ketika kita ingin melupakan masa lalu namun itu sulit, padahal itu semua yang membuatnya sakit hati setelah 5 tahun dia menghindar dari segala urusannya dengan masa lalu apa jadinya jika takdir justru menuntunnya bertemu dengan org yang selama ini ingin dia hindari.
apa dia akan menemukan kebahagiaan atau akan terluka untuk yg kedua kalinya?
ini karya pertama ku mohon dukungannya teman-teman
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sriiwidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16
Kisah Andreas dan Lidya
Lidya baru melihat Andreas mengamuk seperti itu, hanya gara-gara sebuah undangan yang di kirim mereka ke alamat rumah wanita yang bernama Hanna. Lidya penasaran bagaimana rupa wanita itu sampai Andreas sendiri begitu mencintainya.
Pernikahan mereka akan berlangsung Lima hari lagi, tapi sikap Andreas masih begitu dingin pada dirinya. Lidya akan berusaha untuk membuat Andreas jatuh cinta padanya.
Pernikahan berlangsung cukup meriah banyak tamu yang datang namun Andreas tidak mengundang teman-teman nya. Yang datang hanya kenalan kedua orang tua pengantin laki-laki dan perempuan, dan teman dari Lidya.
Bu Ratih sempat protes saat Andreas tidak mengundang siapapun namun ancaman Andreas mampu membuat ibunya diam.
acara selesai sore Andreas sudah menempati rumah barunya yang tidak jauh dari rumah kedua orang tua Andreas. Bu Ratih beralasan jika dekat dia bisa berkunjung melihat menantunya atau sebaliknya.
Tidak ada kegiatan malam pertama seperti pengantin lainnya, bahkan Andreas memilih tidur terpisah dengan Lidya. Lidya yang melihat itu sakit hati tapi dia bisa apa.
Hingga pernikahan berjalan 5 bulan tidak pernah sekalipun Andreas memperlakukan nya seperti istri, jika sarapan pun mereka tidak terlibat obrolan apa.
Suatu hari Bu Ratih mengunjungi menantu nya yang kebetulan Andreas masih belum pulang kerja. Bu Ratih mendengarkan keluh kesah menantunya tentang kelakuan anaknya.
"Udah itu mah gampang nanti Mama yang atur biar dia bisa jadi milik kamu." ungkap Bu Ratih. Lidya tentu saja tersenyum mendengarnya. Setidaknya dia masih mendapatkan dukungan dari mertuanya.
Malam hari sekitar habis magrib Bu Ratih kembali lagi ke rumah Andreas. Lidya pun menyambutnya dengan senang, Karena jujur dia merasa kesepian apalagi hari ini Andreas belum pulang di telpon hp nya pun tidak Aktif.
"Ini Mama bawa obat, nanti kamu kasihkan saat Andreas pulang." ujar Bu Ratih seraya mengangsurkan kresek kecil berwarna hitam.
"Tapi gimana caranya aku ngasih ini ke Andreas mah?" Tanya Lidya bingung.
"Ya alesan aja ngasih minum, atau nanti minta ke bi Tuti pas Andreas minta air kamu masukin dulu ini ke dalamnya." jelasnya lagi. Lidya Tampak mengangguk senang.
Yang mereka tidak tahu hidup Andreas sekarang jadi berantakan sering mabuk-mabukan. Untung saja pelarian nya hanya sebatas minuman. Andreas pulang ke rumah jam 10 malam, di lihatnya lampu sudah mati semua. Andreas duduk di kursi ruang tamu. Memijat kepalanya yang terasa berdenyut.
Tiba-tiba terdengar suara langkah mendekat dan lampu ruang tamu menyala. Ada Lidya disana sambil membawa minuman, yang bikin Andreas naik pitam adalah gaun malam yang di gunakan Lidya.
"Ngapain kamu pake baju kayak gitu? Mau goda saya, saya gak bakalan pernah tergoda sama kamu." sengit Andreas, meskipun dia mabuk dia masih sadar.
" Enggak aku cuma mau nawarin kamu minum mas, ya udah nih minum dulu aku tinggal ke kamar lagi ya." jelas Lidya, sambil meletakan gelas di atas meja. Dia tidak benar-benar pergi dia memperhatikan Andreas dari belakangan lemari kaca.
Andreas yang tidak menaruh curiga sama sekali langsung menghabiskan minum nya karena tenggorokan nya terasa kering. Andreas malah membayangkan Ziah hadir di samping nya sambil tersenyum ke arah nya, senyum yang selama ini Andreas rindukan.
"Aku rindu kamu Zi. Aku minta maaf." racaunya, Andreas merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Dia mengingat sesuatu.
" Dasar Lidya kurang Ajar." geramnya di saat dia mencoba menekan gairah di tubuhnya.
Andreas berjalan sedikit sempoyongan menuju kamarnya, Lidya mengikuti nya dari belakang dan Andreas tidak menyadari itu. Andreas langsung masuk ke kamar mencopot jaket yang di pakainya dan melemparkannya ke sembarang arah. Dia melangkah masuk ke kamar mandi menyalakan shower untuk membasahi tubuhnya setidaknya itu bisa meredakan gairah yang mulai memuncak.
Andreas tersentak saat sebuah tangan melingkar di perutnya, Dia berbalik dan melihat Lidya yang memeluknya. Andreas mencoba menyingkirkan tangan Lidya yang sudah meraba tubuhnya. Andreas mencoba sadar jangan sampai dia melakukan hal gila dengan Lidya.
Namun sepertinya Lidya tidak membuang kesempatan, dia tahu Andreas sudah tersiksa karena menahan gairahnya. Lidya terus meraba dada bidang Andreas lalu turun ke bawah perut Andreas, Lidya bisa merasakan sesuatu yang mengeras di bawah sana. Andreas sudah tidak berdaya di bawah guyuran Air shower Dia bercumbu dengan Lidya, Lidya mejikat telinga Andreas lalu turun ke leher hingga dia melumat bibir Andreas awalnya Andreas menolak ciuman itu namun karena pengaruh obat dia membalas mencumbu Lidya dia mencium rakus bibir Lidya yang sudah memerah karena ulahnya,
ini bukan pertama kali Lidya berciuman jadi dia lebih bisa mengimbangi Andreas. Satu persatu kain yang membungkus tubuh keduanya di lantai kamar mandi. Andreas menjilati leher lalu turun ke area dada Lidya, Lidya mendesah di saat aktivitas nya dengan Andreas kian memanas.
Dan terjadilah peristiwa yang selama ini Lidya inginkan. Setelah mandi dan berganti baju Andreas merangkak naik ke kasur nya dia mulai terlelap karena kepalanya pusing bahkan seluruh badannya terasa remuk. Dia juga tidak sadar kalau Lidya ikut tidur di kasur yang sama dengannya.
Pagi menjelang Andreas terbangun dari tidurnya, dia mulai mencerna Apa yang terjadi semalam. Hingga dia tersadar dari lamunannya saat Lidya masuk sambil membawakan sarapan.
"Sarapan dulu mas, gak usah berangkat ngajar dulu. Kamu pasti capek kan?" tanyanya sambil tersenyum manis. Namun Lidya tidak tahu kalau sekarang Andreas sedang menahan emosinya. Lidya membawa sarapan ke arah Andreas yang masih duduk di atas kasur. Baru saja Lidya sampai di hadapannya Andreas langsung membanting nampan yang berisi bubur ayam dan satu gelas susu. Pecahan mangkuk dan gelas berceceran di atas lantai Lidya tersentak saat Andreas melakukan itu.
"Mas kamu kenapa?" tanya Lidya kaget, bahkan dia sedikit berteriak.
"Lo masih bisa nanya gua kenapa? Lu gak sadar apa yang udah lu lakuin, jangan pura-pura bego depan gua lu. Satu hal lagi jangan pernah injakan lagi kau loe di kamar gua." Teriak Andreas. Dia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Lidya menangis atas kejadian ini, dia kira Andreas akan luluh setelah mereka melakukannya. Namun dugaannya salah Andreas malah semakin membencinya. Lidya menghampiri bi Tuti yang lagi beres-beres rumah.
"Bi saya minta tolong, itu bersihin pecahan gelas di kamar Andreas, tadi gak sengaja ke senggol sama sama." pinta Lidya begitu sampai di hadapan bi Tuti.
Padahal bi Tuti mendengar pertengkaran yang terjadi di antara majikannya namun ia tidak berani ikut campur. Lidya masuk ke kamar menangisi kehidupan pernikahannya.
Setelah kejadian itu Andreas jadi jarang di rumah kalaupun ke rumah dia akan pulang larut malam. Jika Lidya bertanya tidak pernah ia hiraukan. Dua bulan kemudian Lidya dinyatakan hamil, Lidya kira dengan berita kehamilan ini Andreas akan kembali membuka hati untuk nya namun sepertinya tidak.
Lidya hanya bisa memendam semuanya sendiri, dia tidak lagi menceritakan kelakuan Andreas kepada mertuanya.
