Syafa dan Ustadz Zhafran menikah karena sebuah perjodohan. Awalnya Ustadz Zhafran menerima perjodohan ini, demi rasa hormatnya kepada Hasan Al Kahfi Ayah dari Syafa yang selama ini menjadi donatur tetap di pondok pesantren Al Inayah tempat Ustadz Zhafran mengajar. Ada rahasia tersembunyi Ustadz Zhafran yang hanya diketahui Abah Alwi dan Ummi Fatimah.
Syafa Nafeeza, seorang gadis berusia 21 tahun. Saat ini dirinya masih duduk di bangku kuliah semester 6 di Universitas Pelita Bangsa. Dirinya kerap berpenampilan seksi dan memiliki sifat angkuh. Dia hanya ingin berkawan dengan golongan kelas atas. Saat ini dirinya telah memiliki kekasih yang bernama Galang Saputra. Rasa khawatir yang dirasa sang Ayah, membuat sang Ayah menjodohkan dirinya dengan seorang laki-laki pilihannya.
Akankah Syafa menerima perjodohan ini? Bagaimana akhir cinta dari perjodohan dua manusia yang memiliki dua sifat yang berbeda? Mampukah Ustadz Zhafran membantu Syafa melakukan hijrah cinta? Yuk ikuti kisahnya dalam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemanggilan Galang dan Natasya
"Lang, Nat, lo di panggil sama ketua jurusan tuh," ujar Cindy. Membuat keduanya bertanya-tanya.
"Ada apa ya? Enggak biasanya, ketua jurusan memanggil kita?" tanya Natasya kepada Galang.
"Gue juga enggak tahu. Ya sudah, kita langsung temui saja yuk ke ruangan dia," ujar Galang.
Jika Galang lebih terlihat santai, Natasya justru terlihat ketakutan dan tegang. Karena selama ini mereka tak pernah berurusan dengan ketua jurusan. Jika bukan untuk urusan pengajuan skripsi. Natasya yakin, pasti ada hal yang penting yang ingin dibicarakan. Tetapi masalahnya apa.
Galang dan Natasya sudah di depan pintu ruangan ketua jurusan mereka. Galang langsung mengetuk pintu ruangan, dan keduanya dipersilahkan masuk ke dalam. Wajah Natasya terlihat pucat, jantungnya berdegup sangat kencang.
"Apa kalian tahu, mengapa kalian dipanggil ke ruangan saya?" tanya Pak Yanto. Wajahnya terlihat tak bersahabat. Menambah kesan horor bagi Natasya. Tatapan ketua jurusannya begitu menakutkan. Galang dan Natasya tampak menggelengkan kepalanya. Karena mereka memang tidak tahu.
"Kalian lihat video ini! Apa kalian tahu siapa pelakunya," ujar Pak Yanto.
Alangkah terkejutnya Galang dan Natasya, saat melihat video di ponsel Pak Yanto. Bahkan saking ketakutannya, Natasya langsung meneteskan air matanya.
"Siapa yang memberikan video itu, Pak?" tanya Galang menyelidik. Dirinya merasa penasaran dengan orang yang melaporkan dirinya.
"Kalian tak perlu tahu. Yang terpenting kalian sudah tahu, kalau kalian adalah pelaku di video ini. Kalian sudah mencoreng nama baik universitas. Bagaimana kalau video syur kalian tersebar keluar? Bisa-bisanya kalian beradegan mesum di kampus. Apa urat malu kalian sudah putus? Kalau kalian memang sudah tak bisa menahannya, lebih baik kalian segera menikah. Buat malu tenaga pendidikan disini saja, karena tak bisa mendidik kalian menjadi manusia beradab," umpat Pak Yanto.
Natasya terlihat tak mampu lagi berkata-kata, air matanya mengalir semakin deras. Bayangan buruk hadir menari dipikirannya.
"Dengan sangat menyesal, tim civitas akademik memutuskan untuk mengeluarkan kalian dari Universitas ini. Kami tidak sudi memiliki mahasiswa dan mahasiswi seperti kalian," ungkap Pak Yanto.
Natasya langsung bersujud di kaki Pak Yanto. Sedangkan Galang terlihat diam, dirinya merasa shock. Bagaimana kalau orang tuanya tahu, kalau dirinya di DO dari tempat dirinya kuliah?
"Percuma saja kamu meminta maaf, semua sudah terjadi. Pihak Universitas sudah mengambil keputusan tegas untuk kalian berdua. Kamu minta saja tanggung jawab sama Galang. Ya sudah, saya rasa sudah cukup saya berbicara dengan kalian berdua. Kalian bisa pergi sekarang dari ruangan saya! Semoga kalian berdua, bisa mengambil hikmah dari kejadian ini," ungkap Pak Yanto.
"Saya mohon Pak, saya yakin orang tua saya akan kecewa dan shock. Jika mengetahui hal ini. Saya mohon Pak, tolong beri saya kesempatan lagi. Kami butuh pendidikan ini, terlebih sebentar lagi saya sudah mau skripsi Pak" ucap Galang memohon. Akhirnya dia buka suara.
Namun, keputusan pihak akademik tak bisa lagi dirubah. Mau tak mau Galang harus menerimanya. Menanggung semua perbuatan yang dia lakukan.
"Sebenarnya siapa yang merekam video aku sama Natasya? Dasar breng*sek! Lo benar-benar menghancurkan masa depan gue!" umpat Galang. Dia merasa tidak terima. Masa depannya hancur, gara-gara video syur dirinya dengan Natasya.
Dengan perasaan malu, Galang dan Natasya keluar dari ruangan menuju kelasnya. Untuk mengambil tasnya. Mereka tak menjawab sepatah katapun, saat teman-temannya bertanya ada apa dengan mereka. Terlebih Natasya masih terus menangis, matanya bahkan terlihat sembab.
Mereka pulang bersama, karena setelah Galang tak memiliki tempat tinggal. Dia menumpang hidup kepada Natasya.
"Pokoknya gue tidak mau tahu, lo harus segera nikahi gue!" ucap Natasya dengan suara yang cukup keras.
"Sudahlah Nat, lo tuh jangan menambah kepusingan gue! Sudah berkali-kali gue bilang, hubungan kita hanya dasar suka sama suka. Bukan karena paksaan, lo tidak bisa memaksa gue untuk menikahi lo," sahut Galang tegas.
"Tapi, kalau gue hamil bagaimana? Saat gue berhubungan sama lo kemarin, gue lupa minum pil KB. Kalau gue hamil gimana? Pokoknya lo harus tanggung jawab!" ucap Natasya dengan diiringi isak tangis sambil memukul-mukul dada bidang Galang.
Nap*su sesaat, kini menghancurkan mereka. Mereka tak berpikir dampak yang akan terjadi, dari perbuatan mereka. Tangis pun tak akan ada artinya, hanya penyesalan yang mereka rasakan.
"Breng*sek! Cepat lo pergi dari sini! Gue tak mau lihat lo lagi!" usir Natasya. Dia sedang terbakar api amarah.
Natasya langsung masuk ke kamar dan memasukkan semua barang-barang Galang dan melemparnya keluar.
"Jika lo tak mau tanggung jawab menikahi gue, lebih baik sekarang lo pergi dari sini! Gue tak sudi, hidup dengan seorang benalu," umpat Natasya.
Satu tamparan mendarat di pipi mulus Natasya. Natasya tampak memegang pipinya yang terasa panas. Hatinya terasa sakit. Galang benar-benar menghancurkannya. Demi ambisinya untuk memiliki Galang, dia harus merasakan menderita seperti saat ini.
"Dasar wanita murahan, sampai kapanpun gue tak akan pernah menikahi lo!" Camkan itu!" umpat Galang sebelum pergi meninggalkan Natasya.
Entah Galang harus kemana. Dia tak mungkin pulang ke rumah orang tuannya. Orang tuannya pasti akan marah besar, jika tahu dirinya dikeluarkan dari kampusnya.
"Aku harus kemana? Andai aku masih bersama Syafa, pasti hidup aku tak akan menderita seperti ini. Aku harus cari pekerjaan dimana? Untuk menyambung aku hidup," ucap Galang dalam hati. Pikirannya saat itu teramat kacau. Dia berjalan kaki menyelusuri jalan. Galang bukanlah orang kaya, dia hanya laki-laki biasa yang menumpang hidup terhadap seorang wanita dengan bermodalkan wajah playboynya. Bergaya seperti dari kalangan borju, padahal tak memiliki apapun.
semangat kakak