Shaka Sanjaya seorang CEO muda yang 100% kemampuannya karya nyata dalam keberhasilan perusahaan tapi 0% dalam mengasuh anak anaknya.
Elena Nugroho seorang reporter muda penuh semangat tapi selalu gagal.Dia sengaja masuk ke skandal CEO sebuah perusahaan besar untuk menjaga posisinya agar tidak di pecat.
Mereka terpaksa menikah,dia kemudian tinggal dirumahnya dan menjadi seorang ibu sambung yang sayang kepada anak anaknya.
Akankah mereka saling jatuh cinta? Nantikan Kisah nya hanya di cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eosha_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidur Bersama
Shaka tidak menjawab ucapan Elena, dia tetap berusaha untuk fokus menyetir.
Sepanjang perjalanan pulang mereka berperang dengan pikiran masing-masing.
Elena merasa jika waktu sangat cepat berlalu. Mengingat itu dia semakin memikirkan nasip ayahnya.
Ayahnya yang di vonis hanya sampai 6 bulan membuat dia semakin sedih.
Shaka yang sudah memikirkan waktu pernikahan mereka sebentar lagi membuat dia sedikit sedih. Elena melakukan semuanya dengan baik, bahkan anak-anak nya sudah mulai membuka diri walau mereka belum menyebutnya ibu.
Hal itu membuat Shaka semakin merasa bersalah pada Elena karena terlalu membuatnya bekerja begitu keras.
Mereka sampai di rumah belum begitu malam. Elena mengajak Shaka untuk menyempatkan diri berkumpul bersama anak-anak sebagaimana kebiasaan mereka selama beberapa bulan ini.
Mereka bermain dan mengobrol hangat. Itu membuat Elena semakin sedih mengingat harus mengakhiri ini.
Elena hampir meneteskan air matanya.
''Baiklah anak-anak waktunya untuk istirahat, besok harus kembali sekolah.'' Ucap Shaka membuat Elena menahan air matanya.
Setelah anak-anak masuk kamar, Shaka mengajak Elena untuk masuk ke kamar mereka.
''Ayok , ada yang ingin aku sampaikan.''
Elena yang mendengar itu mengikuti Shaka dari belakang menuju kamar.
''Selama ini kamu mencari ini.?'' Shaka menyerahkan kertas perjanjian Elena.
''Mas ini kok bisa ada sama kamu.?'' tanya Elena terkejut sambil mengambil kertas itu dari Shaka.
''Maaf aku hampir menghilangkannya. Aku menyimpannya tapi ntah bagaimana bisa ada sama Manse.''
''Untung aku yang menemukannya, bagaimana jika orang lain.?'
''Sebaiknya biar aku saja yang menyimpannya.'' ucap Shaka sambil mengambil kembali kertas ini.
Elena membiarkan Shaka mengambil kertas itu, dari pada dia yang menyimpan takut ada dia kehilangan surat itu lagi.
''Baik mas.''
''Bersiap-siap lah untuk istirahat.''
Shaka pergi ke ruang kerja nya yang ada di kamar mereka. Dia duduk di sana.
Elena hendak keluar kamar tapi Shaka mencegahnya.
''Malam ini tidur di sini aja, biarkan Manse tidur sendiri sekali-kali.'' ucapnya datar.
''Kalau aku di sini mas mau dimana. Mas nggak tidur lagi.?''
''Aku di kamar Manse aja mas, kamu tidur lah di sini jangan kerja terus.'' ucap Elena.
''Elena aku minta kamu tidurlah di sini. Aku tidak akan mengganggumu.''
Mendengar itu Elena memutuskan untuk langsung naik ke tempat tidur dan mencoba langsung istirahat.
Elena tidak bisa memejamkan matanya, dia masih bolak-balik mengatur posisi yang nyaman agar dia bisa tidur.
Shaka yang melihat itupun geleng kepala. Dia merasa Elena sangat aneh tapi tingkahnya sedikit lucu.
Dia menghampiri Elena.
''Aku akan membacakan buku ini kamu tidurlah.'' ucap Shaka.
''Elena hanya diam dan mengikuti ucapan Shaka.''
Shaka membaca buku kisah 10001 malam, 15 menit berlalu Elena pun tertidur.
Shaka berhenti membaca. Dia memandang wajah Elena. Ntah perasaan apa yang menghampirinya akhir-akhir ini.
Semakin dia berada dekat Elena, semakin dia mengingat Mitha mantan istrinya. Membuat dia terkadang harus menjauh dari Elena.
Tanpa sadar setelah beberapa saat berperang dengan pikirannya, Shaka pun ikut tertidur di samping Elena.
...***...
Ken menyempatkan diri untuk melihat kakaknya pagi ini. Dia heran pakaian kakaknya sudah berganti. Dia menanyakan pada perawat siapa yang mengganti pakaian kakaknya.
''Permisi sus.''
''Siapa yang mengganti pakaian Kaka saya. Saya juga melihat selimut ya sudah berganti. Apa ada orang yang menjenguk Kaka saya .?''
''Khusus untuk Kaka anda setiap Minggu ada seorang perawat yang selalu datang untuk mengganti pakaian berserta selimutnya tuan.''
''Apakah ada jadwal yang menetap kapan perawat itu datang.?''
''Tidak ada tuan, dia akan datang dengan sendirinya. Tapi setiap 1 Minggu sekali.''
''Baiklah sus, terima kasih.''
Ken kembali ke kamar kakaknya untuk pamit.
''Kak, aku akan berangkat bekerja. Kuharap Kaka bisa segera sadar. Sampai jumpa kak.'' Ken berjalan meninggalkan rumah sakit.
Ken menjemput Shaka seperti biasa.
Mereka semua sudah bersiap-siap untuk berangkat. Ken sampai dan langsung mengganti mobil. Mereka langsung berangkat ke kantor.
Anak-anak berangkat bersama Elena seperti biasa.
...***...
Untuk menghancurkan Shaka Randy berpikir hal apa yang harus di lakukan ya. Dia mencoba berbagai cara tapi tidak ada yang berhasil. Justru menjadi imbas untuknya.
Dia berencana akan mengusut kembali kematian adiknya. Sampai detik ini Randy berpikir bahwa Shaka adalah pembunuh adiknya.
Dia tau bahwa orang yang menghubungi ambulance adalah Shaka. Maka jelas saja dia sangat yakin bahwa dia melakukan itu.
''Halo, Ken saya ingin kamu kembali mencari tahu terkait kecelakaan mobil Mitha.''
''Cari tau semua yang berhubungan dengan kecelakaan hari itu.'' Randy menghubungi Ken asisten Shaka.
Ntah sejak kapan mereka bisa bersatu untuk menyerang Shaka.
...***...
Sepulang sekolah anak-anak, Elena menghubungi Shaka untuk meminta ijin menjenguk ayahnya di rumah sakit.
''Halo, mas aku dan anak-anak ingin ke rumah sakit menjenguk ayah.''
''Baik mas, terima kasih.'' ucap Elena yang mendapat ijin dari Shaka.
Mereka akhirnya menuju ke rumah sakit. Evan,Hana dan Manse senang mereka akan bertemu kakeknya.
''Halo kakek.'' Mereka menyapa ayah Elena dengan serempak.
''Wah cucuku, kakek senang kalian datang ke sini.''
''Kakek, aku ada hadiah untuk kakek.'' ucap Manse.
Manse lalu memberikan mainan kertas yang dia buat tadi sepanjang jalan menuju ke rumah sakit.
''wah kamu hebat sekali, kakek sangat menyukai katak ini. Terima kasih cucuku.''
''Kakek ini hadiah untuk kakek.'' Evan memberikan sebuah topi penghangat untuk kakeknya.
Ayah Elena sangat senang menerima hadiah dari anak-anak sambung putrinya.
Mereka bermain dan bercanda. Anak-anak Shaka benar-benar kegirangan di bawa bertemu kakeknya.
Elena senang melihat keadaan ayahnya yang semakin membaik.
Elena yang sedang di rumah sakit teringat dengan Kaka Ken yang di ruangan sebelah ayahnya. Dia mencoba untuk menjenguknya.
Elena masuk ke ruangan Kaka Ken. Dia merasa sangat prihatin melihat keadaan kakak Ken yang tidak berdaya itu.
Setelah beberapa saat di sana Elena kembali ke ruangan ayahnya.
Elena melihat anak-anak yang masih sibuk bermain dengan ayahnya. Dia bahagia melihat kedekatan itu, bisa membuat ayahnya terhibur.
Hari menjelang sore Elena mengajak anak-anak untuk pulang. Seperti biasa ayahnya selalu memberikan uang pada ketiga anaknya.
Hal itu membuat mereka semakin senang, bukan karena tidak ada uang tapi ini adalah hal kecil yang benar-benar berharga untuk di ingat.
Setiap kali bertemu kakeknya selalu memberikan uang pada mereka.
''Ayah , kami akan pulang. jaga kesehatan ayah ya, lain kali aku akan berkunjung lagi. Maaf karena aku tidak bisa sering datang menemui ayah. ''
Elena memeluk ayahnya lalu pamit pulang.
Sesampainya mereka di rumah, Elena dikagetkan dengan mobil Shaka yang sudah terparkir di depan.
''Ayah sudah pulang. kalian berganti pakaian lalu keluar kita akan main dengan ayah.'' ucap Elena.
Elena mencari Shaka.
''Mas.''
''Elena berbalik badan melihat Shaka sedang bertelanjang dada. Ini adalah pertama kalinya dia melihat tubuh Shaka.''
...****************...
🤝💪