Arkan, seorang pria kaya dan berkuasa dengan kepribadian yang dingin dan suka mengontrol orang lain, terjebak dalam permainan cinta dengan Aisyah, seorang wanita muda yang cantik dan berani. Aisyah memiliki tujuan tertentu untuk Arkan, dan ia akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya.
Arkan memiliki rencana untuk Aisyah, tetapi seiring berjalannya waktu, ia mulai merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Aisyah. Ia mulai mempertanyakan perasaan dirinya sendiri dan mencoba untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam hatinya.
Aisyah sendiri juga memiliki rahasia yang tidak diketahui oleh Arkan. Ia memiliki tujuan untuk membalas dendam kepada orang yang telah menyakiti keluarganya, dan Arkan menjadi bagian dari rencananya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhamad Wirdan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Saya berjalan keluar dari gedung Arkan, merasa sedikit lega bahwa pertemuan kami telah berakhir. Saya tidak tahu apa yang Arkan inginkan, tapi saya yakin bahwa saya harus berhati-hati.
Saya mengambil ponsel saya dan memanggil seseorang. "Halo, saya butuh bantuan," saya katakan dengan suara yang pelan.
Suara di seberang telepon menjawab dengan suara yang tenang. "Apa yang terjadi, Aisyah?"
Saya memandang sekeliling, memastikan bahwa tidak ada yang mengawasi. "Saya pikir Arkan curiga," saya katakan dengan suara yang pelan. "Saya butuh kamu untuk meningkatkan keamanan saya."
Suara di seberang telepon menjawab dengan suara yang tenang. "Sudah saya lakukan. Kamu akan aman."
Saya mengangguk, merasa sedikit lebih tenang. "Terima kasih," saya katakan dengan suara yang lembut.
Saya berjalan menuju mobil saya, merasa sedikit lebih waspada. Saya tidak tahu apa yang Arkan inginkan, tapi saya yakin bahwa saya harus siap untuk apa pun.
Saya masuk ke dalam mobil dan memulai mesin. Saat saya akan pergi, saya melihat Arkan keluar dari gedung, memandang saya dengan mata yang tajam.
Saya merasa sedikit gugup, tapi saya tidak menunjukkan. Saya tersenyum, lalu melambaikan tangan kepada Arkan. "Sampai jumpa lagi," saya katakan dengan suara yang lembut.
Arkan tidak menjawab, hanya memandang saya dengan mata yang tajam. Saya merasa sedikit tidak nyaman, tapi saya tidak menunjukkan. Saya mengemudi mobil saya pergi dari tempat itu, merasa sedikit lebih waspada.
Apa yang sebenarnya Arkan inginkan? Apakah dia tahu tentang rahasia saya? Saya tidak tahu, tapi saya yakin bahwa saya harus siap untuk apa pun.
Saya mengemudi mobil saya dengan hati-hati, memantau jalan di belakang saya untuk memastikan bahwa saya tidak diikuti. Saya tidak tahu apa yang Arkan inginkan, tapi saya yakin bahwa saya harus berhati-hati.
Setelah beberapa menit, saya tiba di sebuah kafe kecil di pinggiran kota. Saya memarkir mobil saya dan masuk ke dalam kafe, mencari seseorang yang saya kenal.
Saya melihat seseorang yang saya cari, seorang wanita dengan rambut hitam dan mata yang tajam. Saya berjalan menuju ke arahnya dan duduk di seberangnya.
"Apa yang terjadi?" tanya wanita itu dengan suara yang pelan.
Saya memandang sekeliling, memastikan bahwa tidak ada yang mengawasi. "Saya pikir Arkan curiga," saya katakan dengan suara yang pelan. "Saya butuh kamu untuk membantu saya."
Wanita itu mengangguk, lalu mengeluarkan sebuah folder dari tasnya. "Saya sudah menyiapkan rencana untuk kamu," katanya dengan suara yang tenang. "Kamu harus siap untuk apa pun."
Saya mengangguk, merasa sedikit lebih tenang. Saya tahu bahwa saya bisa mempercayai wanita ini. "Terima kasih," saya katakan dengan suara yang lembut.
Wanita itu tersenyum, lalu memandang saya dengan mata yang tajam. "Kita harus berhati-hati," katanya dengan suara yang pelan. "Arkan tidak seperti yang kamu pikirkan."
Saya merasa sedikit tidak nyaman, tapi saya tidak menunjukkan. "Apa yang kamu maksud?" saya tanya dengan suara yang pelan.
Wanita itu memandang saya dengan mata yang serius. "Arkan memiliki rahasia yang besar," katanya dengan suara yang pelan. "Dan saya pikir kamu harus tahu tentang itu."
Saya merasa sedikit penasaran, tapi saya tidak bisa bertanya lebih lanjut karena wanita itu berdiri dan meninggalkan kafe. Saya memandang ke sekeliling, merasa sedikit tidak nyaman. Apa yang sebenarnya terjadi? Dan apa yang Arkan sembunyikan?