NovelToon NovelToon
Sistem Suara Hati Yang Rusak

Sistem Suara Hati Yang Rusak

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Sistem / Time Travel / Romansa / Masuk ke dalam novel / Reinkarnasi / Tamat
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: putee

elara adalah seorang "pengganggu" yang tiba-tiba terlempar ke dalam dunia novel fantasi dan dipaksa oleh sebuah entitas kejam bernama Sistem 'Eros' untuk menyelesaikan Misi Utama: Merebut hati Pangeran Rayden, Pemeran Utama Pria yang terkenal dingin dan misterius. Kegagalan berarti kehancuran total.

Berbekal panduan misi yang kaku dan serangkaian taktik romantis klise, Elara memulai penyerbuannya. Namun, sejak pertemuan pertama, System 'Eros' mengalami bug besar: Pangeran Rayden kini dapat mendengar setiap pikiran, komentar sinis, rencana kotor, dan bahkan sumpah serapah Elara yang tersembunyi jauh di dalam hatinya.

Tiba-tiba, setiap pujian yang Elara lontarkan terdengar palsu karena Rayden mendengarnya menambahkan, "Semoga dia tersedak tehnya," dalam hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4: Interogasi di Balik Tembok

Perjalanan singkat kembali ke Kastil Astrea terasa seperti keabadian bagi Elara. Ia mempertahankan fokus mental pada "nasi putih," "awan," dan "warna biru," tetapi setiap kali ada celah, pikirannya akan diserang oleh pertanyaan yang lebih pribadi.

"Bagaimana cara kerja Sistem ini? Apakah aku akan terjebak di sini selamanya? Apakah dia benar-benar mendengar setiap kata? Bisakah aku makan nasi goreng di dunia ini?"

Setiap kali itu terjadi, Rayden akan mengeluarkan dengusan kecil dari belakangnya.

"Ya, kami punya nasi," bisik Rayden di telinganya saat mereka mendekati gerbang utama. "Dan, tidak, Anda tidak akan terjebak. Setidaknya, itulah yang Anda harapkan."

Elara menutup matanya rapat-rapat. Dia benar-benar harus berhenti memikirkan hal-hal yang penting.

Mereka tiba di halaman utama. Beberapa pengawal dengan zirah berkilauan segera menghampiri, membungkuk dalam-dalam kepada Pangeran.

"Yang Mulia, Anda kembali terlambat. Apakah ada masalah?" tanya Kapten Pengawal, tatapannya sedikit curiga pada Elara yang bersembunyi di balik tubuh Rayden.

"Tidak ada masalah," jawab Rayden dingin. "Lady Kaelin sedikit tersesat. Dia adalah tamu pribadiku malam ini. Pastikan tidak ada yang mengganggunya. Dan buatkan kamar tamu yang nyaman di dekat kamar utama."

"Kamar tamu di dekatnya? Kenapa tidak jauh saja? Agar aku bisa merencanakan strategiku tanpa didengar! Dia pasti mencoba memata-mataiku lebih mudah! Tapi setidaknya aku tidak tidur di rumput lagi. Syukurlah!" Elara bersyukur dalam hati.

Rayden turun dari kuda dengan anggun, lalu membantu Elara turun. Begitu kakinya menyentuh tanah, ia buru-buru menjaga jarak.

"Saya akan mengantarmu ke kamar Anda, Lady Kaelin," kata Rayden, nadanya kembali formal.

[Poin Cinta: 3%. PUP menunjukkan perhatian. Lanjutkan strategi bersikap 'rapuh namun mandiri'.]

Mereka berjalan melalui koridor kastil yang luas, dihiasi permadani mahal dan lukisan para leluhur yang tampak menatap Elara dengan penghakiman.

"Jadi, tentang 'kecelakaan' yang Anda sebutkan," Rayden memulai, memecah kesunyian yang tebal. "Jika saya bisa mendengar pikiran Anda, artinya kebohongan verbal tidak ada gunanya. Mari kita coba kejujuran."

Elara menelan ludah. "Kejujuran tentang apa, Yang Mulia?"

"Anda berpikir bahwa Anda adalah 'Pengganggu' dari 'Sistem' yang meminta Anda untuk mendapatkan 'Poin Cinta' dari saya. Ini terdengar seperti omong kosong gila," kata Rayden dengan nada menganalisis, seolah sedang memecahkan teka-teki kuno. "Tapi, pikiran Anda sangat konsisten. Beritahu saya, apa yang akan terjadi jika Anda gagal mendapatkan hati saya?"

Elara langsung membeku. Ini adalah pertanyaan yang mengancam jiwanya, dan dia tidak boleh berbohong.

"Aku tidak bisa memberitahunya! Jika dia tahu aku bisa dihilangkan, dia mungkin akan menggunakannya untuk keuntungannya sendiri. Aku harus mengalihkan pembicaraan. Pikirkan bunga! Bunga mawar! Bunga mawar itu indah, merah dan berduri, sama seperti kepribadianku!"

"Bunga mawar?" ulang Rayden, menghentikan langkahnya. Ia berbalik, menatap Elara dengan mata yang tidak lagi geli, melainkan tajam seperti pisau. "Anda akan mengalihkan pembicaraan dari ancaman kematian Anda dengan memikirkan tanaman kebun?"

Elara merasakan kepalanya sakit. "Baiklah! Jika aku gagal, aku akan... dihapus dari realitas ini!" katanya, memejamkan mata dan mengucapkan kebenaran itu dengan cepat, seolah itu adalah kutukan.

Keheningan kembali mendominasi. Kali ini, bahkan Rayden tampak terkejut.

[Poin Cinta: -10%. Peringatan! Peningkatan ancaman. Rayden kini mempertimbangkan untuk menjauh. Segera tunjukkan kelemahan manusiawi.]

"Dihapus?" Rayden mengulang, suaranya sedikit lebih rendah. "Seperti... Anda mati?"

"Tidak hanya mati," Elara membuka mata, melihat ketidakpercayaan di wajahnya. "Aku akan lenyap, seolah aku tidak pernah ada. Dan System bilang aku harus mencapai 100% Poin Cinta untuk menghentikan itu."

Rayden terdiam selama beberapa saat. Dia memproses informasi yang absurd ini. Elara bisa melihat roda gigi berputar di otaknya.

"Dia tidak percaya padaku. Tentu saja dia tidak percaya. Siapa yang akan percaya pada cerita seperti ini? Aku harus bersikap tulus, tapi tidak terlalu tulus. Aku harus meyakinkannya bahwa aku hanyalah boneka yang ketakutan."

"Saya mengerti," kata Rayden akhirnya, melanjutkan langkahnya. "Jadi, Anda mendekati saya, dan memikirkan hal-hal sarkastik tentang saya, dan memikirkan 'poin cinta' karena Anda takut pada... penghapusan."

"Ya," bisik Elara, merasa lega karena dia tidak menyangkalnya. "Saya tahu ini kedengaran gila, Yang Mulia. Tapi... saya benar-benar tidak ingin menghilang."

Rayden berhenti di depan pintu kayu berukir. "Ini kamar Anda." Ia menoleh, tatapannya kini lebih lembut, dan itu membuat Elara lebih gugup daripada saat ia bersikap dingin.

"Saya akan meminta seseorang membawakan makanan dan pakaian ganti. Mengenai cerita Anda..." Rayden menjeda, dan Elara menahan napas. "Saya tidak akan menolaknya. Pikiran Anda, yang saya dengar, terlalu jujur untuk sekadar kebohongan. Selamat malam, Lady Kaelin. Saya akan membiarkan Anda tidur."

[Poin Cinta: +8%. Total: 1%. Reaksi Positif. PUP menunjukkan empati. Misi stabil.]

Saat Elara hendak melangkah masuk, Rayden menghentikannya dengan suara yang pelan.

"Oh, satu hal lagi, Lady Kaelin," katanya. "Mulai sekarang, ketika Anda memanggil saya 'Yang Mulia' secara lisan, saya tahu pikiran Anda akan segera menambahkan, 'Pria dingin yang merepotkan dengan aura keagungan yang tidak perlu.' Jangan repot-repot. Anda bisa memanggil saya Rayden, setidaknya dalam pikiran Anda."

Rayden tersenyum sedikit lagi, lalu pergi tanpa menunggu jawaban Elara. Elara hanya bisa berdiri di ambang pintu, menyadari bahwa Pangeran Rayden baru saja secara resmi mengizinkannya untuk menghinanya dalam hati.

Ini benar-benar awal dari kekacauan yang akan terjadi.

1
aku
sistem koplak, ngasih info nya lambat 🤣🤣🤣 udh malu bgt itu 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!