NovelToon NovelToon
Touch Me!

Touch Me!

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest
Popularitas:29.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: dewi wahyuningsih

Sebuah rasa cemburu, membuatku melakukan hal yang paling gila. Aku nekat meniduri seorang pria yang sedang koma.

Tahun berlalu dan kini, ada sosok kecil yang membuatku hidup dalam kebahagian. Hingga suatu hari, sosok kecil yang tak lain adalah anakku dan pria yang koma waktu itu, membawaku kembali.

Kembali ke kehidupanku yang dulu. Tempat dimana, aku akan memulai kisah yang baru dari lingkungan yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Detektif Nathan

Vanya terus saja menghela nafas sembari terus mengingat Nathan kecil yang tidak bisa ia bohongi. Setelah perdebatan kecil yang mereka lakukan, Nathan kecil akhirnya memilih untuk mengunci diri didalam kamar. Tersisa Vanya diruang tengah ditemani cake yang belum sempat ia dan Nathan nikmati.

" Haih......! apa sudah waktunya menghadapi kenyataan? Nathan kecilku, Ibu mu ini tidak bisa memberitahu yang sebenarnya. Kau pasti akan memberi Ibu label wanita gila. " Gumam Vanya sembari memandangi cake nya.

" Kalau begitu, ayo kita hadapi kenyataan. Sampai kapan Ibu akan menjadi pengecut?! " Vanya terperanjak dan langsung memutar tubuhnya. Wajahnya pucat pasi saat melihat Nathan kecil berdiri dibalik punggungnya. Entah dari kapan dan sudah pasti mendengar semuanya kan?

Vanya yang mulai gugup mencoba menyeimbangkan dirinya. " Kau, sejak kapan ada di situ?

" Sejak tadi.

" Apa?! kau mendengarnya?

" Bahkan helaan nafas Ibu juga sangat jelas di telingaku.

" Itu, tadi Ibu asal bicara.

" Ibu masih ingin berbohong ya?! " Nathan kecil menatap Vanya tajam. Lagi-lagi, tak henti-hentinya Vanya berbohong batinnya.

" Tidak kok. " Vanya mulai berbicara dengan nada memelas. Siapa tahu Nathan kecil tidak akan membahasnya lagi.

Nathan melipat kedua lengannya dan meletakkan di dadanya. " Ibu, mari kembali ke negara asal dan menghadapi kenyataan.

" Apa?! " Vanya bangkit dari duduknya. " Menghadapi kenyataan? " Yang benar saja, dia sudah jauh-jauh kabur dari kenyataan dan sekarang anaknya akan membawa kembali kepada kenyataan yang membuatnya ngeri sendiri.

" Tidak bisa! tidak mau! tidak akan! tidak boleh! pokoknya, tidak. Tidak. Tidak. " Vanya berteriak histeris sendiri. Membayangkan jika suatu hari Nathan mengetahui aib yang sudah ia sembunyikan selama bertahun-tahun.

" Benarkah? " Nathan kecil menyeringai licik. Wajahnya sudah seperti detektif yang telah mengetahui kebohongan seorang tersangka. Ayolah, tatapan seperti ini siapa yang tidak akan gugup?.

" Ja, jangan menatap Ibu begitu. " Vanya merinding ngeri. Anaknya baru berumur empat tahun. Tapi mengapa, cara dia menatap orang yang berbohong sangat menakutkan batinnya.

" Jadi? " Kata-kata singkat ini, adalah kata-kata ancaman untuk Vanya. Vanya harus tahu langkah apa yang paling tepat saat ini.

" Ibu, Ibu akan melakukan apa yang kau mau. " Vanya memalingkan wajah agar tak menunjukkan wajah yang rasanya ingin menangis sekencang-kencangnya.

Ya Tuhan. Kau memberikan putra yang sangat pintar dan tampan. Aku benar-benar bersyukur. Tapi, bisakah jangan terlalu pintar? aku tersiksa. Hua... hua...Buatlah dia mirip sepertiku. Lucu dan menggemaskan.

" Ibu, jangan menarik kata-katamu. " Masih dengan wajah yang mengancam.

" Jangan bicara lagi. " Vanya kembali ke posisi awal. Duduk dan menatap kue ulang tahun yang Nathan kecil berikan.

Nathan berjalan dan duduk dihadapan Vanya. " Ibu, ayo kita makan kue nya. " Vanya terperangah melihat ekspresi Nathan kecilnya yang tiba-tiba berubah drastis. Wajah yang tadi terlihat garang dan menakutkan, kini justru terlihat sebaliknya. Benar-benar seperti tokoh binatang anime yang menggemaskan.

Tuhan, apa kau langsung mengabulkan doa ku? dia menjadi sangat lucu dan menggemaskan. Tuhan kau sangat baik.

Vanya tersenyum sembari mengangguk. Mereka mulai menikmati potongan demi potongan cake nya.

" Ibu aku sudah tidak sanggup lagi. " Nathan kecil menyenderkan tubuhnya sembari mengelus perut yang terasa sangat penuh dengan cake.

" Ibu juga. " Vanya juga berada di posisi yang sama.

" Ibu, bukankah lebih menyenangkan jika ada Ayah? kue ulang tahun lbu pasti tidak akan terbuang kan?

" Iya, itu ada benarnya.

" Lalu? kenapa Ayah tidak pernah ada saat aku dan Ibu merayakan hari ulang tahun?

" Huh!..." Vanya bangkit dari posisinya dan menatap Nathan yang masih terlihat kekenyangan.

" Dengar, Ibu tidak berbohong tentang ini, Ayahmu benar-benar sudah tiada. Ibu bersumpah. Jika dia masih hidup, Ibu pasti akan membawanya pulang dan tinggal bersama kita.

Nathan membenahi posisi duduknya. " Jadi aku memang tidak punya Ayah ya? bahkan photo pun tidak ada. Aku benar-benar anak yang malang.

Vanya berpindah posisi dan duduk disebelah Nathan. Memeluk dan mencium keningnya.

" Ini salah Ibu. Maaf.

Nathan melingkarkan kedua tangannya di tubuh Vanya. " Ini bukan salah Ibu. Aku janji, aku akan menggantikan Ayah. Aku akan melindungi dan mencintai Ibu selamanya. " Nathan mengeratkan pelukannya.

" Terimakasih.

" Ibu, ayo kita kembali ke negara asal.

" Nathan, masalah itu,

Nathan mengendurkan pelukannya. Menatap Vanya penuh keyakinan. " Ibu, percayalah kepadaku. Ibu tidak perlu takut menghadapi kenyataan. Mulai hari ini, aku tidak akan bertanya tentang masa lalu Ibu. Apapun yang terjadi pada Ibu dimasa lalu, hanya ingatlah kenangan indah. Mari kita ciptakan kebahagiaan kita sendiri. Ayo kita kembali, Ibu.

Vanya tersenyum dan mengangguk. kembali memeluk Nathan. " Apa kau tahu? semua kebahagiaan Ibu ada padamu. tapi, jika suatu hari kau mengetahui sesuatu yang buruk tentang Ibu, maka,.

" Cukup Ibu. Apa yang Ibu katakan? baik atau buruknya Ibu, Ibu adalah Ibuku. Aku menyayangimu. Aku tidak perduli apapun.

Vanya tak menyadari jika ia meneteskan air mata

bahagianya.

Tuhan, terimakasih. Selalu terimakasih. Aku tidak takut apapun lagi. Selama putraku bersamaku, aku tidak akan takut apapun. Lindungilah selalu putraku.

SATU MINGGU KEMUDIAN

" Wuah...... ! Jadi begini ya suasana di negara kita? " Nathan membuka kaca mobilnya dan bersorak kegirangan.

Vanya mengusap rambut tebal Nathan. " Kau sangat senang ya?

" Tentu. Negara ini sangat subur. Kita tidak perlu menggunakan baju hangat lagi.

Vanya tersenyum senang melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah putranya.

***

Vanya dan Nathan sudah sampai disebuah apartemen yang ia sewa untuk sementara.

" Ibu, beristirahatlah. Aku akan membereskannya. " Ucap Nathan sembari memindahkan beberapa box kecil ke dalam kamar.

Vanya menahan tawanya. " Ayolah putra kecilku. Ibu tidak lelah sama sekali.

" Ibu, kau ingin memilih Ayah untukku? maksut ku, Ayah baru.

Vanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. " Akan Ibu pikirkan.

Nathan menghentikan kegiatannya. " Ibu harus ingat tiga hal. Ini adalah syarat penting untuk menjadi Ayahku. Yang pertama kaya. Yang kedua kaya. yang ketiga tampan.

Eh? " Pft....! itu terlalu sempurna. Mana mungkin tipe seperti ini mau dengan Ibu mu yang seperti ini. " Ujar Vanya sembari mengibaskan telapak tangan. Yang benar saja, mencari tipe seperti itu, bagaikan menguras air di lautan.

" Apa salahnya? Ibu adalah yang paling cantik lucu imut dan baik hati. Ibu adalah Ibu terbaik di alam semesta.

Alam semesta? nak, ibumu ini adalah seorang cabul. Kau adalah bukti dari sifat cabul ku.

DUA HARI KEMUDIAN

Vanya dan Nathan duduk disebuah kafe karena telah membuat janji dengan sahabat dekat Vanya.

" Vanya! " Suara sahabat Vanya yang sudah lama tak ia dengar. Vanya mencari arah sumber suara lalu melambaikan tangan saat pandangan mereka bertemu. " Vanya aku merindukan mu. " Ucap Devi. Sahabat terdekat Vanya. Mereka saling memeluk melepas rindu.

" Aku juga merindukanmu. Ayo lah, kita sudah berpelukan cukup lama. Ayo kita duduk.

" Ok. " Devi menatap Nathan intens.

" Ini, anak siapa? " Jari telunjuk Devi menuju ke arah Nathan.

" Anakku. " Ucap Vanya.

" Apa?!

" Iya.

" Bagaiman bisa?

" Ayolah, akan ku jelaskan nanti. Aku datang untuk menanyakan tentang tawaran darimu. Aku sudah memikirkannya. Aku akan melamar kerja ditempat mu bekerja.

Sudah panjang lebar Vanya berceloteh tapi, mata Devi masih saja terus menatap Nathan yang juga menatapnya tanpa ekspresi.

" Vanya, wajah anakmu. dia, semakin ku perhatikan, wajahnya semakin mirip dengan Presdir baru di perusahaan ku.

To Be Continued.

1
Ce Line
thor Poto emak bapaknya mana🤔🤔🤔
Ce Line
🤣🤣🤣
Ce Line
thornyal lucu deh😂😂😂
Metta Widyasmara
Luar biasa
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
terlalu naif kamu lexi...
Muna Junaidi
😂😂😂😂
Miyagi Mitsui
sakit ya jadi vanya
Miyagi Mitsui
menarik
sherly
riweh terlalu banyak ngomong sendiri dlm hati
sherly
oh Nathan sweet banget sih
sherly
betul tu Nathan...
sherly
Luar biasa
sherly
hancurrr hahahahaha
sherly
Lexi cinta buta membuatmu selalu membantu Gaby padahal kalo Gaby jadian Ama nath kamu yg akan sakit..
sherly
kayaknya otak Lexi nih lagi digadaikan, nath itu tau kamu suka Ama Gaby, apakah kamu sanggup liat nath bermesraan dgn Gaby, kesel mana kamu liat Gaby dicuekin apa lg mesraan Ama nath... oh Lexi yg polos plus oon
sherly
kocak banget si Vanya nihlah
sherly
hahahahah lucu ya ibu dan anak nihlah
sherly
vanyaaaa kamu lucuuuuu deh
sherly
tau aja si Nathan kalo ibunya lagi nyari alasan
sherly
malang betul nasibmu Vanya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!