Dijual oleh Ibu dan Kakak tirinya pada seorang CEO dingin demi untuk menebus rumah yang digadaikan oleh Ibu tirinya dan juga melunasi hutang judi Kakak tirinya. Diandra terpaksa menikah dengan laki-laki kejam bernama Erlangga.
CEO yang begitu terkenal dengan prestasi dan begitu diidamkan banyak wanita itu, selalu berlaku semena-mena pada Diandra, terutama saat diatas ranjang.
Diandra terpaksa bertahan, tetapi bukan karena mencintai Erlan, melainkan karena keluarga barunya yang begitu menyambut baik kedatangan Diandra sebagai menantu. Ditambah lagi, dia tidak punya tempat berteduh kecuali rumah suami kejamnya itu.
Akankah Erlan luluh dan mencintai istrinya Diandra saat kekasih Erlangga yang sesungguhnya datang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delis Misroroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melawan
Diandra turun terlebih dahulu karena Erlan mau menetralkan caranya berjalan. Satu-satunya yang mungkin mau menemuinya hanyalah Jio. Namun untuk apa Jio jauh-jauh ke puncak, bukan lewat telepon saja yang lebih mudah. Akhirnya dengan cepat Erlan melihat ponselnya yang ternyata memang banyak panggilan tidak terjawab dari asisten sekaligus sahabat itu.
Erlan pun melakukan panggilan telepon pada Jio dan menanyakan perihal apa yang membuatnya begitu banyak melakukan panggilan telepon. Ternyata hanya urusan kecil saja dan dengan cepat Erlan mematikan panggilan itu.
"Kalau bukan Jio, lantas ... apa mungkin Cherin?" gumam Erlan seketika langsung berlari keluar dari kamarnya. Namun langkahnya tertahan saat Diandra dan Cherin berdiri saling berhadapan. Dia pun bersembunyi untuk melihat apa yang akan dilakukan istrinya pada mantan kekasihnya.
"Kenapa kamu yang keluar? Aku mencari cintaku, bukan seorang perebutan kampungan sepertimu," kata Cherin mendorong bahu Diandra. Namun kali ini Diandra tidak jatuh seperti sebelumnya.
"Mau apa kamu kemari?" tanya Diandra tanpa ekspresi.
"Heh wanita jalangg! Gue kesini itu terlalu sering ya, jadi lo nggak usah tanya gue mau apa. Dan lagi, tempat ini adalah tempat bercintaku dengan suami kamu. Heh! Kasian banget lo dapet bekas gue. Dimana sih Erlan?" Gaya bicara Cherin benar-benar membuat Diandra muak.
"Dia tidur karena kecapekan bercinta denganku. Ada urusan apa? Biar aku sampein ke dia. Atau mau aku bangunkan?" jawab Diandra dengan santainya.
"Lo pikir gue peduli? Ya udahlah, gue mau anter kue kesukaan Erlan. Kue ini jarang lewat disini dan dia suka. Nih, lo kasih Erlan nanti," kata Cherin menyodorkan sebuah kotak makanan berisi kue yang masih hangat. Diandra menerima kotak itu.
"Hm, makasih. Sekarang kamu bisa pergi karena aku mau istirahat," usir Diandra dan langsung mendapatkan lirikan sinis dari Cherin.
"Ya ... terserah deh. Gue cuma inget aja kesukaan dia." Cherin pun berbalik badan. "Eh tunggu! Kok kayak bau rendang sih?" Cherin mendengus celingukan melihat Mang Soleh di dapur. "Mang, lo masak rendang? Lupa ya kalau Erlan alergi sama rendang? Gila lo ya? Mau di pecat?" teriak Cherin pada Mang Soleh.
"Aku yang nyuruh Mang Soleh buat masak karena tanganku sakit kamu dorong tadi," jawab Diandra seraya menunjukkan telapak tangannya yang terluka. Cherin kembali melirik sinis Diandra. "Kenapa? Yang suka rendang aku. Toh suamiku udah besar. Bukan bayi yang nggak tau apa-apa. Dia pasti tau apa yang harus dia makan dan apa yang akan membahayakan kesehatannya," lanjut Diandra.
Namun bukannya Cherin segera pergi, dia malah kembali mendekati Diandra dan menatap wajahnya dengan lekat. "Lo nggak tau kan kalau Erlan alergi sama rendang? Lo juga nggak tau kan apa aja yang dia suka dan dia nggak suka? Katanya istri, haha ... istri gadungan aja bangga sih lo," kata Cherin benar-benar meremehkan Diandra.
"Nggak masalah. Aku bisa memahami semuanya dengan pelan-pelan. Lagian kami menikah juga belum genap satu bulan," jawab Diandra dengan santainya.
"Berani juga cewek kampungan kayak lo ini."
"Aku harus berani melawan pelakor kayak kamu."
"Apa lo bilang?"
"Hm. Telinga kamu apa perlu dibawa ke Dokter THT?"
"Brengsekk!" Cherin mengangkat tangannya, tetapi dengan cepat Diandra menahan tangan itu. "Lo!" Cherin melotot mengancam.
"Kenapa? Kamu hanya mantan kekasih, sedangkan saya adalah istri sah yang diakui agama dan negara. Calon ibu dari anak-anaknya. Masa depannya dan ... Nyonya yang mendapatkan restu dari keluarganya. Kamu paham? Pantas saja Nenek dan Mami nggak suka dan nggak pernah mau menyebut namamu. Ternyata sikap kamu seperti wanita nggak punya pendidikan. Kamu tahu mereka menyebut kamu apa? Wanita majalah dewasa, begitulah mereka menyebutmu," tegas Diandra seraya melepaskan tangannya dengan kasar. "Kamu ... jangan pernah temui suamiku dengan alasan apa pun. Dan ini ...." Diandra mengangkat kota makan yang dipegangnya. "Suamiku hanya akan makan masakan ku, entah dia suka atau nggak, dia hanya akan memujiku. Dia bukan kekasih kamu yang dulu. Dia suamiku! Jadi, jangan pernah temui dia lagi." Diandra pun menjatuhkan kotak makan yang berisi kue untuk Erlan.
Akhirnya semua kue itu tergeletak di lantai. Cherin murka, tetapi dia masih bisa menahannya. Diandra kini semakin muak menatap wajah Cherin. "Gue nggak akan mendoakan kebahagiaan kalian," ancam Cherin dengan jari telunjuk yang mengarah ke wajah Diandra.
"Saya tidak butuh doa anda! Sekarang, cepat pergi dari sini sebelum saya lapor polisi untuk menyeret pelakor seperti anda, Nona Cherin yang terhina!"
"Apa lo ...." Cherin kembali melayangkan tangannya. Namun Erlan yang sejak tadi bersembunyi segera keluar dan berteriak.
"Cherin!" Diandra menoleh dan mendapati suaminya sudah berjalan dengan biasa. Erlan segera merangkul bahu Diandra. "Mau apa kamu kesini? Aku udah bilang kalau hubungan kita udah selesai dan kamu bisa fokus dengan karier kamu itu," ucap Erlan membuat Cherin kembali melotot karena geram.
Tanpa mengucapkan apa-apa lagi, Cherin segera keluar dari villa itu dengan membanting pintu. Diandra pun menghela nafas lega setelah aksinya melawan Cherin.
"Sayang ... kamu kenapa?" tanya Erlan khawatir. Namun Diandra menoleh dengan tatapan mata penuh amarah. "Kok?" Erlan heran melihat tatapan istrinya.
"Dasar buaya darat! Rasanya aku ingin menendang itu mu lagi, Mas!" ucap Diandra dengan nada marah dan segera pergi menuju kamar.
........
𝐤𝐥𝐨 𝐚𝐪 𝐝𝐥𝐮 𝐡𝐛𝐬 𝐤𝐮𝐫𝐞𝐭 𝐭𝐝𝐤 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐡𝐦𝐥 𝐦𝐢𝐧𝐢𝐦𝐚𝐥 𝟑𝐛𝐥𝐧 𝐬𝐚𝐣𝐚
𝐲𝐠 𝐩𝐫𝐭𝐦𝐚 𝐤𝐫𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐞𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐪 𝐠𝐤 𝐧𝐠𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐥𝐨 𝐡𝐦𝐥 𝐦𝐮𝐝𝐚 𝐭𝐮 𝐠𝐤 𝐛𝐥𝐡 𝐤𝐞𝐜𝐚𝐩𝐞𝐚𝐧 𝐚𝐩𝐚𝐥𝐠𝐢 𝐮𝐬𝐢𝐪𝐮 𝐣𝐠 𝐦𝐬𝐡 𝐦𝐮𝐝𝐚
𝐲𝐠 𝐤𝐞 𝟐 𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐢𝐨𝐦𝐚 𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬 𝐤𝐢𝐬𝐭𝐚
𝐲𝐠 𝐤𝐞 𝟑 𝐛𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐨𝐯𝐮𝐦 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐣𝐚𝐧𝐢𝐧 𝐭𝐝𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐣𝐝 𝐝𝐢 𝐫𝐚𝐡𝐢𝐦 𝐪𝐮 𝐡𝐧𝐲 𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐧𝐭𝐨𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐲𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐢𝐫 𝐤𝐞𝐭𝐮𝐛𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐣𝐚