Darren Alfred, seorang mafia kejam yang berkedok Ceo tidak pernah merasakan jatuh cinta dalam hidup nya. Bahkan terhadap ibu dan adik kandung nya sendiri ia bersikap dingin dan ketus.
Bukan tanpa alasan, penyakit aneh yang di deritanya membuat pria itu tidak bisa melihat dengan jelas wajah seorang wanita.
Hingga akhirnya ia di pertemukan dengan Jean, wanita yang pertama kali menarik perhatiannya karena hanya wajah Jean lah yang bisa dilihat oleh Darren. Sampai pria itu terobsesi dan ingin menjadikan Jean miliknya.
Akankah Jean menerima cinta Darren ataukah sebaliknya?
#Cast pemeran bisa liat di Ig @meyda_30
Up 1-2 bab/hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Darren kau kembali
Setelah selesai dengan aktifitasnya di kamar mandi, Jean merapikan riasannya di depan kaca dan segera keluar dari sana.
Brugh!
Jean tidak sengaja menabrak seorang pria yang terlihat sedang mabuk berat.
"Maafkan saya Tuan. Saya tidak melihat anda tadi," ucap Jean merapikan pakaian nya. Sedangkan pria itu hampir roboh namun berhasil menyandarkan tubuhnya ke dinding.
"Ini bukan salahmu Nona. Aku saja yang tidak memperhatikan jalanku," jawab pria itu memegang kepala nya yang sedikit pusing.
"Apa anda baik-baik saja Tuan? Anda butuh bantuan?!" tanya Jean kembali berusaha memapahnya.
"Aku tidak--" ucapan Jayden terhenti saat melihat wajah Jean, wanita cantik dengan wajah mempesona yang baru pertama ditemuinya. Ia memukul kepalanya berulang kali agar bisa kembali memandang wanita yang ada di depannya.
'Apa aku sedang melihat seorang bidadari sekarang. Semua gara-gara mereka yang membuatku mabuk begini' batin Jayden.
"Kalau begitu saya permisi." Karena Jayden terlihat baik-baik saja, Jean melangkahkan kaki dan pergi beranjak dari sana.
"Tunggu Nona, bolehkah aku tau siapa namamu?"
"Jean Ashley, panggil saja Jean."
Jayden mengangguk dan tersenyum. Ia meraih tangan Jean dan menciumnya. " Senang berkenalan denganmu Jean. Aku Jayden. Bisakah kita bertemu lagi nanti?"
"Aku tidak janji Tuan Jayden."
Bukannya melepaskan, Jayden semakin erat menggenggam tangan Jean. Seakan tidak ingin kehilangannya. Hatinya sedang berbunga-bunga. Seakan ada kupu-kupu yang terbang di sana.
Ah gombal sekali pikir Jayden.
"Bisakah anda melepaskannya Tuan, teman saya sedang menunggu dan--"
Bugh!
Satu pukulan mendarat tepat di wajah Jayden, membuat pria itu tersungkur ke lantai dengan sudut bibir yang mengeluarkan cairan kental.
"Berani sekali kau menyentuhnya hah! Apa kau tidak tau siapa dia?!" pekik Edward dengan nada emosi karena tidak terima ada yang macam-macam pada Jean.
Jayden tersenyum tipis dan mengusap bibirnya yang terasa perih akibat pukulan Edward. "Kau siapa berani sekali ikut campur dengan urusanku?"
"Ck! Apa perlu aku menjawab pertanyaan bodoh mu itu!" Edward kembali menarik kerah Jayden dan ingin memberikan satu pukulan lagi, namun Jean berhasil menghalanginya.
"Cukup Ed, kita pulang sekarang."
"Tidak sebelum aku menghabisi pria yang sudah berani menyentuh wanitaku, eh maksudku calon Kakak ipar ku," celetuk Edward membuat Jean melotot tajam ke arahnya.
"Kita pergi dari sini, dan Tuan Jayden ini kartu namaku. Jika terjadi sesuatu padamu, hubungi saja nomor yang tertulis di sana," Jayden mengangguk sedangkan Jean menarik tangan Edward sedikit kasar.
"Hei kenapa kau malah memberikan nomor ponsel mu pada orang yang tidak kau kenal Jean," Edward bertambah kesal karena sikap Jean yang mudah percaya dengan orang lain.
"Kenapa? Kau cemburu?" tanya Jean.
"Aku cemburu? Tidak sama sekali," elak Edward. "Aku tidak tertarik pada wanita yang suka di sentuh oleh Kakak sepupuku sendiri."
Jean mendelik dan memukul lengan Edward yang sedang fokus menyetir.
"Sakit bodoh! Kenapa kau memukulku."
"Jadi kau pikir aku ini barang bekas begitu? Menyebalkan sekali."
Edward terkekeh. "Bukan barang bekas, lebih tepatnya kau ini berlian Jean. Aku saja tidak bisa menyentuhmu meski kita sudah lama berpacaran bahkan bertunangan."
"Pertunangan yang gagal maksudmu? Salah siapa kau selingkuh bersama wanita murahan itu."
"Jadi kalau aku tidak selingkuh kau masih mau bersamaku?" tanya Edward dengan mata berbinar.
"Tidak," jawab Jean membuka pintu mobil dan keluar.
"Ya! Aku belum selesai bicara Jean," teriaknya saat wanita itu berjalan masuk ke apartemennya.
*
*
"Astaga kenapa gelap sekali, padahal tadi saat aku pergi lampunya masih menyala," gumam Jean meraba dinding.
Deg!
Saat lampu menyala, Jean shock dan membungkam bibirnya tak percaya. Sosok pria yang ia rindukan duduk di sofa dan menatapnya dengan tatapan yang sulit dijelaskan.
"Darren kau kembali...."