa hancur reputasi kedua keluarga besar mereka, jika publik tahu mereka membeli rahim wanita untuk dijadikan ibu pengganti.
...************...
cerai aja
no teras po hlman blkang smbil dlok sawah maak... mo pilih yg mna... hyuu... kumpulin sklian reiders yg lain biar rame... 😁😁😁
biar emak semngat... 💃💃💃😘😘😘