NovelToon NovelToon
Kekasih Terpaksa Sang Penguasa

Kekasih Terpaksa Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama
Popularitas:450.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: LatifahEr

Lisle yang baru pindah ke kota Black Mountain menemui banyak masalah. Kepolosannya telah dimanfaatkan oleh orang-orang berhati busuk, seorang teman baru yang hendak menjualnya dan bibi yang menjadikannya sebagai jaminan hutang-hutang. Tanpa sengaja bertemu dan berkali-kali diselamatkan oleh seorang laki-laki bernama Kennard Kent. Belakangan Lisle baru tahu bahwa lelaki itu adalah orang paling berpengaruh di kota Black Mountain. Namun latar belakang Kennard yang luar biasa dan wajah menawannya malah membuat gadis itu ketakutan. Penolakannya pada Kennard membuat lelaki itu makin tertarik dan tidak sabar. Dengan licik akhirnya Kennard berhasil membuat gadis itu berada dalam genggamannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LatifahEr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31. Seseorang Yang Menyukai Lisle

Ralph sadar bahwa dia telah bertaruh terlalu besar untuk Lisle. Tapi memikirkan gadis itu bersama tuan Kent sudah membuatnya gila sejak awal dia mengetahui itu.

Lisle. Lisle. Lisle. Benarkah kau sudah terjerat pesona iblis itu seperti kebanyakan gadis lainnya? Ataukah ada sesuatu yang memaksamu untuk tinggal bersamanya?

Lelaki itu mencengkeram stir dengan kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Dia ingin hari cepat berlalu dan mendengar kabar dari Ray sesegera mungkin.

***

Palm Garden

Kennard baru saja berbicara dengan seseorang di ponselnya.

“Seseorang mencoba menyelidiki tentang hubungan anda dan nona Lisle.” Lelaki di ujung sambungan memberitahu.

“Siapa?” Kennard bertanya dengan nada dingin. Tak mengerti bahwa seseorang tertarik dengan masalah itu. Dia mengira salah satu dari sahabatnya sedang bermain-main karena melihat dari reaksi ketiganya saat pertama kali melihat Lisle. Tatapan menuduh mereka saat itu membuat Kennard sedikit senang. Setidaknya mereka telah salah mengira bahwa Lisle adalah gadis murahan.

“Ralph Caldwin.”

Kennard membuat sebuah senyum sinis di wajahnya. Rupanya gadis kecilnya telah membuat seorang lagi dari penerus lima keluarga ternama Black Mountain jatuh hati. Dia menjadi sangat tertarik untuk mengenal lelaki bodoh yang mencoba bermain-main dengannya. Selama ini dia menutup mata dengan semua yang dilakukan para keluarga itu termasuk tiga sahabatnya Selama tidak bergesekan dengan kepentingannya, dia akan menganggap mereka tidak ada. Tapi sekarang....

Lelaki itu mengangkat wajahnya dari tumpukan berkas di meja kerjanya. Tatapannya langsung jatuh pada sosok mungil di sudut ruangan yang sedang serius mengerjakan sesuatu. Dengan sebuah notebook di pangkuan, Lisle seperti tidak menyadari bahwa dia sedang diperhatikan. Jari-jari lentiknya dengan cekatan mengetikkan banyak kata. Kennard sempat mendengar keluhan gadis itu tentang tugas kuliahnya yang menumpuk.

Waktu pada jam digital di mejanya telah menunjukkan angka sebelas lewat beberapa menit. Kennard bangkit dari duduknya dan beranjak mendekati Lisle.

“Apa masih banyak?” tanya Kennard seraya duduk di sebelah gadis itu.

“He eh.” Lisle hanya menjawab pendek mengiyakan tanpa mengangkat wajahnya dari fokus pada layar.

“Apa tidak bisa dilanjutkan besok? Ini hampir tengah malam,” sambung Kennard lagi. Gadis ini telah berkutat dengan semua tugas kuliahnya sejak Kennard tiba sore tadi. Thomas, pelayannya, bahkan memberitahunya bahwa Lisle telah terlihat sibuk sejak pulang dari kampus. Dia hanya berhenti untuk makan malam lalu kembali meneruskan pekerjaannya.

“Tidak bisa. Ini harus diserahkan besok. Kalau tidak aku tak akan memiliki kesempatan untuk lulus di mata kuliah ini,” ujar Lisle dengan serius. Dia tidak memperhatikan kerutan di kening lelaki yang duduk di sampingnya begitu mendengar jawabannya.

“Hm, mungkin aku bisa meminta dosen itu menundanya lagi untuk beberapa hari.” Kennard bergumam seperti pada diri sendiri.

Lisle terdiam demi mendengar perkataan Kennard. Gerakan jari-jarinya pada notebook terhenti. Dia menoleh pada Kennard sambil berujar, “Sebenarnya untuk tugas besok tinggal sedikit lagi. Tidak sampai setengah jam sudah selesai. Tugas-tugas lain yang masih banyak. Aku bisa mengerjakannya besok.”

Lelaki ini selalu bertindak semaunya. Mentang-mentang memiliki kekuasaan. Lisle yakin jika Kennard mau, dia bahkan bisa menyuruh dosen itu untuk memberi Lisle nilai bagus tanpa mengerjakan tugas. Bukankah Diamond Ritz adalah universitas yang dibangun oleh yayasan milik leluhur keluarga Kent?

“Baiklah. Aku akan menemanimu sampai kau menyelesaikannya.” Kennard meluruskan punggungnya pada sandaran sofa sambil memejamkan mata.

“Eh, tidak perlu. Kau tidurlah dulu. Aku akan ke kamar begitu ini selesai.” Lisle berusaha mendorong lelaki itu untuk meninggalkannya.

“Aku belum mengantuk. Hanya sedikit lelah.” Kennard terlihat tidak ingin pergi. Dia malah menyandarkan kepalanya ke bahu Lisle.

Tidak mengantuk tapi kenapa memejamkan mata? Lisle menggerutu dalam hati. Dia merasa tidak bisa berkonsentrasi dengan kepala Kennard yang bersandar di bahunya. Aroma maskulinnya tercium jelas.

“Lisle, aku dengar ada seseorang yang menyukaimu di kampus.” Kennard tiba-tiba bicara sambil masih memejamkan mata. Suaranya terdengar seolah menanyakan sesuatu hal yang biasa.

“Eh?” Hampir saja Lisle menoleh pada si empunya suara jika tidak ingat begitu dekatnya wajah mereka.

Bagaimana bisa tuan Kent ini mengambil kesimpulan bahwa ada seseorang yang menyukai Lisle? Apakah Kennard menyuruh orang untuk mengawasi dan menyelidiki?

“Apa kau tidak tahu?” tanya Kennard begitu tak mendengar reaksi Lisle yang jelas.

“Tentu saja tidak. Aku baru kuliah sebulan lebih. Mana mungkin ada yang menyukaiku. Lagipula tak akan ada yang menyukai gadis miskin sepertiku....” Lisle teringat bahwa hanya orang-orang dari keluarga kaya yang bisa kuliah di sana. Mana mungkin ada yang mau meliriknya. Lisle tak pernah berpikir bahwa salah satu dari mereka akan menjadi pacarnya.

“Aku  menyukaimu.” Kennard menyahut cepat.

Lisle tidak mengira Kennard akan mengatakan itu. Dia pikir dia takkan bisa lagi berkonsentrasi dengan tugasnya. Adakah rasa suka Kennard adalah rasa suka seorang lelaki pada wanita? Atau sebatas suka pada mainan yang baru dimilikinya?

“Aku harus mem-print ini....” Lisle mencoba mengalihkan pembicaraan. “Bisakah kau bergeser?”

Terdengar gumaman tak jelas, tapi lelaki itu mengangkat kepalanya juga dari bahu Lisle. Gadis itu bangkit sambil berusaha menghindari tatapan lelaki itu lalu mulai mem-print di sebuah meja di ruangan itu.

“Apa belum ada yang mengatakan suka padamu?” Kennard masih mengejar. Dia sendiri tidak mengerti kenapa bisa sepeduli ini.

“Celine pernah mengatakan menyukaiku.” Lisle tersenyum sendiri bermaksud bercanda dengan kata-kata itu, tapi kemudian buru-buru meralat ucapannya ketika dilihatnya wajah serius Kennard. “Maaf....”

Lagipula kenapa laki-laki ini tiba-tiba menanyakan hal aneh seperti itu? Apa dia mencurigai sesuatu? Tidak mungkin ‘kan gara-gara Ralph kemaren mengajaknya makan malam? Itu pun Lisle sudah menolaknya. Mengenai sesuatu yang ingin dibicarakan Ralph, Lisle tak bisa menebak hal yang ingin dikatakan lelaki itu. Tidak mungkin sebuah ungkapan rasa suka. Lisle menggeleng tanpa sadar.

Semua gerak-gerik Lisle tak lepas dari perhatian Kennard. Dia menjadi yakin kalau gadis ini tidak berbohong. Hanya saja dia heran kenapa Ralph ini begitu antusias menyelidiki hubungannya dengan Lisle. Kalau saja gadis itu tahu bahwa seseorang telah mengetahui hubungan mereka, entah akan seperti apakah reaksinya.

***

Lisle menghela napas lega begitu kelas terakhir usai. Dikemasinya semua peralatan tulis dan buku ke dalam tas dan bergegas keluar ruangan. Sebenarnya dia ingin bertemu Celine, tapi kelas gadis sahabatnya itu berakhir lebih awal. Dia juga tidak berharap Celine menunggunya karena Lisle tahu Celine akan buru-buru pergi ke tempat kerjanya. Dengan lemas Lisle meninggalkan kelas Celine yang telah kosong. Dia sengaja mengambil jalan lewat sana tadi.

Dia tak lagi melangkah tergesa-gesa. Dengan pelan disusurinya koridor yang mulai surut dari keramaian hingga sebuah belokan ke arah taman di belakang kampus. Seseorang tiba-tiba menarik lengannya dan membawanya ke sisi yang tak mudah terlihat oleh orang yang berlalu-lalang. Lisle nyaris terpekik kalau tidak segera mengenali orang itu.

1
Bzaa
ngarep banget ada extra part-nya otor 😄
kopi sudah otewe ya
Bzaa
salam juga otor sehat sll 😘
Bzaa
cemburu buta si tuan bucin 🤣
Bzaa
belajar makin dewasa les
Bzaa
Kasina Steve jdi serba salah 😄
Bzaa
lisle.... 😍💪
Bzaa
jgn2 Steve awalnya suka sama lisle , ato sama Andra😉
Bzaa
aamiin ya Robbal'alamin
Bzaa
cepat sehat lagi Celine
Bzaa
wahhhh si Celine.... knp jdi berubah
Bzaa
yah lisle kena jebakan
Bzaa
yah ada lagi si bert, Mao ngapain kali tuh orang gangguin
eka abud
lanjut
Bzaa
semoga Celine baik2 aja
Bzaa
sweet....
Bzaa
semangat 💪😘
Bzaa
bikin penasaran..lanjuty
Bzaa
keren nn
Bzaa
jgn sampe Celine jdi jahat karena iri ya tor... kasian lisle
Bzaa
wkwkkw kekuatan cemburu.. datanglah 😃😄🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!