You'Re Mine

"Bara kenapa kau melakukan semua ini? Jika memang kau berniat membantu, maka bantulah keluargaku tanpa harus menjadikan aku istri keduamu." Lea menghela napasnya dengan lelah, karena belum ada dua puluh empat jam dirinya sudah mendapatkan begitu banyak kejutan.

Yang pertama datangnya seorang Bara Klopper, yang kedua mengetahui kehamilan Arneta, yang ketiga terbongkarnya bahwa selama ini pria brengsek itu selalu mengikuti dirinya, dan yang terakhir yang sangat membuatnya terkejut adalah kabar perusahaan keluarganya yang tengah mengalami krisis.

"Lea Richard di dunia ini tidak ada yang gratis sayang." Bara mengusap wajah Lea dengan lembut.

"Kau itu gila Bara." Umpat Lea dengan kasar.

"Ya aku gila, karena tergila-gila padamu."

"Ah, kau sangat menyebalkan dan aku sangat membencimu." Teriak Lea.

"Tapi aku mencintaimu." Bara ingin mengecup bibir Lea, namun wanitanya justru menghindar hingga kecupan itu berlabuh di pipinya.

"Kau mencintaiku? Tapi kau juga mencintai Arneta? Sungguh julukan the jerk pantas disematkan padamu."

"Aku memang the jerk, kau tidak lupakan?" Bara menarik satu sudut bibirnya dengan tatapan mata yang menyorot tajam kedua manik mata Lea. "Tapi ada yang harus aku koreksi sedikit, yang aku cintai hanya satu yaitu kau Lea Richard! Tidak ada yang lain."

"Oh ya ampun Bara, kau pikir aku percaya dengan kata-kata mu itu?" Lea tertawa sinis.

"Terserah kau mau percaya atau tidak, tapi itu kenyataannya." Ucap Bara tak peduli.

"Kalau kau mencintaiku dan tidak mencintai Arneta, mana mungkin kau menikahinya hingga membuatnya hamil."

Bara diam tidak menjawab perkataan Lea.

"Lihat! Kau tidak bisa menjawabnya bukan?" Lea tersenyum sinis.

"Untuk apa aku menjelaskannya, kalau pada akhirnya kau tidak akan percaya pada apa yang aku katakan. Sama persis ketika kau mendengar tentang Perusahaan Richard." Bara melepaskan rangkulannya, membiarkan wanita itu lepas dari pangkuannya. "Tapi satu yang harus kau tahu aku hanya mencintaimu."

"Sudah cukup omong kosong ini! Aku ingin pulang, dan ingat jangan pernah muncul lagi dihadapanku!"

"Bukan aku yang akan muncul di hadapanmu, tapi kau yang akan datang menemui ku!" Ucap Bara dengan penuh percaya diri.

Lea memilih pergi begitu saja tanpa menggubris perkataan Bara, karena ada hal yang lebih penting yang harus dilakukannya yaitu mencari tahu kebenaran tentang perusahaan keluarganya.

Sementara itu Bara yang masih berada di dalam apartemen, hanya duduk diam dengan seloki ditangannya. Ia terus menatap kearah depan tanpa menyadari Arneta yang masuk ke dalam dengan sejumlah barang belanjaan di tangannya.

"Sayang bantu aku!" pinta Arneta dengan manja, sembari berjalan menghampiri suaminya.

"Ck, diam dan jangan menganggu ku!" ucap Bara dengan tegas dan dingin.

"Kau itu kenapa sayang? Pasti ini ada hubungannya dengan Lea?" Arneta tersenyum sinis sembari menaruh barang belanjaannya. "Lebih baik kau lupakan wanita itu, dan mulailah semuanya dari awal bersamaku dan anak kita." Arneta mengusap perutnya yang buncit.

"Anak kita?" Bara menyeringai tipis. "Sejak kapan anak selingkuhan mu menjadi anakku?"

"Sejak kau menikahiku." Arneta ingin memeluk Bara, namun pria itu justru menghindar darinya.

"Aku menikahimu hanya sampai anak itu lahir, dan setelah itu kita melakukan tes DNA agar semuanya jelas!" Bara lalu pergi dari tempat tersebut tanpa mempedulikan Arneta yang berteriak memanggilnya.

"Sial! Kau pikir semudah itu menyingkirkan ku? Setelah semua yang aku rencanakan sampai datang menemui Tuan Klopper. Kau salah besar Bara, aku masih punya banyak cara untuk tetap menjadi istrimu walaupun harus berbagai dengan Lea." Gumam Arneta dalam hati.