Bermain games memang sangat menyenangkan, terutama permainan truth or dare. Namun, bagaimana jika permainan itu justru menyebabkan kamu terperangkap dalam lembah cinta si mafia kejam?
Itulah yang dialami Quennara Azwa Walters, gadis cantik berusia 20 tahun yang merupakan putri dari Salman Walters, pimpinan Walters group yang dikenal hebat.
Queen harus menghadapi masalah besar, dimana dia menjadi incaran mafia kelas kakap yang tak lain ialah Bryce Jeevan Ivander, atau yang biasa orang kenal sebagai 'mister Jeevan'.
Semuanya terjadi akibat Queen mengikuti permainan truth or dare bersama teman-temannya, dia harus melakukan dare yakni mencium pria tampan di dalam cafe yang mana pria itu adalah Jeevan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon patrickgansuwu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31. Perkara nyamuk
Malam-malam Tom mendatangi rumah pohon untuk menjenguk Dinda disana, ia membawakan makanan serta air putih untuk gadis itu mengingat Dinda belum makan karena terus menangis.
Sejujurnya Tom tak tega melakukan ini semua kepada Dinda, namun ia terpaksa karena menurut Jeevan wanita itu adalah ancaman besar jika tidak ditahan dan disandera seperti ini.
"Hai Dinda sayang! Do you miss me?" ucap Tom disertai seringaian tipis.
Tampak Dinda masih terduduk memegangi kedua lututnya, ia benar-benar kacau saat ini. Kondisi psikisnya sudah mulai terganggu akibat perbuatan Tom, membuat pria itu mendekat lalu perlahan menyentuh pundak Dinda.
"Jangan sentuh! Awas kamu iblis! Aku gak akan biarin siapapun sentuh tubuh aku lagi termasuk kamu!" sentak Dinda.
"Eits, kamu tenang sayang! Aku bukan mau sakitin kamu kok, aku justru mau kasih makanan buat kamu," ucap Tom.
"Aku gak butuh makan, hidup aku udah hancur! Buat apa aku makan? Lebih baik aku mati aja sekalian!" ujar Dinda.
"Kalau kamu mati, kamu belum tentu bisa tenang Dinda ku sayang. Sudahlah cepat kamu makan ini sebelum sakit!" ucap Tom.
"Udah aku bilang aku gak mau makan! Kamu pergi sana jangan dekati aku!" bentak Dinda.
"Baiklah, aku akan pergi. Tapi, tolong kamu makan ini ya Dinda! Kalau kamu sakit nanti, di tempat ini gak ada obat atau dokter," ucap Tom.
"Aku gak perduli, aku lebih pilih mati daripada hidup menderita kayak gini!" ucap Dinda.
"Hidup kamu gak menderita kok sayang, aku bisa bikin kamu ceria terus asal kamu mau nurut sama aku," ucap Tom.
"Pergi kamu iblis! Kamu udah menodai aku, jangan kamu dekati lagi aku!" geram Dinda.
"Ya aku mengerti, trauma itu akan sulit untuk hilang dari pikiran kamu. Tapi, ayolah aku yakin kamu pasti bisa Dinda! Bukannya kamu keenakan tadi?" kekeh Tom.
"Apa lu bilang? Bisa-bisanya lu ngomong kayak gitu ke gue sekarang, emang dasar iblis! Lu itu gak pantes dikasih nafas!" ucap Dinda.
"Kamu bebas sebut aku apa aja, asalkan kamu mau makan ini Dinda. Please, aku gak mau kamu sakit karena gak makan!" mohon Tom.
"Lu gausah sok perduli deh sama gue! Lu aja udah hancurin hidup gue, buat apa lu datang lagi dan bawain makanan ke gue?" ucap Dinda emosi.
"Aku begini juga demi kamu Dinda sayang, makan aja sedikit ya supaya kamu sehat dan gak lemas! Kamu itu butuh tenaga, karena setelah ini kamu masih harus puasin aku!" ucap Tom.
Seketika Dinda terbelalak mendengar ucapan Tom, ingatannya mengenai kejadian buruk yang menimpanya pun teringat kembali.
"Jangan! Lu gak bisa ngelakuin itu ke gue lagi! Gue gak mau!" sentak Dinda.
"Tenang aja! Untuk malam ini kamu boleh istirahat, aku gak akan apa-apain kamu kok. Tapi, kamu harus makan dulu sayang! Kamu jangan bandel deh, emang kamu mau dihukum yang lebih daripada ini?!" ucap Tom.
"Dimana teman-teman gue? Gue mau sama mereka, gue gak mau sendirian. Gue yakin lu tau dimana mereka, cepat kasih tau ke gue dan bawa gue temuin mereka!" tegas Dinda.
"Apa untungnya bagi aku Dinda?" tanya Tom.
"Lo kan udah setubuhi gue, itu kurang untung apa buat lu ha? Tolong dong temuin gue sama mereka!" rengek Dinda.
"Kita bicarakan itu nanti, sekarang kamu makan dulu!" pinta Tom.
Dinda terdiam menatap Tom dengan jengah, namun akhirnya ia menurut dan mau memakan makanan itu.
•
•
Sementara itu, Lova terbangun di tengah malam akibat suara nyamuk yang berterbangan di sekitarnya.
Ia pun melirik ke arah teman-temannya, terlihat Aulia serta Nina yang masih tertidur pulas di lantai tanpa alas itu.
"Duh, nyamuknya banyak banget sih! Ini dua orang kok bisa nyenyak gitu ya tidurnya?" ujar Lova.
Lova mendekati kedua temannya dan membangunkan salah satu dari mereka, ia memang sulit lanjut tidur jika sudah terbangun.
"Guys, bangun dong guys temenin gue! Ini gue gak bisa tidur tau," ucap Lova.
"Eenngghh.." Aulia dan Nina kompak berubah posisi tapi tetap dengan mata terpejam.
"Haish, pada kebo amat ya! Padahal ini nyamuknya banyak banget loh udah kayak peternakan nyamuk, bisa-bisanya kalian nyenyak begini. Apa gak takut dimakanin nyamuk tuh darah kalian?" ucap Lova.
"Kak Lova? Ada apa?" gadis itu tersentak kaget mendengar suara memanggil namanya.
"Lah Raya? Kok malah jadi lu yang bangun? Gue kan tadi bangunin teman-teman gue," heran Lova.
"Ah iya kak, aku gak sengaja dengar suara kak Lova yang berisik. Ada apa sih kak? Kakak gak bisa tidur ya?" ucap Raya.
"Iya nih Ray, bener banget! Nyamuk disini ternyata banyak juga ya? Gue sampe gak bisa tidur digerayangin nyamuk terus, sampe bentol-bentol nih kulit gue," keluh Lova.
"Sabar kak! Disini emang begitu, tapi masih mending kak Lova cuma digerayangin nyamuk, bukan orang," ucap Raya.
"Hah maksudnya??" kaget Lova.
"Iya kak, kadang ada penjaga yang masuk ke sel buat gangguin tidur kita. Mereka suka begitu buat menuhin hasrat mereka, tapi untung malam ini gak ada," jelas Raya.
"Masa sih biasanya ada? Kamu pernah digituin sama penjaga disini?" tanya Lova.
"Kebanyakan disini pada pernah jadi korban kak, tapi cuma sampai diraba-raba gak lebih. Soalnya mungkin mereka gak berani," jawab Raya.
"Waduh serem amat sih! Mereka begitu emangnya gak bakal dimarahin sama atasan?" ucap Lova.
"Justru itu mereka cuma raba-raba kita, karena mereka takut dimarahin kalau kebablasan. Secara kita kan harus masih suci biar bisa dijual dengan harga tinggi," ucap Raya.
"Ih ngeri banget tau, semoga gue bisa cepat keluar dari sini deh! Ogah banget gue kalau harus jadi pemuas para penjaga itu!" ucap Lova.
"Ada apa sih ini? Berisik banget!" Joana ikut terbangun dari tidurnya saat merasakan suara bising kedua gadis itu.
"Eh kak Joana, maaf kak tapi ini kak Lova gak bisa tidur karena banyak nyamuk!" ucap Raya.
"Yah elah si anak baru ini lagi, banyak ngeluhnya sih lu! Namanya juga di penjara, ya pasti gak ada enaknya lah!" ujar Joana.
"Heh lu nyantai dong! Gue emang gak terbiasa disini, gue mau keluar dari sini!" sentak Lova.
"Yaudah, coba aja sana kalo emang lu bisa! Kita disini gak mungkin bisa kemana-mana, karena di setiap penjuru pasti ada yang jaga!" ucap Joana.
"Gue yakin pasti ada cara, lu kalo mau juga bisa ikut sama gue besok! Kita cari sama-sama cara buat keluar dari tempat ini!" ajak Lova.
"Gue gak mau, gue udah kapok karena selalu gagal, jadi gue lebih milih tetap disini," ucap Joana.
"Benar kak, dulu kak Joana juga sering coba kabur dari tempat ini. Tapi, dia selalu gagal dan malah dikasih hukuman sama penjaga disini," timpal Raya.
Lova terdiam saat itu juga, ia bingung apakah ia masih harus berusaha kabur dari sana atau pasrah saja menerima nasibnya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
tapi si Fritzy apa mengenal Queen 🤔
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗