NovelToon NovelToon
Lorenzo Irsyadul

Lorenzo Irsyadul

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Tamat
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: A Giraldin

Seorang pria bernama Lorenzo Irsyadul, umur 25 tahun hidup seorang diri setelah ibunya hilang tanpa jejak dan dianggap tiada. Tak mempunyai ayah, tak mempunyai adik laki-laki, tak mempunyai adik perempuan, tak mempunyai kakak perempuan, tak mempunyai kakak laki-laki, tak mempunyai kerabat, dan hanya mempunyai sosok ibu pekerja keras yang melupakan segalanya dan hanya fokus merawat dirinya saja.

Apa yang terjadi kepadanya setelah ibunya hilang dan dianggap tiada?

Apa yang terjadi kepada kehidupannya yang sendiri tanpa sosok ibu yang selalu bersamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A Giraldin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 34: Mafia

Liliana tatapannya tetap tenang. Lalu, apa yang dilihat oleh Lorenzo sampai terkejut?

Wajahnya yang terkejut perlahan menjadi datar, membentuk senyum kecil, senyum lebar, dan diakhiri dengan mata berbintang-bintang serta semangat membara di dalam dirinya. “Keren sekali!” pukaunya akan apa yang ia lihat di depannya.

Mobil polisi pada umumnya dengan spanduk “Kejahatan akan dihapus” dan hanya itu saja membuatnya terpukau. Liliana menatapnya kecewa. “Kata itu saja membuatmu terpukau!” ejeknya kepadanya.

Sedikit marah dan langsung menunjuk ke arah yang dimaksud. “Kalau yang itu biasa saja, tapi yang itu keren sekali.”

“Kau benar.” Dengan cepat Liliana langsung membantah ejekannya sendiri setelah melihat apa yang dilihat olehnya. Seorang pria mengenakan baju tentara, sendal jepit, dan topi warna pink.

Semua yang melihatnya tertawa, orang-orang kepolisian yang banyak sekali juga ikut tertawa, sedangkan dirinya datar selalu serta mereka berdua terpukau dengan yang satu tersenyum lebar dan yang satu datar ekspresinya.

Pria ini melihat ke arah mereka dan langsung hormat dengan tangan kanannya. Kedua mata mereka berdua berbintang-bintang dan balik hormat tangan kanan kepadanya. “Apa yang kau kenakan ini lagi, Morgan?” bentaknya kepadanya.

Morgan menatap seorang pria kulit putih dengan mengenakan pakaian yang sama, sepatu boots hitam, dan topi tentara serta nametag Hasan dengan tatapan dingin. “Maaf, saya hanya bercanda, hehehe.” Hasan kembali ke barisannya yang belakang.

Beberapa penggemar Morgan teriak-teriak. “Morgan-sama, keren sekali!”

“Morgan-sama, ayo menikah!”

“Kyaaa, Love you Morgan!”

Dan masih banyak lagi yang mengatakan hal-hal berbau romantis kepadanya. Walaupun pakaian dan aksesorisnya aneh, kulit cokelat manis, rambut coklat ala orang Amerika, dan mata biru laut menggoda semua wanita yang melihatnya.

Morgan adalah tipe orang dingin, jadi ia mengabaikan semuanya dan hanya terlihat berbeda untuk saat ini adalah... hormatnya kepada Lorenzo dan Liliana. Morgan yang paling depan langsung berada di tengah mereka berdua yang hampir meninju satu sama lain dan langsung menghentikan keduanya.

Tangan kanan menghentikan si putih dan tangan kiri menghentikan si hitam. Lorenzo kaget, karena tiba-tiba Morgan ada di depan mereka berdua. Gerakannya secepat angin berembus atau mungkin lebih cepat lagi. Semua orang langsung berhenti serta bisik-bisik pelan penuh keheranan.

“Apa yang terjadi?” tanya salah seorang penonton.

“Bukankah tadi ia masih berjarak sekitar 500 meter dengan si putih dan si hitam?”

“Trik apa yang digunakannya?”

Bisikan demi bisikan keluar banyak sekali dan Morgan hanya bisa menatap semua orang dengan tatapan dingin dan penuh niat membunuh darinya. Semua orang beserta si hitam dan si putih, kecuali Liliana dan Lorenzo langsung ketakutan, lari terbirit-birit bahkan kendaraan-kendaraan yang terjebak macet menjadi normal dan melesat menjauh darinya dengan cepat.

Mobil-mobil polisi, tentara, para polisi, dan lain sebagainya melesat jauh meninggalkannya, si putih, si hitam, Lorenzo, dan Liliana. Hanya tersisa 5 orang saja yang ada di sini.

Morgan menatap tajam mereka berdua dan langsung menundukkan kepalanya di tengah-tengah si putih dan si hitam. Lorenzo dan Liliana saling menatap satu sama lain, Lorenzo tersenyum kecil, Liliana datar, dan langsung ikut menundukkan kepala masing-masing.

Si putih dan si hitam saja sampai ikut menunduk kepada Lorenzo dan Liliana. Selesai saling menunduk satu sama lain, Morgan meminta maaf kepada mereka berdua. “Maafkan aku untuk semua hal buruk yang terjadi kepad kalian berdua. “Baru saja mengangkat kepalanya, ia menundukkan kepalanya lagi.

Liliana diam saja dan Lorenzo membalas permintaan maafnya dengan agak panik serta ekspresi wajahnya malu-malu. “A-angkat kepala anda. Ka-kami baik-baik saja dan...” berpikir sebentar dan langsung lanjut mengatakan apa yang ingin dikatakan. “Restoran di dekat sini di mana?” tanyanya kepadanya.

Menatapnya tajam, serius, dan ekspresi wajahnya tetap datar. “Apakah dengan itu, kau akan memaafkan kami?” tanyanya kepadanya.

“Tentu sa__” berhenti sejenak karena mendengar kata “Kami” keluar dari mulutnya. “Apa mungkin, anda bos mereka berdua atau bos salah satu dari mereka berdua?”

Menjawabnya dengan cepat. “Ya, tentu saja aku bos mereka berdua dan... kalau ada yang bilang aku musuhan, itu tak benar. Aku cinta damai dan ingin mengabdi pada negara.” Kata-kata bagus keluar dari mulutnya.

Lorenzo terharu sampai menutup mulutnya dengan tangan kanannya. “Keren sekali.” Melepas tangan kanan dari mulutnya dan langsung lanjut bertanya dengan pertanyaan yang sama kepadanya. “Jadi, di mana restoran terdekat di sini? Lalu, untuk masalah maaf... biar cepat... ya, ku maafkan.”

Berdiri tegak dan mereka berdua mengikutinya. “Ayo pergi bersama kami bertiga, Tuan dan Nyonya!” perintahnya kepada Lorenzo dan Liliana.

“O-oke,” balas mereka berdua secara bersamaan.

Saat perjalanan dengan mereka bertiga di depan dan mereka berdua di belakang, Lorenzo bertanya pertanyaan yang sangat penting kepada Liliana. “Aku baru saja ingat sesuatu. Liliana, kenapa kau bisa Bahasa Jepang?”

Pertanyaannya dijawab dengan cepat. “Aku bisa bahasa semua negara. Negara-negara tempat para inti senjata pemerintahan aku tahu bahasa yang mereka pakai.”

Lorenzo terpukau mendengar jawabannya. “Hebat sekali...” merasa menjadi beban sampai menundukkan kepalanya dan aura suram mengelilingi tubuhnya. “Kalau aku... hanya bisa Bahasa Jepang dan Bahasa Inggris saja. Inggris juga, karena Widlie, berarti kalau misalnya reinkarnasi terjadi padaku dan masih di tubuh yang sama, mana mungkin aku bisa Bahasa Inggris.”

Liliana menepuk bahu kanannya dengan tangan kirinya. “Tenang saja. Masih ada aku yang akan membantu menerjemahkan.”

Mata Lorenzo berkaca-kaca dan langsung bersemangat. “Liliana kau memang baik...” menarik napas dalam-dalam, mengembuskannya, dan langsung teriak kencang. “YOSHA, AKU AKAN BEKERJA LEBIH KERAS LAGI!!!”

Teriakan yang asalnya bicara bisik-bisik, sekarang terdengar dengan jelas oleh mereka bertiga seta oleh para pejalan kaki. Para pejalan kaki menertawainya, pergi begitu saja, dan Lorenzo langsung malu sampai menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Menepuk bahu kanannya dengan tangan kirinya berulang kali dan Morgan langsung membalikkan badannya. Ia memiringkan kepalanya ke kanan dan langsung mengomentari apa yang dilihatnya. “Kalian berdua ini pasangan baru kah!”

Liliana dan Lorenzo langsung menjaga jarak masing-masing. Lorenzo langsung membantahnya. “Tentu saja tidak. A-aku sudah punya pa-pacar so-soalnya!” bangganya dengan malu-malu kucing.

Si putih langsung mengomentari kebanggaannya itu. “Pftt, bwahahaha. Bisa gitu ya. Hebat sekali, hebat sekali.”

Si hitam ikut mengomentari juga. “Benar juga, nama kalian berdua siapa? Kita belum saling mengenalkan diri kan!”

Pertanyaannya langsung dijawab Morgan sebelum dijawab oleh Lorenzo. “Bertanya-tanya nanti saja kalau kita sudah berada di dalam restoran.”

Ucapannya dengan tatapan dingin membuat keduanya diam dan langsung membalikkan kepala mereka ke posisi semula dan Morgan ikut membalikkan kepalanya ke arah semula. Lorenzo dan Liliana kembali berdekatan satu sama lain serta mereka semua kembali berjalan di atas jalan setapak.

Melewati satu lampu jalanan, satu zebra cross, dan satu gang kotor yang dipenuhi debu, kucing liar, sampah berserakan di tempat sampah dan di luar tempat sampah, serta yang ke terakhir paling gelap tanpa adanya satupun lampu jalanan yang bisa menerangi rumah-rumah di gang tersebut saat malam hari tiba.

Beralih dari situ, berjalan lurus lagi serta ada kejadian sebelum sampai ke tempat yang Morgan ingin tuju. Morgan tak sengaja menabrak seorang pria bertato hitam, rambut silver lurus, kacamata hitam, kulit putih, mata hijau, dan memakai pakaian anak geng.

“Sakit bangsat!” marahnya mengatakan kata kasar kepadanya. “Aaa... sakit sekali. Ganti rugi 10.000 yen kalau kau tak mau di penjara, pak tua, kakakak.”

Morgan menatapnya dengan wajah menakutkan yang membuatnya langsung ketakutan serta menjauh darinya secepat mungkin. Baru saja menundukkan kepala, orang itu pergi ke belakang mereka semua dengan cepat sambil berlari. “MA-MAAFKAN AKUUU!!” mohon maafnya kepada Morgan sambil lari terbirit-birit.

Morgan lanjut berjalan disertai mereka berdua, Liliana dan Lorenzo yang masih terpukau agak tertinggal dan setelah satu menit sadar, mereka berdua langsung lanjut berjalan mengikuti mereka bertiga yang ada di depannya.

Setelah berjalan sejauh 5 km, akhirnya sampai juga di depan restoran yang dicari. “Woahh,” pukaunya bahagia. “Keren sekali restoran ini!” pujinya kepada bangunan yang ada di depannya atau restoran.

Bersambung...

1
Jihan Hwang
yuk saling dukung
Kaginobi: siap. makasih udah mampir kak 😁
total 1 replies
Abu Yub
Semangat dek
Abu Yub
Benar benar seperti
Abu Yub
mampir thor/Pray/
Kaginobi: terimakasih sudah mampir kak 😁
total 1 replies
Abu Yub
kok ingin mati
Kaginobi: Ada alasannya. alasannya nanti diberitahu di beberapa chapter selanjutnya.
total 1 replies
aurel
hai Thor aku sudah mampir, jangan lupa mampir juga di karya aku " istri ku adalah kakak ipar ku"
fjshn
dia tau tapi aku gak tau wee
Kaginobi: Bisa gitu ya.
total 1 replies
fjshn
mamahnya oon gila sihh
Kaginobi: iya. oon dan gila
total 1 replies
fjshn
maksudnya gimana? menciptakan tapi menghentikan?
Kaginobi: Jadi senjata pemerintahan tuh kan diciptakan oleh ilmuwan jahat, yang berarti tugas D.A.E. yang melawan pemerintahan adalah menghentikan senjata-senjata pemerintahan yang diciptakan oleh si ilmuwan.
total 1 replies
fjshn
binggung aja udah ngelag banget serius
Kaginobi: nanti juga paham.
total 1 replies
fjshn
pengen cakap kotor Sumpill😭
Kaginobi: silakan saja
total 1 replies
fjshn
ngeri yaa
Kaginobi: Iya. ngeri banget
total 1 replies
Siti H
tadi matanya dicongkel, kenapa masih bisa terbuka, Thor?

Tulisanmu bagus, Loh... semoga sukses ya...
ayo, Beb @Vebi Gusriyeni @Latifa Andriani
Siti H: astagfirullah... pantas saja gak dibalas chat kakk
total 7 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!