Bagaimana jadinya kalau niat hati hanya ingin membantu malah di pintai menjadi ibu bagi anak yang baru kamu kenal belum ada 24 jam?
Ingin tau bagaimana keseruan dan ceritanya, mari merapat sayang. kita baca bareng bareng, siapkan kopi😄😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rmauli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
0004
“dan ya, karena kamu sudah tau semuanya sekarang kamu tanda tangan disini dan keluar dari rumah ini.” Ucap Andre tenang sambil menghempaskan surat wasiat ke depan Zela yang mana sebelumnya sudah di siapkan. Yenti dan Elsa yang melihat itu tersenyum puas, hal yang sudah lama mereka tunggu tunggu akhirnya terwujud juga.
“baiklah karena itu kemauan anda akan saya turuti tapi percayalah karma itu ada tuan, akan saya pastikan apa yang sekarang saya beri akan kembali kepada saya dan saya pastikan hal yang akan saya beri ini yang akan menghancurkan hidup kalian” kata Zela dengan tenang sambil menanda tangani surat tersebut yang membuat raut kepuasan terpancar dari wajah ketiga orang tersebut.
“sekarang kamu keluar dari rumah saya dan ingat jangan membawa apapun dari dalam rumah kami kecuali itu adalah milik yang kamu punya.” Usir Yenti yang angkat suara
“tanpa kau perintahkan pun aku akan pergi dari rumah ini dan akan saya pastikan saya akan kembali lagi ke rumah ini saat saya akan menendang kalian dari dalam rumah saya ini” ucap Zela sambil berjalan ke kamarnya
Di dalam kamar Zela menatap nanar rumah yang menjadi saksi bisu semua perjuangan, tumbuh kembang, dan tempat untuk berteduh untuk Azela. Setelah puas menatap seisi kamar, Zela mulai membereskan pakaiannya dan juga membawa beberapa foto kebersamaan azela beserta ibunya. Setelah selesai Zela menuruni tangga menuju keruang tamu yang di mana ketiga manusia itu sudah menunggu dengan tidak sabar
“sudah siap? sekarang pergilah”usir Andre
Zela datang mendekat kepada mereka bertiga dan memberikan beberapa kartu yang pernah di berikan papanya
“ini adalah kartu yang pernah anda berikan kepada saya hari ini akan saya kembali kepada anda serta kunci mobil yang juga pernah saya terima dari anda. selebihnya akan saya bawa benda benda yang saya beli sendiri dengan uang saya juga pemberian mendiang ibu, oma dan opa saya. Nanti akan ada orang yang saya suruh yang akan mengambil semuanya, saya juga ingin mengucapkan terima kasih telah menampung saya selama bertahun tahun. Terimakasih telah memberikan saya pelajaran dan luka yang sangat banyak. Saya pamit, jaga kesehatan anda dan jangan terlalu memaksakan diri akan pekerjaan.” Kata Zela sambil mulai melangkahkan laki nya sambil menyeret kopernya menjauh dari ruang tamu sambil menahan air mata nya agar tidak tumpah.
Setelah kepergian Zela. Yenti, Andre , dan Elsa tertawa bahagia tapi Andre juga merasa sedih dan kehilangan tapi langsung ditepis oleh Andre.
“ngapain juga aku harus sedih dia pergi dari rumah ini seharusnya aku bahagia Karena rencana ku sejak dulu memanglah hanya menginginkan harta dari nara. sudah seharusnya aku menikmati nya karena hama itu sudah berhasil aku tendang dari tempat yang memang seharusnya milikku sejak dulu. " Gumam Andre dalam hati
Didalam mobil Zela. Zela mengendarai mobilnya menuju rumah yang pernah dibelikan Nara ibu kandung Zela sebelum kecelakaan itu merenggut nyawa sang mama dan rumah itu tidak diketahui oleh Andre. Rumah yang cukup luas dengan tingkat 2 berwarna gold yang berada dikawasan elit juga tapi berbeda arah dari rumah mereka yang dulu.
Zela memasuki rumah pemberian mamanya kepada ya dan langsung masuk naik kelantai dua menuju kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya dikasur empuk nya.
“uh sangat melelahkan fisik dan mental” ucap Zela menghembuskan nafasnya dengan panjang, Zela mulai menitihkan air mata yang sedari tadi dia tahan hingga dia menangis sesenggukan mengingat setiap ucapan yang keluar dari mulut papa kandungnya tersebut, mengingat setiap kata demi kata yang keluar dari mulut sang papa yang membuat hatinya terasa tersayat dan hancur atas pengakuan sang papa. Zela juga mulai mencurigai kematian sang mama tersayang yang mati dalam sebuah kecelakaan. Apakah papa nya juga yang dengan teganya membunuh sang mama atau itu memang kecelakaan murni. Tapi melihat bentuk nya kecelakaan itu juga sepertinya kecelakan yang direncanakan.
Zela kembali mengingat momen terakhir dia bersama sang mama saat iya berusia 8 tahun…..
flashback…
“ Zela …Zela kemari lah nak, mama ingin mengajakmu ke suatu tempat ” ajak Nara kepada Zela kecil
“ mama mau ajak Zela kemana ma ? ” Tanya Zela kecil
“ ada deh, sekarang putri cantik mama siap siap gih nanti keburu sore sayang ” kata Nara dengan lembut sambil mengusap rambut Zela dengan sayang
“ baik komandan ” ucap Zela sambil menghormat seperti pasukan tentara sambil tertawa renyah di ikuti Nara sambil geleng geleng kepala melihat kelakuan anak yang sangat dia sayangi itu
“ Zela, tidak terasa nak kau sudah tumbuh besar sekarang mama tidak tau apakah bisa mama melihatmu tumbuh lebih besar lagi nak. Tidak tau mengapa akhir akhir ini aku hanya ingin menghabiskan waktu untuk Zela dan mama papa. seperti aku merasa akan pergi jauh saja dari muka bumi ini, uhppps sudah lah untuk apa aku berlarut larut begini.” Keluh Nara sambil menghembuskan nafasnya dengan berat.
“ mama, Zela sudah siap yuk kita pergi ” seruh Zela sambil menuruni tangga dengan tergesa gesa
“ Zela pelan pelan nak. ” Ucap Nara sambil berjalan kearah Zela. Mereka pun langsung pergi ketempat yang ingin mereka tujuh setelah mereka menaiki mobil.
Di sepanjang perjalanan Zela hanya bersandar dengan manja di paha sang mama. dan nara mengusap usap rambut Zela dengan sayang. Selang 15 menit tibalah mereka dikawasan perumahan elit dan tidak sampai 10 menit mereka sudah tiba di depan rumah berwarna gold berlantai 2 yang tidak kalah mewahnya dibanding rumah mereka sebelumnya dengan halaman yang cukup luas juga.
“ mama ini rumah siapa ? ” Tanya Zela sambil melihat rumah dan berbalik melihat mama nya
“ ini rumah Zela yang mama beli khusus untuk putri cantik mama ini ” jawab Nara tersenyum sambil menggandeng tangan Zela memasuki rumah baru itu setelah memarkirkan mobil yang mereka pakai tadi.
“ untuk Zela? Sedangkan Kita sudah punya rumah ma ” Tanya Zela
“ sini nak, mama mau bicara sama Zela ” ucap Nara menarik lembut tangan Zela menuju sofa yang ada di ruangan tamu
“ sayang , semua makhluk hidup yang ada di muka bumi pasti akan mati dan kembali kepada nya. Begitupun dengan kita, Zela dan mama. kita hanya tidak tau ajal itu kapan datang nya menghampiri kita. Mama memberikan rumah ini kepada Zela hanya berjaga jaga jika suatu saat mama yang terlebih dahulu di panggil untuk datang kehadapan nya, putri mama sudah memiliki tempat berteduh selain rumah kita, jadi bila ada suatu saat ada orang orang baru yang datang kedalam rumah kita atau orang baru itu menyakiti Zela, Zela boleh datang kemari tanpa sepengetahuan orang itu dan bila putri mama sudah tidak tahan lagi berada di rumah itu, Zela bisa datang kemari. ” Ucap Nara lembut dengan suara tercekat